Tulisan Berjalan

NIKMATILAH PEKERJAANMU NISCAYA KAMU AKAN MENEMUKAN KEBAHAGIAAN YG TERPENDAM

Sabtu, 30 Januari 2016

Merasakan Dahsyatnya Wukuf di Arafah


Merasakan Dahsyatnya Wukuf di Arafah
Author: Ma | Posted on 1:47 am
Arafah berarti mengenal atau mengetahui. Dalam literatur sejarah Islam, asal-muasal dinamakan Arafah adalah karena Adam dan Hawa bertemu kembali setelah terpisah selama ratusan tahun sejak diturunkan ke bumi. Keduanya saling merindukan dan mencari, sampai pada akhirnya keduanya dipertemukan. Tempat pertemuan kedua insan yang dilanda kerinduan tersebut dinamakan Arafah, yang berarti pertemuan kembali Adam dan Hawa.[1]

Kisah lainnya menceritakan, begitu Nabi Ibrahim usai merampungkan pembangunan Baitullah,  Jibril mendatangi beliau mengajarkan tata cara melaksanakan Manasik Haji. Setelah selesai melaksanakannya, Jibril mengatakan kepada Ibrahim, “Apakah kamu sudah mengerti?” Ibrahim menjawab, “Araftu (aku tahu).” Dari lafazh inilah ulama’ meberikan nama “Arafah”.
Dalam versi lain, Arafah memiliki makna yang berbeda dengan makna kedua kisah di atas. Ini dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas. Menurut beliau, dinamakan Arafah karena tempat ini merupakan tempat berkumpulnya manusia yang mengakui dosa dan kesalahannya.
Pendapat yang kedua melihat dari sudut pandang awal mulanya dilaksanakan Manasik Haji oleh Nabi Ibrahim bersama Jibril AS, kemudian Ibrahim mengatakan ‘Aroftu..’Aroftu (Aku tahu).[2] Sedangkan pendapat yang terahir melihat dari hakikat ibadah haji yang mana pada tanggal 9 Dzulhijjah semua jama’ah haji berkumpul dengan memohon serta mengakui dirinya penuh dengan dosa, sehingga merela memohon  (maghfirah) ampunan atas segala dosa-dosanya ditempat yang disebut dengan Arafah.[3]
Arafah adalah tempat istimewa, setiap tahun tepatnya tanggal 9 Dzulhijjah semua duta-Nya (wafdullah) berkumpul dan bermunjat mengharp pengampunan ran ridho-Nya. Para malaikat juga berkumpul mengawasi tamu-tamu Allah yang benar-benar memenuhi panggilan-Nya.
Pada hakekatnya, haji itu adalah Arofah, berdasarkan hadist nabi yang berbunyi: “  ?Al-Hajju Arafah” artinya “Haji itu adalah Arafah” ( Musnad Imam Ahmad nomor 18796).
Pada tanggal itu, sejak matahari tergelincir, Arafah   menjadi tempat bagi puncak kegiatan semua jama’ah haji. Pada hari itu Allah SWT. melimpahkan maghfirah, ‘inayah serta ridha-Nya. Tidak ada do’a yang dipanjatkan oleh wafdullah, kecuali pasti diterima oleh Allah SWT.
Diceritakan dari Amr bin Abdillah bin Sofwan, bahwa Yazid bin Syaiban berkata, “Kami dahulu mengerjakan wukuf di Arafah pada tempat yang jauh dari Mauqif. Maka Ibnu Mirba’ Al-Anshari mendatangi kami seraya berkata, “Sesungguhnya aku adalah utusan Rasulullah SAW untuk kamu. Hendaklah kamu berada di Masy’ar kamu, sebab kamu tengah melaksanakan salah satu warisan dari bapak kamu Ibrahim AS.” (Sunan Nasa’i: V/255).
Kewajiban Wukuf di Arafah.
Wukuf itu artinya berdiam diri di Arafah ketika matahari mulai tergelincir hingga terbenam. Arafah dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Sebuah kisah menarik seputar haji Rosulullah SAW. Suatu ketika seorang sahabat yang bernama Abdurrahman bin Ya’mur mengatakan: “Aku tengah bersama Rasulullah SAW ketika sekelompok orang mendatangi beliau. Lalu mereka bertanya kepada beliau mengenai manasik haji.
Mendengar pertanyaan itu, Rasulullah SAW bersabda, “(Puncak) ibadah haji adalah Arafah, maka barangsiapa mendapati malam Arafah sebelum terbit fajar dari malam Jama’ (Idul Adha), maka sempurnalah hajinya.” (Sunan Nasa’i: V/256). Dengan kata lain, siapa yang haji tetapi bisa wukuf di Arafah, maka hajinya tidak sah. Secara otomatis hajinya berubah menjadi ibadah umrah.
Di dalam hadis lainya, yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, Usamah bin Zaid berkata:”Rasulullah SAW bertolak dari Arafah sementara aku membonceng beliau.
Lalu beliau menarik tali kekang untanya sehingga kepalanya hampir menyentuh bagian depan pelananya. Beliau SAW bersabda, “Wahai manusia, kalian harus tenang dan berjalan perlahan, sebab kebajikan itu tidak terdapat pada tindakan mempercepat unta.” (Sunan Nasa’i: V/257).
Untuk itulah, bagi jamaah haji yang sedang menunaikan ibadah haji hendaknya berhati-hati, dan memaksimalkan ibadah hajinya selama di Makkah. Dan tidak lupa, karena doa di Makkah, Madinah, khususnya di Arafah pada waktu wukuf, mendoakan rekan, kerabat, tetangga, serta keluarga agar selalu dalam kebaikan, istikomah dalam ibadah, serta diperkenankan bisa menunaikan ibadah haji dan berziarah ke Makam Rosulullah SAW. Tidak sempurna sebagai umat islam, jika belum menunaikan Ibadah haji. Sebagai umat islam, minimal berniat menunaikan ibadah haji.

[1] .  al-Fasi, Syifaul Gharam Bi Ahbari Baiti al-Haram1/ 489-Darul Kitab-Beirut. Muhammad, Said, Muni, al-juhri, al-Tobaqotu al-Qubro 1/36, Dar Sodir Beirut.
[2] . Yusuf, al-Zaky Abdurahman, al-Mazy, Tahdibul Kamal 34/10 Muassasah al-Risalah Beirut.
[3] . Imam al-Fasi, Syifaul Gharam Bi Ahbari Baladi al-Haram 1/469- Darul Kitab al-Arabi – Beirut.

Tidak ada komentar: