Tulisan Berjalan

NIKMATILAH PEKERJAANMU NISCAYA KAMU AKAN MENEMUKAN KEBAHAGIAAN YG TERPENDAM

Jumat, 08 Januari 2016

( H. SYAM ) NYARIS AKU TERDANPAR DI KUALA LUMPUR

Kuala Lumpur adalah tempat transit kami disaat melaksanakan ibadah Umrah suatu kota yang sejak lama saya ingin lihat dan rasakan walau sejenak. Ketika berangkat dari bandara Halim dgn pesawat Air Asia sblm ke Madinah Arab Saudi kami transit beberapa jam di Bandara KualaKuala Lumpur. Disana kami bergabung dgn Jamaah Umrah Malaysia. Setelah Magrib kami berangkat dgn pesawat yg begitu besar 2 lantai, dgn jamaah 900 lebihlebih. Subhanallah manusia yg bgt banyak ditambah bagasi kami terbang ke bandara MadinahMadinah.

Singkat cerita ketika kami pulang dari Umrah kami transit lagi di Kuala Lumpur bahkan nginap semalam disebuah hotel di kota Kuala Lumput. Setelah selesai mkan malam di hotel aku ambil kunci kamar untuk 2 org namun pada akhirnya saya sendiri saja krn temanku lbh senang kumpul2 di kamar teman lain. Saya pikir lbh baik lagi krn sy bisa tdr sambil nonton tv sesuai keinginan saya. Tapi apa yg terjadi,  saya tdk perhatikan jam,  ternyata sdh pagi saya kira msh tengah malam,  sementara dibawah sana sdh sibuk hitung2 di dlm bis msh kurang 1 org siapa gerangan. Sedangkan pesawat pagi hrs sdh take off ke Makassar. Ketika mereka tahu bhw yg kurang itu adalah saya,  barulah hp berdering dan aku turun dari lift 


Kamis, 07 Januari 2016

TIGA IBADAH YG DIWASIATKAN RASULULLAH SAW

Rasulullah SAW tidak hanya menyeru umatnya untuk mengerjakan ibadah wajib semata. Beliau juga mengimbau pengikutnya supaya melakukan ibadah sunah. Banyak  hadits menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling tekun dan rajin mengerjakan ibadah sunah. Bahkan saking seringnya, Beliau khawatir bila umatnya mengira ibadah yang dilakukannya itu sebagai sebuah kewajiban.

Kekhawatiran Nabi Muhammad SAW ini merupakan bentuk kearifan dan kebijaksanaannya. Tampaknya, Beliau paham betul dengan kondisi umatnya dan tidak mau terlalu membebani mereka. Dalam sebuah kasus, Nabi Muhammad SAW juga pernah menegur seorang sahabat lantaran beribadah secara berlebih-lebihan yang pada akhirnya menyiksa dirinya sendiri. Semisal teguran Nabi kepada sahabat yang berpuasa sepanjang hari.

Di antara amaliah sunah  yang dianjurkan Nabi SAW adalah shalat witir sebelum tidur, puasa tiga hari di setiap bulan, dan shalat dhuha. Keterangan ini diambil dari hadis riwayat Abu Hurairah yang juga dikutip oleh Imam al-Baihaqi dalam kitabnya Fadhail Awqat:

عن أبي هريرة قال: أوصاني خليلي صلى الله عليه وسلم بثلاث: الوتر قبل النوم وصيام ثلاثة أيام من كل شهر وصلاة الضحى

“Abu Hurairah berkata, ‘Kekasihku Nabi Muhammad SAW mewasiatkan tiga hal: witir sebelum tidur, puasa tiga hari di setiap bulan, dan shalat dhuha.’”

Ketiga ibadah ini merupakan wasiat langsung dari Nabi SAW kepada Abu Hurairah. Tentunya ibadah ini tidak dikhususkan untuk Abu Hurairah, tetapi siapa pun bisa mengerjakannya.

Sesungguhnya tiga ibadah yang diwasiatkan Nabi SAW ini terbilang ringan dan mudah dikerjakan. Hanya saja butuh sedikit konsistensi dan semangat agar lebih terbiasa. Semoga kita mampu menjadikan ibadah tersebut sebagai rutinitas harian dan bulanan. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)

Minggu, 03 Januari 2016

Sepertinya…, Selangkah Lagi Ahok Masuk Islam …?


Sepertinya…, Selangkah Lagi Ahok Masuk Islam …?
Islam InstituteJanuari 2nd, 2016, 9:18 pmNo comment 27 views★★★★★
Islam-Institute, JAKARTA  – Ahok akan masuk Islam? Baru-baru ini gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahya Purnama yang akrab disapa Ahok bikin pernyataan mengejutkan. Hal ini karena terkait dengan agama yang dianutnya, Kristen.

Tetapi sebenarnya bukan masalah itu yang menarik di sini, tetapi ternyata Ahok memiliki pemahaman yang sangat baik terhadap Islam, lebih dari itu karena pemahaman Ahok mengenai Islam secara horizontal sudah dalam taraf aplikatif, bukan cuma teoritis. Mungkin yang kurang dari Ahok, dia belum mengaplikasikan sisi vertikalnya, yaitu bersahadat dan shalat, mungkin itu kekurangannya. Dilihat dari sikapnya yang Islami, bisa jadi selangkah lagi Ahok masuk Islam, mungkinkah?

Berikut ini adalah tulisan tentang Ahok yang ditluis oleh Denny Siregar, dengan judul “Tamparan Ustadz Ahok”.  Ahok di mata Denny Siregar lebih dari sekedar apa yang dilihat kebanyakan orang, tulisannya sangat menarik untuk dibaca. Semoga bermanfaat….



‘Tamparan’ Ustadz AHOK
Saya ketawa sendiri membaca komentar-komentar di status “Agama Iwak Peyek”.

Pembukaan kata di alinea pertama, “Kristen ajaran konyol..” cukup membuat banyak orang meledak otaknya.

Karena sudah meledak, maka alinea-alinea selanjutnya sudah tidak sanggup lagi mereka baca dengan jernih. Matanya buram karena amarah, egonya seperti dicakar-cakar oleh srigala, jarinya gemetar mengetik mengeluarkan isi hatinya yang terbakar, giginya gemeletuk dan gerahamnya krenyot-krenyot.

“Bajingan ! Ini namanya menghina agama gua!” Mereka lalu membaca paragraf berikutnya dan ternyata itu pernyataan dari seorang Ahok, seorang Kristen pulak. “Wah, yang ngomong bukan Islam ternyata. Tapi kenapa kok Ahok ngomong Kristen ajaran konyol? Apa maksudnya?”

Sudah gak jelas bagi mereka isi statusnya, karena otak mereka fokus pada kata “Kristen ajaran konyol..” Akhirnya karena lapar dan lelah, mereka mengambil kesimpulan bahwa Ahok sedang mengambil simpati umat Islam.

Dan yang menarik ada yang mengambil kesimpulan bahwa pengetahuan agama Ahok dangkal, seolah-olah dia pengetahuan agamanya dalam.

Ahok itu bagi sebagian kecil muslim yang sadar dan haus akan mutiara, seperti saya, adalah seorang guru mengaji.

Mengaji dari kata dasar kaji. Meng-kaji. Di Islam sendiri, membaca al-Qur’an lebih dikenal dengan mengaji, karena isinya betul-betul harus dikaji, bukan hanya dibaca, supaya tidak gagal paham.

Kajian yang dahsyat dari Ahok adalah perbuatannya yang sangat Islam. Ia membongkar belantara kemunafikan yang diusung oleh para anggota DPRD DKI dan jajaran-jajaran pemda yang seperti serigala lapar tapi berjubah merak. Ia bukan saja garang membantai sarang kucing garong yang bersekutu dengan tikus got, ia juga menghancurkan sistem yang sudah mereka bangun sejak lama dan berpesta-pora dengannya.

Bukan itu saja. Ia juga menampilkan wajah yang lembut dengan memanusiakan warga kampung pulo, menempatkan mereka di hunian yang layak. Ia membangun mesjid megah. Ia memberangkatkan haji dan umrah puluhan penjaga masjid. Ia adalah seorang Kristen.

Kajian Ahok sungguh menampar muka-muka kami yang muslim yang hanya bisa membaca al-Qur’an dengan nada yang indah, sibuk ritual ke masjid dan tempat ziarah, tapi sangat sulit berfungsi kepada sesama manusia. Kajian Ahok sungguh membuat pipi kami panas merona karena malu yang sangat, karena kami meng-klaim bahwa kami muslim tapi kami tidak paham apa itu arti Islam.

Ahok mengajari kami meng-kaji kembali sunnah-sunnah Nabi dan firman-firman Tuhan, yang selama ini hanya sebatas klaim “kembali kepada al-Qur’an dan sunnah”. Ahok memerintahkan kami meng-kaji kembali kitab suci kami yang berisi banyak kebaikan kepada semua umat manusia tanpa memandang siapa dan apa agamanya dia. Ahok menceramahi kami bahwa konsep “rahmat bagi semesta alam” jangan hanya menjadi slogan mimpi yang diusung, tapi menjadi pondasi dalam hubungan sosial kepada sesama manusia.

Setiap kami merasa bahwa kami khatam dan paham, Ahok menampar kami kembali sehingga kami tertunduk lagi dan membuka kembali halaman demi halaman al-Qur’an.

Sesudah semua pelajaran yang membuat kami malu semalu-malunya, Ahok berkata dengan lantang, “Kristen itu ajaran konyol…”

Kenapa Ahok berkata seperti itu? Bukankah itu sama saja menghina agamanya? Kenapa ia tidak bilang, “Islam itu ajaran konyol.. ” Kenapa ia membuka diri untuk diserang orang seagamanya yang pendek sumbunya dan para pendeta yang buncit perutnya? Kenapa?

Kembali lagi kami membuka Al-Qur’an dari halaman pertama dengan rasa malu yang tidak ada habis-habisnya.

Ahok melakukan otokritik kepada agamanya, hal yang dia pahami, bahwa pemahaman agama yang salah adalah racun, narkoba, pembunuh hati yang massif dan kejam. Kami yang muslim dan merasa “sudah pasti masuk surga”, mulai menggosok-gosokkan kaki dan hidung yang sebenarnya tidak gatal. Malu dan merasa ditelanjangi sampai tidak berpakaian.

Ahok itu seorang ulama, seorang sufi, seorang ustad, juga Kyai. Pemahaman agamanya dalam dan universal. Seharusnya mereka yang gelarnya selangit dan umatnya seabrek itu juga penganut konsep “Agama adalah sumber kapital”, mulai membuka kembali al-Qur’annya dari halaman pertama ketika Ahok berkata, “Mati adalah keuntungan..”

Ah, siapa yang bilang Ahok pengetahuan agamanya dangkal? Sungguh orang itu dangkal, karena sesuatu yang dangkal tidak pernah tahu kedalaman.

Sambil minum kopi malam ini, boleh aku sedikit protes kepada-Mu, Tuhan?

Kenapa bukan Ahok yang Kau kirim kepada kami yang fakir ilmu dan mayoritas di negara ini? Kenapa mesti Felix Siauw? Kenapa Tuhan? Kenapaaaaaa? *menggelepar*.

(AL/ARN/Denny Siregar dan ‘Tamparan’ Ustadz AHOK)

KISAH NYATA TELAT NIKAH


Aku sudah lulus dari kuliah dan sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus.

Lamaran kepada diriku untuk menikah juga mulai berdatangan, akan tetapi aku tidak mendapatkan seorangpun yang bisa membuatku tertarik.

Kemudian kesibukan kerja dan karir memalingkan aku dari segala hal yang lain. Hingga aku sampai berumur 34 tahun.

Ketika itulah aku baru menyadari bagaimana susahnya terlambat menikah.

Pada suatu hari datang seorang pemuda meminangku. Usianya lebih tua dariku 2 tahun. Dia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Tapi aku ikhlas menerima dirinya apa adanya.

Kami mulai menghitung rencana pernikahan. Dia meminta kepadaku photo copy KTP untuk pengurusan surat-surat pernikahan. Aku segera menyerahkan itu kepadanya.

Setelah berlalu dua hari ibunya menghubungiku melalui telepon. Beliau memintaku untuk bertemu secepat mungkin.

Aku segera menemuinya. Tiba-tiba ia mengeluarkan photo copyan KTPku. Dia bertanya kepadaku apakah tanggal lahirku yang ada di KTP itu benar?

Aku menjawab: Benar.

Lalu ia berkata: Jadi umurmu sudah mendekati usia 40 tahun?!

Aku menjawab: Usiaku sekarang tepatnya 34 tahun.

Ibunya berkata lagi: Iya, sama saja.
Usiamu sudah lewat 30 tahun.
Itu artinya kesempatanmu untuk memiliki anak sudah semakin tipis.
Sementara aku ingin sekali menimang cucu.

Dia tidak mau diam sampai ia mengakhiri proses pinangan antara diriku dengan anaknya.

Masa-masa sulit itu berlalu sampai 6 bulan.
Akhirnya aku memutuskan untuk pergi melaksanakan ibadah umrah bersama ayahku, supaya aku bisa menyiram kesedihan dan kekecewaanku di Baitullah.

Akupun pergi ke Mekah.
Aku duduk menangis, berlutut di depan Ka’bah.
Aku memohon kepada Allah supaya diberi jalan terbaik.

Setelah selesai shalat, aku melihat seorang perempuan membaca al Qur’an dengan suara yang sangat merdu.
Aku mendengarnya lagi mengulang-ulang ayat:

(وكان فضل الله عليك عظيما)

“Dan karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar”.

(An Nisa’: 113)

Air mataku menetes dengan derasnya mendengar lantunan ayat itu.

Tiba-tiba perempuan itu merangkulku ke pangkuannya.
Dan ia mulai mengulang-ulang firman Allah:

(ولسوف يعطيك ربك فترضي)

“Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas”.

(Adh Dhuha: 5)

Demi Allah, seolah-olah aku baru kali itu mendengar ayat itu seumur hidupku. Pengaruhnya luar biasa, jiwaku menjadi tenang.

Setelah seluruh ritual umrah selesai, aku kembali ke Cairo.
Di pesawat aku duduk di sebelah kiri ayahku, sementara disebelah kanan beliau duduk seorang pemuda.

Sesampainya pesawat di bandara, akupun turun.
Di ruang tunggu aku bertemu suami salah seorang temanku.

Kami bertanya kepadanya, dalam rangka apa ia datang ke bandara?
Dia menjawab bahwa ia lagi menunggu kedatangan temannya yang kembali dengan pesawat yang sama dengan yang aku tumpangi.

Hanya beberapa saat, tiba-tiba temannya itu datang.
Ternyata ia adalah pemuda yang duduk di kursi sebelah kanan ayahku tadi.

Selanjutnya aku berlalu dengan ayahku…..

Baru saja aku sampai di rumah dan ganti pakaian, lagi asik-asik istirahat, temanku yang suaminya tadi aku temui di bandara menelphonku.
Langsung saja ia mengatakan bahwa teman suaminya yang tadi satu pesawat denganku sangat tertarik kepada diriku.
Dia ingin bertemu denganku di rumah temanku tersebut malam itu juga.
Alasannya, kebaikan itu perlu disegerakan.

Jantungku berdenyut sangat kencang akibat kejutan yang tidak pernah aku bayangkan ini.

Lalu aku meminta pertimbangan ayahku terhadap tawaran suami temanku itu.
Beliau menyemangatiku untuk mendatanginya.
Boleh jadi dengan cara itu Allah memberiku jalan keluar.

Akhirnya…..aku pun datang berkunjung ke rumah temanku itu.

Hanya beberapa hari setelah itu pemuda tadi sudah datang melamarku secara resmi.
Dan hanya satu bulan setengah setelah pertemuan itu kami betul-betul sudah menjadi pasangan suami-istri.
Jantungku betul-betul mendenyutkan harapan kebahagiaan.

Kehidupanku berkeluarga dimulai dengan keoptimisan dan kebahagiaan.
Aku mendapatkan seorang suami yang betul-betul sesuai dengan harapanku.
Dia seorang yang sangat baik, penuh cinta, lembut, dermawan, punya akhlak yang subhanallah, ditambah lagi keluarganya yang sangat baik dan terhormat.

Namun sudah beberapa bulan berlalu belum juga ada tanda-tanda kehamilan pada diriku.
Perasaanku mulai diliputi kecemasan.
Apalagi usiaku waktu itu sudah memasuki 36 tahun.

Aku minta kepada suamiku untuk membawaku memeriksakan diri kepada dokter ahli kandungan.
Aku khawatir kalau-kalau aku tidak bisa hamil.

Kami pergi untuk periksa ke seorang dokter yang sudah terkenal dan berpengalaman.
Dia minta kepadaku untuk cek darah.

Ketika kami menerima hasil cek darah, ia berkata bahwa tidak ada perlunya aku melanjutkan pemeriksaan berikitnya, karena hasilnya sudah jelas.
Langsung saja ia mengucapkan “Selamat, anda hamil!”

Hari-hari kehamilanku pun berlalu dengan selamat, sekalipun aku mengalami kesusahan yang lebih dari orang biasanya.
Barangkali karena aku hamil di usia yang sudah agak berumur.

Sepanjang kehamilanku, aku tidak punya keinginan mengetahui jenis kelamin anak yang aku kandung.
Karena apapun yang dikaruniakan Allah kepadaku semua adalah nikmat dan karunia-Nya.

Setiap kali aku mengadukan bahwa rasanya kandunganku ini terlalu besar, dokter itu menjawab:
Itu karena kamu hamil di usia sudah sampai 36 tahun.

Selanjutnya datanglah hari-hari yang ditunggu, hari saatnya melahirkan.

Proses persalinan secara caesar berjalan dengan lancar.
Setelah aku sadar, dokter masuk ke kamarku dengan senyuman mengambang di wajahnya sambil bertanya tentang jenis kelamin anak yang aku harapkan.
Aku menjawab bahwa aku hanya mendambakan karunia Allah.
Tidak penting bagiku jenis kelaminnya. Laki-laki atau perempuan akan aku sambut dengan beribu syukur.

Aku dikagetkan dengan pernyataannya:

“Jadi bagaimana pendapatmu kalau kamu memperoleh Hasan, Husen dan Fatimah sekaligus?

Aku tidak paham apa gerangan yang ia bicarakan.
Dengan penuh penasaran aku bertanya apa yang ia maksudkan?

Lalu ia menjawab sambil menenangkan ku supaya jangan kaget dan histeris bahwa Allah telah mengaruniaku 3 orang anak sekaligus. 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.

Seolah-olah Allah berkeinginan memberiku 3 orang anak sekaligus untuk mengejar ketinggalanku dan ketuaan umurku.

Sebenarnya dokter itu tahu kalau aku mengandung anak kembar 3, tapi ia tidak ingin menyampaikan hal itu kepadaku supaya aku tidak merasa cemas menjalani masa-masa kehamilanku.

Lantas aku menangis sambil mengulang-ulang ayat Allah:

(ولسوف يعطيك ربك فترضى)

“Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas”. (Adh Dhuha: 5)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

(وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا )

“Dan bersabarlah menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami…” (Ath Thur: 48)

Bacalah ayat ini penuh tadabbur dan penghayatan, terus berdoalah dengan hati penuh yakin bahwa Allah tidak pernah dan tidak akan pernah menelantarkanmu.

Bila status ini ada manfaatnya silahkan di-share.

Jazaakumullahu khairan

Sabtu, 02 Januari 2016

Diaspora NU dan Tantangan Terorisme



Jakarta, Muslimedianews ~ Semakin mengemukanya isu radikalisme dan terorisme akhir-akhir ini membuat kita semakin prihatin sekaligus dibuat waswas. Dunia seolah semakin tidak kondusif dan karut marut adanya.

Puncaknya adalah bahasa kekerasan yang digunakan. Hanya ada satu kata yang layak digunakan untuk melukiskan keadaan: mencekam. Rasa aman sudah tak ada lagi. Padahal jika kita pelajari lebih dalam, ada lima kebutuhan atau hajat hidup manusia yang harus terjamin: Pertama, nyawanya. Kedua, hartanya. Ketiga, akalnya. Keempat, keturunannya, dan Kelima, martabatnya.

Lima hal tersebut dalam terminologi ushul fiqh disebut dengan kulliyatul khoms. Rumusan tersebut bukan lahir dari ruang kosong. Ia didasari filosofi pemikiran dan juga perdebatan akademik yang sangat matang dan komprehensif, sehingga kemudian hari terbakukan menjadi lima kebutuhan dasar manusia yang harus terjamin dalam kehidupan ini.

Berangkat dari kerangka berpikir kulliyatul khoms tersebut saya ingin menarik dalam konteks kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara baik dalam skala nasional maupun internasional yang sedang kita alami hari ini. Hal ini saya rasa sangat diperlukan guna mengurai apa yang sejatinya hari ini mesti kita lakukan untuk memperbaiki keadaan, terutama dalam soal keamanan dan stabilitas internasional.

Pada hemat saya, ada tiga hajat hidup utama yang negara harus hadir memberikan jaminan kepada rakyatnya. Pertama, nyawa, kedua harta, ketiga martabat. Tiga hal tersebut menurut saya adalah tanggungan dan kewajiban negara yang harus ditunaikan kepada setiap rakyatnya. Keamanan adalah kata kunci utama yang mau tidak mau harus hadir dan dirasakan oleh seluruh rakyat.

Negara harus memberi rasa aman nyawa dari segala ancaman dan teror yang kian hari kian merebak dan meresahkan. Terorisme hari ini bisa terjadi kapan, di mana, oleh dan kepada siapa saja. Teror yang sedemikian menjamurnya adalah PR besar bagi negara untuk lebih intens sekaligus serius dalam usaha-usaha deradikalisasi atau usaha-usaha peredaman teror lainnya.

Sebab, tanpa usaha itu berarti negara sudah ”tidak hadir” di kehidupan rakyatnya. Ini persoalan serius. Sebab, keamanan adalah sebuah hal sangat prinsip. Soal betapa pentingnya keamanan ini, saya teringat mendiang John Lennon dalam lagu legendarisnya Imagine. Dalam lagu tersebut terdapat lirik yang sangat dalam dan layak untuk kita renungkan kembali yang berbunyi ”Imagine there’s no countries it isn’t hard to do nothing to kill or die for”.

Lennon dengan sangat tajam mengatakan bahwa tak akan ada alasan untuk membunuh dan terbunuh. Dibunuh, membunuh hari ini adalah peradaban kita. Teror- meneror adalah wajah kehidupan kita. Tak ada lagi rasa aman dan tenteram dalam menjalani kehidupan. Semua serba diancam, semua serba-merasa terancam.

Islam Ramah

Kita tahu bahwa dalam menunaikan tugasnya mewujudkan rasa aman kepada rakyatnya negara tidak harus berjuang sendirian. Negara boleh bekerja sama dengan pihak mana pun, termasuk yang paling strategis menurut hemat saya adalah bekerja sama dengan organisasi masyarakat (ormas).

Salah satu ormas yang konsen dalam memerangi radikalisme dan juga terorisme adalah Nahdlatul Ulama (NU). NU dalam beberapa tahun terakhir sangat serius menggalakkan pelbagai macam program deradikalisasi bagi masyarakat. Hal ini bisa dipahami, sebab NU sendiri adalah ormas pemegang teguh ajaran Islam ahlussunnah waljamaaahlussunnah waljamaaah yang memiliki empat prinsip utama yakni tawassuth (moderat), tasamuh (toleran) tawazun (seimbang), adalah (adil).

Empat prinsip ini merupakan alas pijak dasar gerakan dakwah NU. Oleh karenanya, wajar sekali jika NU sangat menolak paham yang ekstrem. Baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri. Baik yang konservatif maupun yang liberal. NU sangat menjunjung tinggi caracara dakwah santun. NU selalu menggunakan cara-cara kelembutan dalam berdakwah.

Tidak menggunakan paksaan apalagi ancaman. Hal ini menurut hemat saya karena didasari kepahamanyangsangat dalamdari para ulamaNUbahwa sikap lembut adalah sebaikbaiknya sikap dalam berdakwah. Bukankah bunyi kalimat paling tengah dalam kitab suci Alquran berbunyi ”falyatalatthaf ” yang artinya ”berlemah lembutlah”?

Berdiaspora

Pada perkembangan mutakhir, saya sangat bersyukur bahwa NU kini sudah menyebar di hampir seluruh benua: Asia, Afrika, Amerika, dan juga Eropa. Melalui PCINU (Pengurus Cabang Istimewa NU) yang berada di sekitar 22 Negara di dunia NU memiliki peluang dan modal yang sangat besar dalam mengawal perdamaian dan harmoni kehidupan. Hal itu bukan kesimpulan yangberlebihanataubukanpanggang yang jauh dari api.

Sebab, gerakan dakwah yang ditawarkan oleh NU adalah gerakan Islam ramah yang bisa merangkul siapa saja tanpa bermaksud melukai atau bahkan memusuhi. Di banyak tempat, sebut saja misalnya Maroko (Afrika) Amerika, Jerman (Eropa), Jepang (Asia), anak-anak muda NU yang menjadi pengurus PCINU menjelma menjadi motor penggerak ajaran Islam yang santun lagi menyejukkan.

Mereka melakukan tidak saja kajian akademis, namun lebih dari itu aksi nyata untuk membantu perdamaian kehidupan dunia agar penduduk dunia terhindar dari rasa waswas yang syak wasangka yang mencekam adanya. Ihwal perkembangan NU di seantero penjuru benua ini saya menyebutnya sebagai diaspora NU. Keadaan yang perlu dan patut untuk disyukuri adanya.

Saya berharap, diaspora NU ini memberi kontribusi yang semakin hari semakin baik dan nyata untuk mewujudkan gerakan- gerakan dakwah yang tidak menempatkan mereka yang berbeda dengan kita adalah ”liyan”.

Meminjam budayawan Candra Malik (2015), dakwah yang merangkul bukan memukul. Alaa kulli hal, NU via diasporanya ini akan terus berkomitmen untuk menjaga keamanan dunia dari pelbagai macam bentuk terorisme dan juga radikalisme. Hal ini bagi NU adalah sebuah keniscayaan dalam rangka mengemban dakwah Islam yang ramah. Wallaahu alam bishshawab.




Oleh: Dr(Hc). Helmy Faishal Zaini, S.T., M.Si., Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Penderitaan Ternyata Selalu Ada dalam Kisah Jatuh Cinta


Penderitaan Ternyata Selalu Ada dalam Kisah Jatuh REPUBLIKA.CO.ID, Setiap orang selalu penasaran bagaimana kisah percintaan nantinya yang bisa mereka alami. Sampai akhirnya memikirkan siapakah orang yang menjadi jodohnya nanti untuk hidup bersama.

Sayangnya ketika membayangkan hal indah tentang cinta, seseorang melupakan ada hal yang mungkin harus dialami setiap orang. Seperti dilansir Independent, satu hal yang paling jelas yaitu baik cinta yang terbalas atau membalas tetap saja kompleks.

Salah satunya yang mungkin pasti dirasakan saat jatuh cinta yaitu penderitaan. Banyak orang yang merasakan sakit ketika mencoba memahami suatu hubungan. Seperti penulis Anais Nin yang berpendapat cinta seperti mati karena tidak mengetahui bagaimana mengisinya. Cinta juga bisa memberikan penderitaan karena kesalahan dan pengkhianatan.

Begitu juga menurut Hemanth Venkatesh, anggota situs pertanyaan Quora yang mengutip Christopher Nolan dalam film Batman Begins (2005). "Dan suatu hari, kamu mendapati diri sendiri yang menginginkan orang yang dicintai tidak pernah ada sehingga akan terhindar dari rasa sakit."

Terakhir menurut Alejandro Cabellero yang mengutip Woody Allen dari film Love and Death (1975). Dalam pernyataannya, ia mengungkapkan cinta itu adalah untuk menderita.

(baca juga: 5 Tanda Hubungan Asmara Anda Harus Diakhiri)

Jumat, 01 Januari 2016

AKHIR PEKAN DI WAMANGGU SAJA

Liburan panjang hampir sdh berakhir. Spt biasa sy dan keluarga tak kemana-mana, lbh senang di rmh. Maklum dikotaku blm ada rasanya tpt rekreasi yg menarik. Buat semua yg menikmati liburan aku ucapkan semoga menyenangkan dan membawa kesan yg indah Amin