Tulisan Berjalan

NIKMATILAH PEKERJAANMU NISCAYA KAMU AKAN MENEMUKAN KEBAHAGIAAN YG TERPENDAM
Tampilkan postingan dengan label Al-Qur'an. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Al-Qur'an. Tampilkan semua postingan

Kamis, 03 Mei 2012

Kontradiksi dalam al-Qur’an



Dalam pengamatan Gabriel, al-Qur’an berisikan sejumlah ayat yang kontradiktif satu sama lain. Ia mencontohkan dengan ayat-ayat yang memuji umat Kristiani, sedangkan di ayat yang lain mengidentikkannya dengan penghuni neraka. Atau sesekali menekankan keharmonisan hubungan dengan umat Kristiani, dan di lain ayat menekankan bahwa mereka mesti di-konversi (masuk) Islam. Terkait kontradiksi tersebut, Gabriel mengajukan pertanyaan ‘mendasar’, Kenapa mesti terjadi kontradiksi di antara ayat-ayat al-Qur’an?, Kenapa pewahyuan berganti seiring bergulirnya waktu?
Salahsatu asas penetapan Islam adalah penahapan dalam menetapkan hukum (al-tadarruj fi al-tasyri’). Jadi yang terjadi sebenarnya adalah penahapan, bukan pergantian wahyu. Pemahaman tentang latar historis turunnya ayat al-Qur’an sangat urgen.

Tak dapat disangkal bahwa terdapat beberapa ayat al-Qur’an yang menekankan perlunya hubungan harmonis dengan umat Kristiani dan umat lainnya. Al-Qur’an menyebut kaum Kristen dengan kata nashaaraa yang tersebut dalam al-Qur’an sebanyak 14 kali, sedangkan kata nashraaniyyan tersebut sekali. Kesemuanya tidak mengidentikkan mereka sebagai jahat, buruk, apalagi musuh Islam. Tengoklah Q.S. al-Baqarah [2]: 62, Q.S. al-Ma’idah [5]: 69, dan Q.S. al-Hajj [22]: 17. Ketiga ayat tersebut menyetarakan mereka dengan umat Islam dalam hal perolehan (jaminan) balasan yang setimpal. Kata فلهم أجرهم عند ربهم berarti pahala (tsawab) dan kenikmatan akhirat (na’im al-akhirah). Adapun kata ولا خوف عليهم diartikan takut akan hari akhirat (khauf al-akhirah). Namun demikian, mereka yang dijamin tersebut adalah yang beriman kepada Allah dan hari akhirat (man amana billahi wa al-yaum al-akhir) yaitu mereka yang tidak melencengkan ajaran agamanya dengan perilaku kemusyrikan dan tidak mengingkari hari kebangkitan.
Baik Yahudi maupun Kristiani dicela oleh al-Qur’an terkait dengan pelencengan dari akidah mereka yang orisinil seperti menyatakan dirinya sebagai anak-anak Allah swt. (Q.S. al-Ma’idah [5]: 18), menyombongkan diri tidak akan pernah masuk neraka kecuali hanya beberapa hari (Q.S. al-Baqarah [2]: 80), Isa diakui sebagai penebus dosa seluruh umat manusia lewat penyaliban (Q.S. al-Nisa’ [4]: 71, dan beberapa contoh lainnya.  
Keharusan meng-Islam-kan umat Kristiani sama sekali tidak disebut oleh al-Qur’an. Sejarah Islam juga mencatat bahwa penaklukan yang dilakukan Imperium Islam di zaman Nabi saw. dan khalifah-khalifah setelahnya tidak bertujuan memaksakan Islam kepada penduduk kawasan yang ditaklukkan. Hal tersebut dibuktikan ketika menaklukkan Spanyol yang berpenduduk mayoritas Kristen beberapa abad silam yang hingga kini komunitas Muslim di negeri Matador ini masih minoritas. Apa yang dituduhkan Gabriel tentang kontradiksi ayat-ayat al-Qur’an tidak terbukti jika menelusuri lebih jauh pemaknaan dan konteks turunnya ayat yang dimaksud. Jika hanya berdasarkan pengamatan sepintas (first glance), maka kesimpulan yang diperoleh pasti akan tidak dapat dipertanggungjawabkan.  

     Gabriel berpandangan bahwa fokus dari jihad adalah untuk menuntaskan manusia yang tidak menerima Islam. Atas dasar itulah, di zaman Muhammad, praktik jihad adalah memerangi warga Kristen dan Yahudi ataupun orang-orang yang menyembah berhala. Didasarkan pada Q.S. al-Anfal [8]: 39, term “jihad” semakna dengan term “struggle” yang didefinisikan dalam fiqih Islam sebagai berikut:

(Jihad) is fighting anybody who stands in the way of spreading Islam. Or fighting anyone who refuses to enter into Islam.

Ia juga menambahkan bahwa wahyu yang turun kepada Nabi yang menceritakan perihal Yahudi tidak pernah bernilai positif, tetapi setelah Muhammad berhijrah ke Madinah, wahyu al-Qur’an yang menyebut kata “ahl al-kitab” bahkan menjadi sangat dimusuhi. Adapun di antara ayat yang dimaksud adalah ayat al-Anfal di atas.
Pandangan Gabriel ini sangat berlebihan karena doktrin jihad dalam al-Qur’an tidak pernah bersifat pre emptive, mendahului dalam memerangi. Fakta sejarah membuktikan bahwa masyarakat Islam di Madinah tetap bersahabat dengan pemeluk agama lain dari kalangan Yahudi dan Kristen.
Sebenarnya ayat ini menyiratkan dua point yang patut dipahami, yaitu: a) memerangi kaum kafir (qatiluhum), dan b) tidak ada lagi fitnah dan agama hanya bagi Allah semata (la takuna fitnah wa yakuna al-din kulluhu lillah). Jika motif utama sikap kaum Islam (saat itu) terhadap kaum kafir adalah semata memerangi mereka (point a), maka perang adalah pilihan satu-satunya. Itupun bertujuan agar kawasan Mekkah dan sekitarnya terbebas dari kekafiran (wa yakuna al-din kulluhu lillah). Jika memang itu yang dimaksud, maka tujuan tersebut telah tercapai karena sebagaimana tersurat dalam hadits Nabi saw.:
لَا يَجْتَمِعُ دِينَانِ فِي جَزِيرَةِ الْعَرَبِ 
"Tidak berkumpul dua agama di Jazirah Arab"
Pengertian ini tidak boleh digeneralisir untuk selain Mekkah dan sekitarnya karena hingga kini kekafiran masih ada di sana-sini. Adapun jika yang dimaksud adalah point (b), maka perintah berperang adalah untuk mencapai tujuan tersebut (la takuna fitnah wa yakuna al-din kulluhu lillah). 
Lagipula, kata fitnah dalam ayat ini memainkan arti penting dalam pemaknaan ayat tersebut. Dapat dipahami bahwa perang yang dimaksud adalah bila ada unsur fitnah yang dilancarkan oleh kaum kafir berupa perang, hilangnya suasana aman dan menyerang dengan senjata. Saat turunnya ayat ini, kafir Quraisy beberapa waktu sebelum hijrah melancarkan paksaan dan siksaan kepada kaum Muslimin agar meninggalkan Islam dan kembali kepada kekafiran. Boleh dikata, upaya perang dari kaum Muslimin hanyalah sebagai counter attack untuk melindungi Islam.
Sungguh tidak berdasar jika menyebut al-Qur’an memusuhi ahl al-kitab. Bukankah al-Qur’an juga menceritakan bahwa di antara ahl al-kitab tersebut terdapat orang yang dapat diamanati harta yang banyak, akan menjaga keutuhannya hingga dikembalikan kepada pemiliknya (Q.S. Ali ’Imran [3]: 75).

Gabriel juga menilai bahwa Allah swt. memerintahkan Nabi Muhammad untuk lebih memprioritaskan membunuh musuh ketimbang menjadikannya tawanan perang. Hal demikian tersebut dalam Q.S. al-Anfal [8]: 67.
Untuk memahami ayat di atas meniscayakan pengetahuan tentang latar historis turunnya. Ayat tersebut terkait musyawarah untuk menyikapi tujuh puluh orang tawanan perang yang terdapat paman Nabi saw. yaitu al-’Abbas serta ’Uqayl ibn Abi Thalib. Pada kesempatan itu, ’Umar ibn Khatthab mengusulkan agar para tawanan tersebut dibunuh saja tanpa pandang bulu karena mereka telah mendustai Nabi saw. dan mereka adalah pemuka kaum kafir. Berbeda dengan ’Umar, sahabat Abu Bakr mengusulkan agar diampuni saja dan diterima tebusan dari mereka. Saat itu, Nabi saw. menyifatkan Abu Bakr serupa dengan Nabi Ibrahim as. (Q.S. Ibrahim [14]: 36) dan seperti sikap Nabi Isa as. (Q.S. al-Ma’idah [5]: 118), sedangkan ’Umar ibn Khatthab diserupakan sikap Nabi Nuh as. (Q.S. Nuh [71]: 26) dan seperti sikap Nabi Musa as. (Q.S. Yunus [10]: 88). Pada akhirnya, Nabi saw. lebih cenderung kepada pandangan Abu Bakr dan tebusan yang dikenakan kepada mereka adalah dua puluh uqiyah sedangkan tebusan buat al-’Abbas empat puluh uqiyah. Ketika pemungutan tebusan itu dilakukan oleh para sahabat, ayat Q.S. al-Anfal [8]: 67 turun dan Nabi saw. (beserta Abu Bakr) menangis seketika terkait dengan pemungutan tebusan tersebut.
Riwayat ini sama sekali tidak mengindikasikan bahwa Nabi saw. membunuh tawanan tersebut, tetapi menerima tebusan. Adapun tangisan (buka’) Nabi saw. bukanlah karena penetapan tebusan sebagai solusi akhir dari musyawarah di atas, tetapi disebabkan oleh sebagian sahabat telah menyalahi perintah untuk berperang dan hanya menyibukkan diri dengan tebusan sehingga khawatir azab turun kepada mereka lantaran tindakan tersebut.      

    Beberapa sorotan yang penulis kemukakan di atas hanyalah sekelumit dari gugatan Ibn Warraq dan Gabriel terhadap validitas Al-Qur'an. Terlihat jelas bahwa subjektivitas mengungguli data faktual sehingga acapkali mengetengahkan data terkait yang searah dengan pemikirannya. Beberapa permasalahan hanya disorot secara parsial kemudian digeneralisir dan bermuara pada distorsi objek kajiannya. Keduanya mendudukkan pandangan keagamaan sebagai bahan analisis rasional, penelitian empirik, dan perbandingan sehingga berakhir dengan kesenjangan dan kepalsuan, bukan perluasan pemahaman. Meminjam tamsil Wilfred C. Smith, pemikiran seperti Ibn Warraq dan Gabriel diibaratkan "lalat yang merambah dinding luar toples yang berisi ikan emas; mengamati secara akurat ikan dalam toples, tetapi tidak menanyai diri sendiri dan tidak tahu bagaimana rasanya menjadi ikan emas".
    Meskipun begitu, kajian mereka dapat dijadikan 'motivasi' bagi kalangan akademisi Muslim untuk mendalami risalah Islam secara ilmiah dan agar mampu memberi anotasi pemikiran seperti yang dikemukakan Ibn Warraq dan Mark A. Gabriel di atas menurut perspektif yang dapat memuaskan mereka secara ilmiah dan aktual. Wallâhu A'lam 

Rabu, 25 April 2012

Agar Al-Qur’an Menjadi Motivasi Hidup Anda



26/4/2012 | 04 Jumada al-Thanni 1433 H Please wait
Oleh: Hadi Susanto

Kirim Print

Judul Buku: ”Agar Al-Quran Menjadi Motivasi Hidup Anda”
Penulis: Hidayatullah, Lc, Al-Hafizh
Tebal: 264 hal
Ukuran: 14,5 x 21 cm
ISBN: 978-602-9399-17-3
Penerbit: Pustaka Ikadi
Cetakan: Pertama, Februari 2012

Cover buku "Agar Al-Qur'an Menjadi Motivasi Hidup AMemotivasi diri dengan Al-Quran? Mungkin tema yang unik dan jarang diangkat dalam berbagai momentum ataupun tertuang dalam bentuk buku. Umumnya tema semacam ini dibahas pada bidang psikologis dan pengembangan diri saja. Para konsumennya pun adalah mereka yang ingin mengembangkan dan mengeksplorasi potensi dirinya. Terutama ketika mereka ingin mengejar impian dan cita-citanya dalam hidup ini. Hampir sebagian besar mereka lebih terinspirasi dari teori-teori falsafah modern barat tentang psikologi kesuksesan versi non Islam. Sedikit pun tidak ada unsur-unsur ruh Al-Quran dan nilai-nilai spiritual keislaman di dalamnya.
Sebagai muslim kenapa sebagian kita tidak memanfaatkan penggalian potensi motivasi kemenangan itu dari nilai-nilai Al-Quran dan ajaran Islam yang kita anut ini? Padahal semua teori-teori impor dan umum itu muaranya ke sana. Kalau kita mengamati secara mendalam dan seksama perjalanan sukses orang-orang barat saat ini, tidak ada ajaran kesuksesan yang mereka tapaki selain cara-cara yang sebelumnya sudah disinggung dalam ajaran Islam, dalam Al-Quran.
Sebagai contoh misalnya, suatu ketika di tahun 1970 Presiden Korea Selatan Park Chung Hee terkesan dengan sebuah ungkapan indah ketika ia berkunjung ke Aceh. Dalam singgahnya ke Masjid Baiturrahman secara tidak sengaja matanya tertuju kepada sebuah kalimat indah bertuliskan: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah (nasib) suatu kaum sampai mereka mengubah diri mereka sendiri.” Dia tidak mengetahui bahwa petikan kalimat itu adalah penggalan sebuah ayat dari surat Ar-Ra’du ayat 11.
Dengan rasa penasaran yang bergumul dalam benaknya, Presiden Korea ini lalu bertanya kepada salah seorang jamaah masjid. Dan ia pun menjelaskan terjemahannya. Park Chung Hee kaget dan demikian terinspirasi oleh ayat itu. Pemahaman dan kata-kata hikmah menembus hatinya lalu menyatu dalam dirinya. Kemudian ia pun kembali ke negaranya dan menjadikan ayat itu sebagai tagline bangsanya. Dan hasilnya benar! Tak berapa lama, Korea Selatan pun berubah menjadi negara maju, disegani dan dapat mengubah nasib rakyatnya menjadi lebih baik dan sejahtera. Subhanallah.
Sentuhan-sentuhan motivasi di atas -Insya Allah- terangkum dalam buku sederhana yang berada di tangan Anda saat ini. Ia akan menjadi acuan bagi Anda yang haus akan merealisasikan cita-cita hidup dan impian berlandaskan nilai-nilai spiritual Al-Quran dan keteladanan Rasulullah Saw, serta generasi terbaik umat ini.
Selamat menikmati!!


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/04/20094/agar-al-quran-menjadi-motivasi-hidup-anda/#ixzz1t7lp44H2

Minggu, 08 April 2012

Alhamdulillah, Juara MTQ Bakal Dapat Bonus Umrah


Senin, 09 April 2012, 05:47 WIB
Amantour
  
Alhamdulillah, Juara MTQ Bakal Dapat Bonus Umrah
Baitullah di musim umrah


REPUBLIKA.CO.ID, PARINGIN---Pemerintah Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, akan memberikan bonus umrah kepada kafilah setempat yang berhasil menjadi juara pertama pada MTQ XXVI Tingkat Provinsi Kalsel di Kabupaten Tanah Bumbu.
Menurut bupati setempat, Sefek Effendie, diberikan juga bonus kepada kafilah yang berhasil meraih juara II dan III. "Bonus umrah ke Tanah Suci kita berikan bagi kafilah yang berhasil meraih juara I sedang juara II dan III akan mendapatkan bonus uang senilai Rp 4 juta dan Rp 2 juta," ujarnya.
Pada MTQ XXVI Tingkat Provinsi Kalsel yang diadakan di Tanah Bumbu pada 7 hingga 14 April, Balangan mengirimkan 100 orang qari dan qariah.
Ia mengatakan, para kafilah asal Balangan hendaknya memelihara kebersamaan dan kekompakan saat mengikuti kegiatan tersebut. "Jagalah rasa kesatuan dan persatuan serta gunakan momen ini untuk menjalin silaturrahmi dengan kafilah-kafilah dari daerah lain," katanya.
Sebanyak 100 utusan dari Balangan yang dikirim untuk mengikuti kegiatan tersebut terdiri dari peserta, official, pelatih dan pembimbing.
Sedang lomba yang diikuti mereka adalah Tilawatil Qur'an untuk kategori anak-anak, remaja, dewasa dan penyandang cacat.
Redaktur: Endah Hapsari
Sumber: Antara

Subhanallah, Inilah Mukjizat Alquran tetang Mengembangnya Alam Semesta


.
  


REPUBLIKA.CO.ID,  Hingga awal abad ke-20, dunia ilmu pengetahuan meyakini adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus "mengembang".

Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, kata Harun Yahya, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.

Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.

Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi.

''Sebuah alam semesta, di mana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu sama lain, berarti bahwa alam semesta tersebut terus-menerus "mengembang". Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus mengembang,'' ujar Harun Yahya.

Sesungguhnya, fenomena mengembangnya alam semesta telah diungkapkan dalam Alquran yang diturunkan 14 abad silam,  di saat ilmu astronomi masih terbelakang.
Mari simak firman Allah SWT dalam surah Az-Zariyat [51] ayat 47: "Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya."

Menurut Harun Yahya, kata "langit", sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, digunakan di banyak tempat dalam Alquran dengan makna luar angkasa dan alam semesta.

''Di sini sekali lagi, kata tersebut digunakan dengan arti ini. Dengan kata lain, dalam Alquran dikatakan bahwa alam semesta "mengalami perluasan atau mengembang". Dan inilah yang kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini,'' paparnya.

Maha Benar Allah dengan Segala FirmanNya
Redaktur: Heri Ruslan
Sumber: harun yahya

Jumat, 23 Maret 2012

Bukti Orisinalitas Al Quran Keluar dari Mulut Anak Ajaib di Negeri Iran


Anak Ajaib dari IranAnak Ajaib dari Negeri Syiah yang Menjadi Bukti Orisinalitas Al Quran

Doktor Sayyid Muhammad Husein Thabataba. Anak termuda yang hafal seluruh Al Quran, penerjemah Al Quran termuda dan pelajar Hauzah Ilmiah Qom yang paling belia.
Dia adalah anak pertama yang mampu menyampaikan semua keinginan dan percakapannya sehari-hari dengan menggunakan ayat-ayat suci apanAl Quran. Anak pertama yang berhasil menghafal seluruh Al Quran dengan metode isyarat. Anak pertama yang bisa dengan mudah menghubungkan satu ayat dengan lainnya dan menafsirkan ayat Al Quran dengan cara itu. Anak pertama yang dapat menjawab semua pertanyaan dengan menggunakan ayat-ayat suci Al Quran. Anak pertama dari negeri Iran yang berhasil memperoleh titel Doktor kehormatan dari salah satu universitas Inggris di usianya yang ketujuh tahun.

Pertemuan dan Pengujian

Suasana dalam ruangan itu mendadak hening dan para syaikh, hafidz, mufassir & jamaah lainnya menahan pembicaraan. Perhatian mereka tertuju pada sosok bocah yang sedang duduk bersila dengan tenang dihadapan mereka tatapan matanya yang bulat & jernih menyapu ratusan hadirin yang berjubel dan wajahnya yang polos tampak berseri dan memancarkan kharisma yang kuat dan senyumnya tipis membuat gemas siapapun yang memandang.
Bocah itu bukan bocah biasa sejak beberapa tahun terakhir menjadi buah bibir kaum muslimin Iran … Dalam usianya yang masih balita (5 thn) ia sudah hafal Al Quran beserta maknanya. Bahkan dalam kesehariannya ia berbicara dengan bahasa Al Quran.
Namanya Muhammad Husein bin Thoba Thoba. Di depan namanya ada kata Sayyid. Itu artinya ia termasuk salah satu Zurriyat Rasulullah dan orangorang menjuluki The Amazing Child : Si Bocah Ajaib ….
Duduk di sampingnya adalah sang Ayah Sayyid Thoba Thoba sedang berbicara. Seperti saudara-saudara ketahui anak saya telah hafal Al Quran di usia balita lengkap dengan terjemahannya. Kami mengajarkan Al Quran sejak ia berumur 2 tahun 4 bulan sebagian kami sendiri yang mengajarkannya dan sebagian yang lain ..dia menguasai sendiri .. misalnya berbicara dengan bahasa Al Quran. Alhamdulillah dia bisa dengan sendirinya ..
Ia selalu berbicara dengan bahasa Al Quran baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Jika dibacakan sebuah kalimat dari Al Quran ia mampu menjelaskan bahwa kalimat itu ada dalam surah ini ayat sekian juz sekian dan berada di halaman sekian ..
Ia juga hafal tulisan yang berada di awal halaman dan 5 halaman berikutnya. Bahkan ia hafal kalimat atau ayat-ayat yang serupa secara lafadz dan maknanya. Allahu Akbar. Sekarang …  saudara dapat bertanya langsung kepadanya tentang suatu ayat dan tanyakan itu surah apa ayat berapa dan di juz berapa. Atau bacakan kepadanya suatu terjemahan ayat lalu minta kepadanya untuk menyebutkan ayatnya atau menanyakan suatu tema dalam Al Quran. Insya Alloh ia dapat menjelaskannya.
Seorang jamaah langsung mengangkat tangannya tanpa dipersilahkan lebih lanjut ia bertanya dengan membaca sebuah ayat lantas sang ayah membacakan kembali ayat tersebut kepada Husein, … Wa atainahul hukma shabiyya … ayat ini di surat apa? tanya sang ayah, dengan spontan Husein menjawab: Surah Maryam, Juz berapa? Juz ke 16, terletak dihalaman berapa dalam surah Maryam? Dihalaman pertama. Apa arti ayat tsb? Dan kami telah anugerahkan hukum kepadanya ketika masih dalam gendongan.
Ahsantum! Bagus ! kata sang ayah. Sekarang bacalah beberapa ayat, setelahnya perintah sang ayah. Maka si bocah meneruskannya hingga 3 surah selanjutnya .. untaian firman Allah itu mengalir lancar dari bibirnya, suaranya jernih, lafadznya fasih, hadirin menahan nafasnya.
Sang ayah kembali bertanya: Dalam Al Quran terdapat ayat yang menyebutkan bahwa Nabi Isa yg masih bayi berdialog dengan umat seperti orang dewasa. Nah ayat ini ada di surah apa? Di surah Ali Imron Juz ke 3. Sebutkan ayatnya kata sang ayah, Sayyid Husein membacanya dgn lancar dilanjutkan dengan artinya.
Lalu Sayyid Thoba Thoba kembali memuji putranya: Bagus, semoga Alloh memberkatimu.
Sementara itu seorang guru membacakan surah Al Quran yang kemudian dibacakan kembali oleh sang ayah … Wakhfidh lahuma janahadz dzulli … ayat itu ada di surah apa? tanya sang ayah. Tanpa berfikir panjang Sayyid Husein menjawab Al Isro’, Juz berapa? Ke 15, Dihalaman berapa? Ke 3. Sekarang ucapkan artinya … Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: Wahai Tuhanku kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil (Al Isro:24).
Ayat-ayat berikutnya pinta sang ayah lagi. Lagi-lagi dengan suaranya yang jernih, ia membacakan surah Al Isro hingga 2 ayat berikutnya. Hadirin mulai tidak tenang mereka terus menerus mengucapkan lafadz takjub … Masya Allooooh …
Pertanyaan tak berhenti sampai disitu, hadirin semakin penasaran seseorang yang tampaknya sengaja datang dari jauh sengaja datang hanya untuk melihat keajaiban itu.Ia bertanya berdasarkan ayat Al Quran yang ia buka secara acak.
Wahai Sayyid, surah apakah yang saya bacakan ini. Tsumma qila lahum aina ma kuntum tusyrikun? Az Zumar kata sayyid Husein sambil tersenyum, Juz berapa? Ke 24, Di halaman berapa dalam Az Zumar? 8. Apa arti kata Zumaro? Berbondong-Bondong. Bacalah kembali ayat tadi & lanjutkan dgn ayat berikutnya. Dengan lancar Sayyid Husein membaca ayat tersebut dan semua orang terpana.
Sosok bocah ini seakan bersinar menerangi hati kaum muslimin yang hadir, ia memancarkan kharisma dan kewibawaan yang membuat orang lain mencintai dia.
Diantara hadirin ada yang menitikkan air mata karena haru ada pula yang sibuk membolak balik Al Quran untuk mencocokkan apa yg diucapkan si bocah.
Kembali seorang jamaah yang ahli computer bertanya: Di dalam Al Quran terdapat angka 3, 4, 5 dan 6, nah surat apa dan ayat berapa itu? Seperti komputer canggih tanpa berfikir lagi Sayyid Husein menjawab yang artinya: Nanti (ada orang yg akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah 3 orang , yang ke 4 adalah anjingnya dan mengatakan (jumlah mereka) adalah 5 orang, yang ke 6 adalah anjingnya. (Al Kahfi : 22).
Mendengar jawaban Sayyid Husein …..hadirin serentak melafadzkan: Masya Alloh … Lahawla wala kuwata illa billah …
Betapa tidak, seorang pakar komputer sekalipun perlu beberapa waktu untuk menemukan ayat tersebut paling tidak beberapa menit tapi Sayyid Husein dapat langsung menjawabnya.
Jamaah yang tadi seakan tidak puas. Ia kembali bertanya: Apakah ada ayat lain yg menyebutkan angka selain 3, 4, 5, 6? Setelah beberapa detik Sayyid Husein menjawab: Dengan 5000 malaikat yg memakai tanda, itu surah Ali Imron ayat 125. Adakah angka yang lebih dari itu? Seperti 100.000 bahkan di atasnya? Dan kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih, itu surah As Shoffat: 147… Masya Alloh … teriak jamaah berbarengan.
Di sela-sela dialog tsb Sayyid Thoba Thoba bercerita bagaimana Al Quran sangat mewarnai tingkah polah putranya tersebut. Seseorang pernah bercerita kepada kami bahwa dirinya memohon doa darinya dan dijawabnya dengan membaca ayat: Saufa Astagfiru Lakum Robbi, kemudian orang itu menyinggung masalah taufiq dan dijawabnya : Wa ma taufiqi illa billah alaihi tawakaltu wa ilaihi unibu. Kemudian beberapa minggu lalu ..Al Haj Ali seorang hafidz datang bertamu ke rumah kami untuk bertemu dan menguji kemampuannya. Di akhir pertemuan itu .. beliau mengajaknya untuk menghadiri sebuah acara, beliau bertanya: Apakah kamu mau menghadirinya? ia menjawab: Kalau ayahku mengizinkan aku akan datang.
Ulama itu kembali berkata: Aku akan membelikan kamu baju bagus supaya kamu kenakan, apakah kamu senang dengannya? Anak saya menjawab: … Walibasut Taqwa Dzalika Khair (Pakaian Taqwa adalah yg Terbaik), mendengar ayahnya menceritakan hal ini Sayyid Husein tersipu malu.
Disadur Dari berbagai sumber.

Fakta Ilmu Laduni: Anak Afrika 1,5 Tahun Hafal dan Mengerti Al-Qur’an


Bukti Ilmu LADUNI : Anak (5 tahun) dari keluarga non muslim – hafal al quran dan fasih 5 bahasa – islamkan ribuan orang
Anak berumur lima tahun berbicara dalam lima bahasa : Inggris, Perancis, Italia, Swahili dan bahasa Arab – meskipun dia benar-benar tidak berpendidikan.
Pada umur satu tahun dia dapat membaca Al-Quran dan melanjutkan untuk dapat berkhotbah dalam bahasa Arab, bahasa Swahili dan Perancis tanpa belajar apapun.
Kata-kata pertama anak itu:  “Anda orang bertobat dan Anda akan diterima oleh Allah” adalah dalam bahasa Arab.
Dia juga dilaporkan Hafal Al Quran (hafal seluruh Al-Quran ) pada usia satu setengah tahun dan juga shalat 5 kali sehari pada usia itu.
Anak ini dilahirkan dalam sebuah keluarga kristen dan mereka kemudian menjadi muslim ….
Banyak sekali ditemui  di Nigeria sebagai seorang anak muda pada usia 5 tahun bisa berbicara fasih bahasa Arab. Namun pada  umur 5 tahun  dengan dengan tanpa pengajaran ini adalah ajaib. Dia (anak ini)  dapat membaca Quran juga dan memberikan pesan cramah tentang Islam.
Ini adalah keajaiban Islam, Sheikh Sharifuddin lahir dalam keluarga Kristen tetapi quran-hafiz yang (tahu penuh Qur’an) pada usia 1,5 tahun dan mendirikan shalat 5 kali sehari. keajaiban Sheikh Sharifuddin berbicara dalam banyak bahasa, dan dengan pidatonya telah membawa banyak orang  untuk menerima Islam.HARUS MENONTON VIDEO INI – KEAJAIBAN ISLAM LAIN- Subhanallah…..
Kunjungi, “Child Imam Miracle” Nak, video keajaiban lain saya. Video yang diambil dari azgarkhan. Lebih Tag dan Info.
Ia dilahirkan dalam keluarga non-Muslim, mulai membaca Namaaz (Muslim Doa) oleh sendiri. Miracle dalam keluarga non-Muslim. Anak ini tiba-tiba beralih ke Islam tanpa bantuan orang lain. Dia tahu banyak tanpa belajar , benar-benar ajaib!.
Catatan: Islam tidak perlu mukjizat untuk membuktikan diri sendiri, melainkan untuk ANDA,  untuk melihat tanda-tanda dan merasakan kebenaran. Mukjizat terbesar adalah Al Qur’an itu sendiri.


Kamis, 26 Januari 2012

Keutamaan Al-Qur'an

       Nabi Saw bersabda,"Barangsiapa membaca Al-Qur'an, kemudian dia berfikir bahwa ada seseorang yg diberi lebih baik daripada yg diberikan kepadanya maka dia telah menganggap kecil hal yg diagungkan oleh Allah Ta'ala."