Tulisan Berjalan

NIKMATILAH PEKERJAANMU NISCAYA KAMU AKAN MENEMUKAN KEBAHAGIAAN YG TERPENDAM

Jumat, 19 Agustus 2016

Empat Penyusup Ditangkap Petugas Haji Daker Mekkah

Author:  Posted on 7:54 am
Jemaah dari Indonesia kloter pertama sudah mulai berdatangan ke Mekkah sehingga kepadatan kota makin terasa. Di pondokan pun demikian, jemaah lalu lalu lalang masih mengenakan pakaian ihram untuk ibadah umrah. Semua sama, masih mengenakan pakaian umrah. Saat demikian, empat orang tidak dikenal masuk ke pondokan jemaah. Sontak dinterogasi lalu ditahan karena diduga penyusup ke pemondokan haji Indonesia di Pemondokan 806, Jarwal, Mekkah, Arab Saudi.
Pihak Kepala Seksi Perlindungan Jamaah (Linjam) Daerah Kerja (Daker) Makkah, Wagirun Tupan Towinangun, menuturkan awalnya petugas Linjam Sektor 08 melihat empat orang yang mencurigakan. Keempatnya turun dari mobil dengan kondisi sudah berpakaian ihram. Mereka mengaku petugas haji, kata Wagirun setelah apel upacara pagi di kantor Daker Makkah, Jarwal, Makkah, Arab Saudi, Jumat (19/08/2016).
Dengan berlagak seperti normalnya petugas haji, keempatnya langsung berbaur dengan jamaah kloter SOC-01 yang saat itu baru datang dari Madinah pada Kamis (18/08/2016) siang. Situasinya saat itu kacau karena jemaah baru turun, katanya.
Namun, petugas linjam sektor terus menempel keempatnya. Ketika ditanya, keempat orang asal Indonesia itu memberikan jawaban yang berbelit-belit dan berubah-ubah.  ”Awalnya mengaku petugas sektor, lalu ngakunya petugas daker,” katanya. “Mereka ngaku orang Kemenag, tapi orang Kemenag tak ada yang tahu.”
Ketika petugas sektor sedang menanyai mereka, pihak Maktab (lembaga yang mewakili Arab Saudi dalam urusan haji) menelepon pihak kepolisian.”Kita belum sempat menginterogasi maksud kedatangan keempatnya, karena polisi sudah datang dan langsung menahan mereka,” katanya. “Dugaan sementara adalah penyusupan.”
Mengantisipasi hal tersebut agar tidak terjadi lagi, Wagirun mengingatkan agar para jemaah harus lebih solid dan saling mengenal satu sama lain sehingga tahu jika ada penyusup atau orang asing tak dikenal.
Sebelumnya jamaah telah dihimbau untuk tidak menerima tamu di kamar hotel. Juga agar setiap kerabat yang berkunjung diharapkan diterima di lobi hotel mengingat setiap pemondokan telah difasilitasi dengan lobi.
Hal ini juga mempertimbangkan dari setiap kamar yang menampung lebih dari satu jemaah, jadi himbauan untuk tidak menerima tamu di kamar juga ditujukan agar tidak mengganggu kenyamanan jemaah lain.
Pada kesempatan yang sama Wagirun juga mengimbau jamaah untuk tidak melakukan foto selfie di fasilitas-fasilitas strategis Arab Saudi dan mematuhi tanda-tanda dilarang berfoto. Hal ini dilakukan agar Jemaah haji tidak berurusan dengan pihak aparat keamanan.
“Ini untuk menghindari berurusan dengan aparat,” katanya.

Kamis, 18 Agustus 2016

Romanus Minta Simpatisannya Dukung Fredy-Sularso



Mantan Bupati Merauke, Romanus Mbaraka sedang memberikan arahan kepada masyarakat di halaman rumahnya. Jubi/Frans L Kobun
Merauke, Jubi – Ratusan warga di lingkungan Brawijaya dan simpatisan Romanus Mbaraka memadati halaman di depan rumahnya untuk mengikuti  syukuran bersama pada Hari Ulang Tahun (HUT) Proklamasi Kemerdekaan RI ke-71  semalam. Sekaligus pembagian hadiah berupa uang dari beberapa mata lomba yang telah diselenggarakan  beberapa hari sebelum.

Mantan Bupati Merauke, Romanus Mbaraka mengingatkan kepada semua orang agar memberikan dukungan kepada Bupati-Wakil Bupati Merauke, Frederikus Gebze-Sularso untuk memimpin daerah ini lima tahun ke depan. Tidak perlu lagi membangun perbedaan politik. Semuanya telah selesai.

“Rakyat di 179 kampung, delapan kelurahan dan 20 distrik,  telah memberikan dukungan kepada Freddy-Sularso. Olehnya,  mereka harus di dukung memimpin Merauke dengan baik, agar daerah ini tidak hancur,” katanya dalam sambutannya pada Rabu (17/8) malam,



Romanus menegaskan  kegiatan yang dilakukannya,  tidak ada nuansa politisnya. Namun semata-mata untuk syukuran HUT Proklamasi RI. “Beberapa waktu lalu, warga di lingkungan di sekitar Jalan Brawijaya  datang dan meminta agar kalau dapat, ada kegiatan menjelang HUT kenegaraan,” tuturnya.

“Saat itu, saya merespon dan meminta ibu-ibu melakukan kegiatan apa saja yang bisa melibatkan anak-anak hingga orang dewasa. Jadilah perlombaan seperti lari karung, gigit sendok, gaplek, futsal serta beberapa kegiatan lain,”  katanya.

Dari hasil perlombaan tersebut, jelas Romanus, mereka yang keluar sebagai juara diberikan hadiah berupa uang.

Salah seorang Warga Merauke, Johan Pakage mengatakan, sosok dari Mantan Bupati Merauke, Romanus Mbaraka tidak akan pernah dilupakan rakyat. “Jadi, wajar saja ketika ada syukuran seperti begini tidak hanya melibatkan lingkungan, namun simpatisan maupun massa fanatik, meskipun hanya mendengar dari orang lain, mereka pasti akan datang,” tegasnya. (*)

Sabtu, 11 Juni 2016

Ternyata Dalil Larangan Dzikir Berjamaah Tidak Shahih



Ternyata Dalil Larangan Dzikir Berjamaah Tidak Shahih

 Posted on November 24, 2015 by  Ustadz Dzorif Bin YahyaTernyata Dalil Larangan Dzikir Berjamaah Tidak ShahihOleh : Ustadz Dzorif Bin Yahya?Atsar Ibnu Mas`ud tentang larangan dzikir bersama itu tidak shahih !Di antara dalil yang dijadikan dasar argumentasi untuk menolak berzikir bersama adalah atsar dari sahabat Ibnu Masud ra. Dikisahkan bahwa Ibnu Masud melihat suatu kaum berdzikir bersama-sama dalam suatu majlis dengan suara keras dalam masjid kemudian beliau menyebut mereka sebagai pelaku bid`ah dan memerintahkan untuk mengusir mereka dari masjid.Mari kita lihat tanggapan para ulama mengenai atsar ini.Syaikh Ibnu Hajar al-Haitsami mengomentari atsar tersebut :وَأَمَّا ما نُقِلَ عن ابْنِ مَسْعُودٍ أَنَّهُ رَأَى قَوْمًا يُهَلِّلُونَ بِرَفْعِ الصَّوْتِ في الْمَسْجِدِ فقال ما أُرَاكُمْ إلَّا مُبْتَدِعِينَ حتى أَخْرَجَهُمْ من الْمَسْجِدِ فلم يَصِحَّ عنه بَلْ لم يَرِدMengenai apa yang dinukilkan dari sahabat Ibnu Mas`ud bahwa beliau melihat suatu kaum bertahlil dengan suara keras di masjid kemudian berkata, “Aku yakin kalian adalah ahli bid`ah.” Kemudian beliau mengusir mereka dari masjid. Atsar ini tidak benar berasal dari beliau dan tidak datang yang seperti itu. (Fatawa Fiqhiyah Kubro)Imam Munawi mengatakan hal yang hampir serupa, beliau berkataوأما ما نقل عن ابن مسعود من أنه رأى قوما يهللون برفع الصوت في المسجد فقال ما اراكم إلا مبتدعين وأمر بإخراجهم فغير ثابت. وبفرض ثبوته يعارضه ما في كتاب الزهد لأحمد عن شفيق بن أبي وائل قال هؤلاء الذين يزعمون أن عبد الله كان ينهى عن الذكر ما جالسته مجلسا قط إلا ذكر الله فيه ، وأخرج أحمد في الزهد عن ثابت البناني : إن أهل الذكر ليجلسون إلى ذكر الله وإن عليهم من الآثام مثل الجبال وغنهم ليقومون من ذكر الله ما عليهم منها شئ اه.Adapun yang dinukilkan dari sahabat Ibnu Mas`ud bahwa beliau melihat suatu kaum bertahlil dengan suara keras di masjid kemudian berkata, “Aku yakin kalian adalah ahli bid`ah.” Kemudian beliau memerintahkan untuk mengusir mereka. Atsar ini tidak tsabit (tetap). Kalau pun kita anggap atsar ini tetap, Atsar ini bertentangan dengan yang diriwayatkan dalam kitab Zuhud milik Imam Ahmad dari Syaqiq bin Abi Wa`il berkata, “Mereka berpikir bahwa Abdullah melarang dari suatu dzikir, sungguh tidaklah aku berkumpul dengannya dalam satu perkumpulan pun kecuali disana dilakukan dzikir kepada Allah.” Imam Ahmad juga meriwayatkan, dari Tsabit al Banana, “Sesungguhnya ahli dzikir mereka duduk untuk berdzikir kepada Allah. Ketika itu mereka memiliki dosa seperti gunung Lalu sungguh mereka berdiri dalam keadaan tidak memiliki sedikut pun dosa. (Faidhul Qodir)Imam Suyuthi berkomentar tentang atsar tersebut :هذا الأثر عن ابن مسعود يحتاج إلى بيان سنده ، ومن أخرجه من الأئمة الحفاظ في كتبهم وعلى تقدير ثبوته فهو معارض بالأحاديث الكثيرة الثابتة المتقدمة وهي مقدمة عليه عند التعارض ،Atsar dari Ibnu Masud ini perlu diteliti sanadnya dan siapa yang mengeluarkan daripada imam hufadz di kitab-kitab mereka. Kalau pun kita kira-kirakan atsar ini ada maka ia bertentangan dengan hadits-hadits shohih yang banyak dan tetap yang terdahulu. Maka hadits hadits tersebut didahulukan ketika terjadi pertentangan. (al Hawi)Al-Alusi mengomentari atsar tersebut :لا يصح عند الحفاظ من الأئمة المحدثينIni tidak shohih menurut para hafidz daripada para imam ahli hadits. (Ruhul Maani)Maka jelaslah sudah bahwa berdzikir berjamaah bukan suatu bidah. Sangat tendesius jika kita menggunakan satu dalil lemah untuk meruntuhkan banyak dalil-dalil shohih.Bahkan, melihat betapa besarnya ganjaran yang diberikan bagi mereka yang berkumpul untuk berdzikir, maka perkumpulan dzikir itu dihukumi sunnah dan dianjurkan. Al Imam Nawawi mengatakan :اعلم أنه كما يُستحبُّ الذكر يُستحبُّ الجلوس في حِلَق أهله، وقد تظاهرت الأدلة على ذلكKetahuilah bahwa sebagaimana disunahkan untuk berdzikir begitupula sunah hukumnya duduk di halaqoh (perkumpulan) dzikir, sungguh dalil-dalil telah saling menguatkan mengenai hal ini (Adzkar Nawawi)

Rabu, 18 Mei 2016

Mekkah Heboh, Seorang Turis Parkir Sepeda di Dalam Masjidil Haram


Seorang pekerja asing di Mekkah tiba-tiba membuat heboh dunia maya, pasalnya beredar foto dirinya yang hendak memasukkan sepeda ke dalam Masjidil Haram. Tindakannya ini langsung mendapat pencegahan dari petugas penjaga pintu masuk, namun pria ini terus memberikan pernyataan bahwa ia hendak memarkirkan sepeda di dalam mesjid karena takut dicuri orang. Peristiwa ini terjadi pada Selasa pagi (17/05/2016) seperti disiarkan Saudi Gazette hari ini.
Asykar yang menjaga di depan pintu masjid langsung memberikan penjelasan mengenai aturan-aturan baku yang harus ditaati sebelum memasuki Masjidil Haram. Peristiwa ini akhirnya mengundang Batiy selaku Direktur Administrasi Pintu Masjidil Haram, untuk angkat bicara, “Pria itu hendak memasukkan sepedanya ke dalam mesjid karena takut dicuri orang, padahal sudah terdapat aturan-aturan yang berlaku saat hendak masuk dan keluar Masjidil haram,” ujarnya.
Yang dilarang dibawa masuk ke Masjidil Haram tertulis jelas, antara lain: clothes with indecent illustrations, heavy machinery, utensils and accessories, suitcases, soft drinks, mattresses and sleeping materials, all types of food, cameras and mobile beds.
Meskipun pria itu nekat hendak memasukkan sepedanya, namun petugas penjaga pintu masuk, memberikan penjelasan bahwa masjid ini suci tidak diperbolehkan memasukkan sepeda demi menjaga kebersihan tempat ibadah. Setelah mendapat keterangan ini, akhirnya pria berkaos merah itu dapat mengerti alasan pelarangan tersebut.
Sampai saat ini, identitas pria bersepeda itu masih dirahasiakan oleh asykar Masjidil Haram,  mereka hanya menjelaskan bahwa pria tersebut adalah ekspatriat yang sedang menjadi turis yang hendak memasuki masjid dan memarkirkan sepedanya di dalam masjid agar tidak hilang.

Senin, 04 April 2016

Empat Kunci tak Tergoda Dunia Ala Hasan al-Bashri

SELASA, 5 APRIL 2016 AYO SEMANGAT SEKALIPUN MENDUNG SEHARIAN, TRIMS BAUT YG SDH MAMPIR BACA ARTIKEL INI !!!


 Ribuan jamaah mengikuti doa bersama saat acara Dzikir Nasional 2015  di Masjid At-Tin, Jakarta, Kamis (31/12).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Ribuan jamaah mengikuti doa bersama saat acara Dzikir Nasional 2015 di Masjid At-Tin, Jakarta, Kamis (31/12). (Republika/Raisan Al Farisi)
REPUBLIKA.CO.ID, Imam Hasan al-Bashri (w 728 M), tokoh sufi terkemuka pada era tabiin ini terkenal dengan teori-teori tasawufnya yang menekankan zuhud, tidak tergantung pada kehidupan dunia.
Tokoh yang dilahirkan di Madinah pada masa pemerintahan Umar bin al-Khatab ini, ketika itu, berada pada era dengan tingkat keprofanan. Tak sedikit masyarakat yang hidup tenggelam dalam hiruk pikuk dan gemerlap duniawi.
Pemilik nama lengkap Abu Sa'id al-Hasan ibn Abi al-Hasan Yasar al-Bashri ini  pun mengajak umat untuk mengamalkan zuhud, dan berhasil mempertahakan kezuhudunnya. Bahkan, ia termasuk salah satu pioner peletak dasar-dasar zuhud dalam ilmu tasawuf. 
Lantas, apa sajakah kunci yang membuat sosok yang wafat Bashrah, Irak, pada Jumat 5 Rajab 110 H (728 M) di usia 89 tahun itu, berbagi kiat empat kesuksesan zuhud dari kehidupan dunia.
Suatu saat, seorang muridnya pernah bertanya, apa sajakah langkah-langkah sukses menujuh kezuhudan atas dunia. Hasan al-Bashri menjawab,” Ada empat kunci kezuhudan yaitu:
(1) Aku tahu bahwa rezeki tidak akan diambil orang lain, maka hatiku tenang. (2) Aku sadar, amal ibadahku tidak dikerjakan siapapun, maka aku mengerjakannya sendiri. (3) Aku sadar, Allah senantiasa mengawasiku, aku pun malu akan Ia melihatku bermaksiat. (4). Aku sadar, kematian selalu menantiku, aku pun persiapkan bekal untuk menghadap-Nya.”