Tulisan Berjalan

NIKMATILAH PEKERJAANMU NISCAYA KAMU AKAN MENEMUKAN KEBAHAGIAAN YG TERPENDAM

Minggu, 21 April 2013

(Buku) SANG PENGGERAK ILMU




Data buku

Biografi Ibnu Khaldun: Kehidupan dan Karya Bapak Sosiologi Dunia


Muhammad Abdullah Enan

Machnun Husein

Zaman, Jakarta, 2013

224 hlm

IBNU KHALDUN, mahaguru dan penghimpum pelbagai pengetahuan. Ibnu Khaldun terus diingat, tercatat di lembaran sejarah peradaban di Timur dan Barat. Pengakuan dan penghormatan diberikan atas segala ikhtiar penulisan dan sebaran pelbagai pengetahuan, melintasi negara dan menapaki waktu ratusan tahun. 

Buku-buku ampuh terwariskan, menjadi rujukan sejarah, sosiologi, ekonomi, politik. Ibnu Khaldun telah mengajarkan gairah literasi, tampil sebagai intelektual mumpuni.

Buku-buku biografi tentang Ibnu Khaldun atau ulasan-ulasan untuk sekian buku telah dituliskan, beredar di Timur Tengah, Afrika, Eropa, Amerika, Asia. Arus sejarah keilmuan selalu menempatkan Ibnu Khaldun di urutan depan, sang pemula dalam perumusan pelbagai ilmu modern. Lakon Ibnu Khaldun bermula di Tunisia, 27 Mei 1332. Tokoh ini memiliki silsilah keluarga dari kalangan terhormat, pejabat dan intelektual. Ibnu Khaldun tumbuh dalam keluarga berliterasi, menggerakkan hidup dengan pergulatan intelektual.

Biografi Ibnu Khaldun selalu berurusan dengan kekuasaan. Sang mahaguru ini adalah manusia ambisius dalam ilmu dan jabatan. Pelbagai peran telah dijalankan selama mengabdi ke para penguasa. Poisisi sebagai penasihat, hakim, dosen dijadikan sebagai jenis pekerjaan untuk mendapatkan otoritas dan kehormatan. Situasi perebutan kekuasaan dan konflik politik di pelbagai negeri di Afrika Utara-Timur Tengah menempatkan Ibnu Khaldun dalam situasi pelik, bertendensi memilih merapat ke penguasa-penguasa resmi. Ambisi ini mengesankan ada hasrat politis berkaitan keinginan menekuni ilmu, mempersembahkan buku-buku fenomenal bagi laju peradaban modern. Ibnu Khaldun mengabdi ke sekian penguasa, berkelana ke pelbagai negara demi pengetahuan dan kehormatan.

Keterlibatan Ibnu Khaldun dalam konflik politik dan laku intelektual mengandung risiko, popularitas dan hukuman. Ibnu Khaldun pernah mengalami dipenjara selama dua tahun berdalih politik. Penghukuman ini memicu Ibnu Khaldun mencari keselamatan dan kebebasan, berpamrih agar masih bisa menekuni ilmu. Ibnu Khaldun memerlukan menulis puisi sepanjang 200 bait, berisi permintaan pengampunan dan belas kasihan. Puisi itu memang menjadi siasat mencari keselamatan. Ibnu Khaldun pun dibebaskan dari hukuman politik, melenggang terus ke jalan pengetahuan. Sejarah keintelektualan memang sering terkait dengan sejarah politik dan perlakuan penguasa terhadap kaum intelektual.

Kesibukan di dunia politik membuat Ibnu Khaldun jenuh. Pilihan untuk menjauh dari politik dialami selama dua tahun. Ikhtiar mencari ketenangan merangsang ambisi-ambisi keintelektualan. Ibnu Khaldun saat usia 45 tahun mulai rajin menulis risalah-risalah sejarah, menggarap tema-tema penting dalam pelbagai kajian pengetahuan. Keterpencilan dan kesepian justru meluapkan hasrat pengetahuan.

Buku fenomenal, Muqaddimah, dipersembahkan pada penguasa, Sultan Abul Abbas (1382). Prosesi untuk memberikan buku itu diawali pembacaan puisi sepanjang 100 bait gubahan Ibnu Khaldun. Persembahan buku berkaitan nasib Ibnu Khaldun, bersinggungan dengan hasrat berpolitik. Ibnu Khaldun mengucap puisi: “Di sini dalam sejarah waktu dan bangsa-bangsa/ Terselip pelajaran-pelajaran dan nilai-nilai diikuti orang adil/ Aku meringkas semua buku tentang bangsa-bangsa kuno.” Di bait-bait lanjutan, Ibnu Khaldun sengaja menjadikan Muqaddimah sebagai persembahan bagi penguasa dan negara.

Kehidupan sebagai intelektual berlanjut di Mesir. Ibnu Khaldun hidup di Mesir selama 23 tahun. Agenda-agenda politik ditinggalkan, Ibnu Khaldun memilih menekuni urusan intelektualitas. Di Mesir, Ibnu Khaldun melakukan koreksi-koreksi Muqaddimah. Keberadaan sekian perpustakaan memberi rangsangan untul lacak referensi. Pekerjaan sebagai dosen dan hakim semakin membesarkan otoritas keintelektualan. Pemikiran-pemikiran dan buku telah mendahului sampai ke Mesir, sebelum Ibnu Khaldun tiba dan hidup di Mesir.

Episode-episode kehidupan Ibnu Khaldun melahirkan buku-buku ampuh. Muqaddimah adalah warisan terbesar, rujukan pengetahuan bagi kaum intelektual di Timur dan Barat, selama ratusan tahun. Kemonceran Ibnu Khaldun di Eropa bermula dari publikasi buku Blibliotheque Oerientale (1697) susunan D’Harbelot. Buku ini memuat biografi dan pemikiran Ibnu Khaldun. Di abad XIX, terjemahan Muqaddimah mulai beredar di Eropa dalam pelbagai bahasa. Ibnu Khaldun jadi rujukan pengetahuan di Eropa. Kalangan sarjana Eropa menemukan warisan intelektual memukau di buku-buku garapan Ibnu Khladun. Eropa seolah menemukan terang bermula dari ensiklopedia pemikiran Ibnu Khaldun, mahaguru dari Timur.

Muhammad Abdullah Enan menganggap kebesaran Ibnu Khaldun mendahului-melampaui popularitas Machiavelli. Perbandingan ini dimaksudkan untuk mengerti kadar pengaruh Ibnu Khaldun bagi Eropa, makna Machiavelli bagi dunia. Machiavelli, penulis buku Il Prince, muncul seabad sesudah Ibnu Khaldun. Dua pemikir besar ini memiliki konsentrasi dalam pemikiran politik. Dunia seolah berubah oleh sebaran pemikiran mereka, dunia bergerak dengan buku. Ibnu Khaldun adalah sang pemula, perintis keilmuan bagi dunia. Jejak juga dimiliki oleh Machiavelli meski terlambat seabad.

Penerjemahan Muqaddimah dan buku-buku tentang Ibnu Khaldun di Indonesia juga menjadi selebrasi literasi mengacu ke sejarah peradaban Islam. Pembacaan dan tafsiran atas pemikiran-pemikiran Ibnu Khaldun memang tak pernah usang, memikat sepanjang masa. Di abad XXI, kita adalah ahli waris dari kerja literasi Ibnu Khaldun. Kita memiliki hak untuk menafsirkan mozaik pemikiran Ibnu Khaldun sesuai situasi zaman. Begitu. n

Bandung Mawardi, Pengelola Jagat Abjad Solo

Sumber: Lampung Post, Minggu, 7 April 2013

Rabu, 06 Maret 2013

Tren Baru di Kalangan Wanita Terpelajar Inggris: Menjadi Mualaf


Camilla Leyland dulu dan kini (Daily Mail/RoL)
dakwatuna.com – London. Berita ipar Tony Blair yang mengumumkan konversi keyakinannya menjadi Muslim akhir pekan lalu membuka banyak cerita tentang para mualaf di Inggris. Harian Daily Mail menurunkan topik tak biasa di halam depan mereka: tentang tren baru keyakinan di Inggris. Hasil temuan mereka menyebut, ada tren di kalangan perempuan terpelajar di Inggris — sebagian besar adalah wanita karier — yang memilih Islam sebagai keyakinan baru mereka.
Ipar Tony Blair, Lauren Booth, 43 tahun, mengatakan dia sekarang memakai jilbab yang menutupi kepala setiap kali meninggalkan rumah. Ia juga mengaku melakukan shalat lima kali sehari dan mengunjungi masjid setempat kapanpun dia bisa.
Lauren berprofesi sebagai wartawan dan penyiar televisi. Dia memutuskan untuk menjadi seorang Muslim enam minggu lalu setelah mengunjungi tempat suci Fatima al-Masumeh di kota Qom. “Ini adalah Selasa malam, dan saya duduk dan merasa ini suntikan morfin spiritual, hanya kebahagiaan mutlak dan sukacita,” ujarnya.
Sebelum pergi ke Iran, ia mengaku telah tertarik pada Islam dan telah menghabiskan banyak waktu untuk bekerja sebagai wartawan di Palestina. “Saya selalu terkesan dengan kekuatan dan kenyamanan berada di tengah-tengah Muslimin,” katanya.
Menurut Kevin Brice dari Swansea University, yang memiliki spesialisasi dalam mempelajari konversi keyakinan, menyatakan gelombang para wanita terpelajar Inggris yang beralih keyakinan menjadi Muslim merupakan bagian dari tren menarik.
“Mereka mencari inti spiritualitas, arti yang lebih tinggi, dan cenderung untuk berpikir secara mendalam sebelum memutuskan. Namun dalam konteks ini, saya menyebutnya fsebagai fenomena “mengkonversi kenyamanan”. Mereka akan menganggap agama adalah alat menyenangkan suami Muslim mereka dan keluarganya, tapi tidak akan selalu menghadiri masjid, berdoa, dan berpuasa,” ujarnya.
Benarkah demikian? Kristiane Backer, wanita 43 tahun dan mantan VJ MTV yang menjadi ikon kehidupan Barat liberal yang dirindukan remaja saat mudanya, menggeleng. “Masyarakat permisif yang saya dambakan ketika muda dulu ternyata sangat dangkal, tak memberi ketenteraman batin apapun,” ujarnya.
Titik balik untuk Kristiane muncul ketika dia bertemu mantan pemain kriket Pakistan dan seorang Muslim, Imran Khan pada tahun 1992. Dia membawanya ke Pakistan. Di negara kekasihnya itu, dia segera tersentuh oleh spirtualitas dan kehangatan dari orang-orang Islam di negara itu.
“Meskipun kemudian hubungan asmara saya dengan Imran Khan kandas, semangat saya mempelajari Islam tak turut kandas. Saya mulai mempelajari Islam dan akhirnya menjadi mualaf,” ujarnya.
Menurutnya, Islam adalah agama bervisi. “Di Barat, kami menekankan untuk alasan yang dangkal, seperti apa pakaian untuk dipakai. Dalam Islam, semua orang bergerak ke tujuan yang lebih tinggi. Semuanya dilakukan untuk menyenangkan Tuhan. Itu adalah sistem nilai yang berbeda,” tambahnya.
Untuk sejumlah besar wanita, kontak pertama mereka dengan Islam berasal dari kencan pacar Muslimnya. Lynne Ali, 31, dari Dagenham di Essex, mengakuinya. Di masa lalu, hidupnya hanyalah pesta. “Aku akan pergi keluar dan mabuk dengan teman-teman, memakai pakaian ketat dan mengerling siapapun lelaki yang ingin aku kencani,” ujarnya.
Di sela-sela pekerjaannya sebagai DJ sebuah kelab malam papan atas London, ia menyempatkan ke gereja. Tetapi ketika ia bertemu pacarnya, Zahid, di universitas, sesuatu yang dramatis terjadi.”Dia mulai berbicara kepadaku tentang Islam, dan itu seolah-olah segala sesuatu dalam hidupku dipasang ke tempatnya. Aku pikir, di bawah itu semua, aku pasti mencari sesuatu, dan aku tidak merasa hal itu dipenuhi oleh gaya hidup hura-huraku dengan alkohol dan pergaulan bebas.”
Pada usia 19 tahun, Lynne memutuskan menjadi mualaf. “Sejak hari itu pula, aku memutuskan mengenakan jilbab,” ujarnya. “Ini adalah tahun ke-12 rambut saya selalu tertutup di depan umum. Di rumah, aku akan berpakaian pakaian Barat normal di depan suami saya, tapi tidak untuk keluar rumah.”
Survei YouGov baru-baru ini menyimpulkan bahwa lebih dari setengah masyarakat Inggris percaya Islam adalah pengaruh negatif yang mendorong ekstremisme, penindasan perempuan dan ketidaksetaraan. Namun statistik membuktikan konversi Islam menunjukkan perkembangan yang signifikan. Islam adalah, setelah semua, agama yang berkembang tercepat di dunia. “Bukti menunjukkan bahwa rasio perempuan Barat mengkonversi untuk laki-laki bisa setinggi 2:1,” kata sosiolog Inggris, Kevin Brice.
Selain itu, katanya, umumnya perempuan mualaf ingin menampilkan tanda-tanda dari agama baru mereka – khususnya jilbab – walaupun gadis Muslim yang dibesarkan dalam tradisi Islam justru malah memilih tak berjilbab. “Mungkin sebagai akibat dari tindakan ini, yang cenderung menarik perhatian, Muslim mualaflah yang sering melaporkandiskriminasi terhadap mereka daripada mereka yang menjadi Muslimah sejak lahir,” tambahnya.
Hal itu diakui Backer. “Di Jerman, ada Islamophobia. Saya kehilangan pekerjaan saya ketika saya bertobat. Ada kampanye untuk melawan saya dengan sindiran tentang semua Muslim mendukung teroris – intinya saya difitnah. Sekarang, saya presenter di NBC Eropa,” ujarnya.
Hal itu diamini Lyne. “Aku menyebut diriku seorang Muslim Eropa, yang berbeda dengan mereka yang menjadi Muslim sejak lahir. Sebagai seorang Muslim Eropa, saya mempertanyakan segala sesuatu – saya tidak menerima secara membabi-buta. Dan pada akhirnya harus diakui, Islam adalah agama yang paling logis secara logika,” ujarnya.
“Banyak perempuan mualaf di Inggris juga mengkonversi agamanya karena tertarik dengan kehangatan hubungan di antara sesama Muslim. “Beberapa tertarik untuk merasakan kembali nilai-nilai yang telah mengikis di Barat,” kata Haifaa Jawad, dosen senior di Universitas Birmingham, yang telah mempelajari fenomena konversi agama. “Banyak orang, dari semua lapisan masyarakat, meratapi hilangnya tradisi menghargai orang tua dan perempuan, misalnya. Ini adalah nilai-nilai yang termuat dalam Quran, yang umat Islam harus hidup dengannya,” tambahnya Brice.
Nilai-nilai seperti ini pula yang menarik Camilla Leyland, 32, seorang guru yoga yang tinggal di Cornwall, pada Islam. Ia seorang ibu tunggal untuk anak, Inaya, dua tahun. Ia mengaku menjadi Muslim pada pertengahan usia 20-an untuk ‘alasan intelektual dan feminis’.
“Aku tahu orang akan terkejut mendengar kata-kata ‘feminisme’ dan ‘Islam’ dalam napas yang sama, namun pada kenyataannya, ajaran Alquran memberikan kesetaraan kepada perempuan, dan pada saat agama itu lahir, ajaran pergi terhadap butir masyarakat misoginis,” tambahnya.
Selama ini, orang salah memandang Islam, katanya. “Islam dituduh menindas wanita, namun yang aku rasakan ketika dewasa, justru aku merasa lebih tertindas oleh masyarakat Barat.”
Tumbuh di Southampton – ayahnya adalah direktur Institut Pendidikan Southampton dan ibunya seorang
ekonom – Camilla pertama kali bersinggungan dengan Islam di sekolah. Ia mengenal Islam saat kuliah dan kemudian mengambil gelar master di bidang Studi Timur Tengah. Ketika tinggal dan bekerja di Suriah, ia menemukan pencerahan spiritual.
Merefleksikan apa yang dia baca di Alquran, ia menyadari bahwa islamlah yang dicarinya selama ini. “Orang-orang akan sulit untuk percaya bahwa seorang wanita yang berpendidikan tinggi dari kelas menengah akan memilih untuk menjadi Muslim,” katanya, menirukan komentar ayahnya saat itu. Namun ia mantap menjadi Muslimah.
Kini, ia yang mengaku tak pernah meninggalkan shalat lima waktu tapi belum berjilbab ini menyatakan dirinya telah “merdeka”. “Saya sangat bersyukur menemukan jalan keluar bagi diri saya sendiri. Saya tidak lagi menjadi budak masyarakat yang rusak.” (Siwi Tri Puji B/Daily Mail/RoL)


Sumber:http://www.dakwatuna.com/2010/10/9743/tren-baru-di-kalangan-wanita-terpelajar-inggris-menjadi-mualaf/#ixzz2MolKOqb5 
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Rahasia di Balik Pengunduran Diri Paus Benediktus XVI





Pausdakwatuna.com - Seorang peneliti Saudi mengungkapkan dalam perbandingan agama, kristenisasi dan urusan Vatikan, Direktur Essam tentang alasan sebenarnya Paus Vatikan yang mengumumkan niatnya untuk mengundurkan diri, yang mengguncang komunitas Katolik di seluruh dunia, sebagai Paus pertama kali yang mengundurkan diri sejak 6 abad yang lalu.
Melalui akun twitternya ia mengungkapkan apa yang tersingkap dari faktor faktor sebenarnya, pengunduran diri Paus Benediktus yang ke-16 ini disiarkan pertama kalinya. Dia mengatakan, penyebab utama penguduran diri Paus adalah setelah terjadinya kekacauan dari kalangan gereja Vatikan, terhadap Injil Lama yang di dalamnya terdapat Nama Rasul Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassallam, yang sampai saat ini masih berada di Vatikan.
Terdapat 3 orang dalam Vatikan itu yang menyembunyikan keislamannya. Dan Paus selalu berusaha mencari tahu mereka. Dan salah satu di antara mereka adalah penanggung jawab pembuatan surat pernyataan pengampunan dosa (dalam agama Katolik) dan ada salah satu yang mengumumkan keislamannya. Dampak diumumkannya keislamannya adalah dia pindah ke Afrika Selatan dan tinggal di sana. Di negaranya Ahmad Deedat. Syaikh Ahmad Deedat lah yang menjadi sebab keislamannya.
Beliau menegaskan dalam akun twitternya bahwa sebenarnya pengunduran diri Paus Benediktus XVI bukanlah karena sakit. Karena sebelumnya Paus Yohanes II usianya lebih tua dan penyakitnya lebih parah, namun ia tidak mengundurkan diri dari keuskupan gereja Vatikan. Ini adalah argumentasi untuk menghadapi media.
Dan dia juga telah menentang Vatikan yang telah mendustai kabar keislaman 35 uskup dan pendeta dari pembesar-pembesar Vatikan. Kebanyakan mereka menyembunyikan keislamannya karena kekhawatiran terhadap keselamatan hidupnya, sebagian kecil juga ada yang mengundurkan diri. Dan Paus memilih untuk diam selama 6 tahun. Vatikan sampai saat ini masih belum memiliki kekuatan untuk membantah kabar keislaman 35 uskup tadi. Maka Paus Benediktus XVI pun mengundurkan diri.
Dia juga menambahkan Paus juga berusaha untuk menutupi keislaman mereka dengan melakukan hujatan terhadap Islam dan hinaan kartun Nabi Muhammad secara terang terangan pada tahun 2006. Namun usahanya justru menjadikan senjata untuk dirinya sendiri yang berujung pada pengunduran dirinya.
Dia mengisyaratkan bahwa dokumen-dokumen Vatikan yang menyelidiki surat pernyataan itu tidak seorang pun mengetahuinya sampai saat ini di tangan siapa surat itu berada. Akan tetapi seorang pengamat mengatakan bahwa Paus menghilangkannya bersamaan dengan keluar dari kantor tugasnya segera.
Dia juga menegaskan terdapat arsip-arsip pemberhentian Paus dan penangkapannya di beberapa negara yang dikunjungi karena keterlibatannya dalam menutup-nutupi kekerasan dan skandal seksual.
Dan peneliti ini menutup dengan memotivasi para dai dan ulama untuk melakukan kegiatan dakwah dengan istiqamah untuk mendakwahi orang-orang Katolik dari pengkultusan terhadap Paus dan uskup di bawahnya menuju penyembahan kepada Allah Subhanahu Wata’ala. (sumber: مكافحة العلمانيه)


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/02/27895/rahasia-di-balik-pengunduran-diri-paus-benediktus-ke-xvi/#ixzz2MokYzJcW 
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Benarkah Paus Benediktus XVI Shalat di Masjid Biru Turki Lalu Menjadi Mualaf?





Paus Benediktus XVI berdoa sambil berdiri di samping Mustafa Cagrici, Mufti Agung Istanbul, menghadap kiblat dan menundukkan kepalanya. (AFP/BBC)
Paus Benediktus XVI berdoa sambil berdiri di samping Mustafa Cagrici, Mufti Agung Istanbul, menghadap kiblat dan menundukkan kepalanya. (AFP/BBC)
dakwatuna.com - Mundurnya Paus Benediktus XVI mengundang berbagai spekulasi. Salah satu di antaranya ada kabar yang mengatakan bahwa Paus Benediktus XVI telah menjadi mualaf. Kabar tersebut beredar belakangan ini di berbagai media sosial seperti Facebook, Twitter, serta beberapa blog, dengan diselingi beberapa foto di mana Paus Benediktus XVI mengunjungi Masjid “Blue Mosque” (Masjid Biru) di Turki. Pada foto-foto tersebut Paus Benediktus XVI dikabarkan sedang shalat. Benarkah Paus Benediktus XVI shalat di Masjid Biru Turki lalu menjadi mualaf?
Jika ditelusuri lebih jauh, Paus Benediktus XVI memang pernah mengunjungi Masjid Biru di Turki, pada tanggal 30 November 2006, ketika melawat ke Turki, negara berpenduduk mayoritas muslim. Pada saat itu, kunjungannya dipandang sebagai isyarat penghormatan terhadap Islam setelah ia membuat marah muslim dengan pernyataan-pernyataan yang terkesan kritis dalam pidatonya pada September tahun 2006 tersebut.
Mufti Besar Istanbul Mustafa Cagrici mendampingi Paus Benediktus memasuki Masjid Biru, yang dinamai secara resmi sesuai dengan nama Sultan Ahmet dan dibuka pada 1616. Dalam video di bawah ini, terlihat Paus memasuki masjid biru setelah melepaskan sepatunya. Lalu Paus terlihat berdoa dengan bibir komat-kamit dan menundukkan kepalanya berdampingan dengan mufti dan imam masjid Biru. Pada saat berdoa itulah Paus bersedekap seperti orang shalat. Namun Paus tidak melakukan takbir, rukuk, sujud, hingga salam, hanya bersedekap sambil berdiri, sebagaimana yang dapat dilihat pada video di bawah ini. Itu pun tangan kiri berada di atas tangan kanan, di mana pada shalat sesungguhnya, tangan kanan di atas tangan kiri. Jadi pada dasarnya kabar yang menyatakan Paus sedang shalat di Masjid Biru, merupakan kabar yang tidak benar. Namun demikian, isi hati orang hanya dia dan Allah SWT yang tahu.
Masjid Biru merupakan masjid terkenal di Turki dan sebuah daya tarik wisata populer. Masjid itu memiliki nama populer tersebut karena keramik-keramik biru Iznik sangat bagus di ruang shalat utamanya.
Masjid itu berdiri di Lapangan Sultan Ahmet di pusat kota tua Istanbul, yang berseberangan dengan Museum Aya Sofya yang dulu Gereja Kristen Hagia Sophia. Paus datang ke masjid itu setelah melakukan kunjungan singkat ke Aya Sofya.
Pada saat itu, Paus kelahiran Jerman tersebut sudah meredam banyak ketegangan terkait dengan kunjungannya itu, lawatan pertamanya ke sebuah negara berpenduduk mayoritas muslim, dengan mendukung upaya Ankara bergabung dengan Uni Eropa dan memuji Islam sebagai sebuah agama yang damai. (bbc/cbsnews/rit/merdeka/dakwatuna/hdn)


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/02/28148/benarkah-paus-benediktus-xvi-shalat-di-masjid-biru-turki-lalu-menjadi-mualaf/#ixzz2MoiryzNR 
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Rabu, 30 Januari 2013

Hakikat Taqwa Menurut Sayyidina Ali



Tags:

Space Iklan
300 x 80 Pixel
Sayyidina Ali Karromallahu wajhah menerangkan bahwa sejatinya taqwa tidaklah sekedar istitsalul awamir waj tinabun nawahi, tetapi taqwa itu adalah:
الخوف من الجليل والعمل بالتنزيل والقناعة بالقليل والإستعداد ليوم الرحيل
takut kepada Allah yang bersifat Jalal, dan beramal dengan dasar al-Qur’an (at-tanzil) dan menerima (qona’ah) terhadap yang sedikit, dan bersiap-siap menghadapi hari perlihan (hari akhir). 
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Marilah bersama-sama kita saling menasehati akan pentingnya meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt. sesungguhnya ketaqwaan merupakan kunci menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Jama’ah Jum’ah yang Dirahmati Allah
Seringkali kita mendengar istilah taqwa’ begitu seringnya sehingga tidak terpikir oleh kita apakah sejatinya makna taqwa. Seolah-olah ketika telinga kita menangkap kata ‘taqwa’ maka sudah menjadi mafhum bahwa yang dimaksudkan adalah menjalankan berbagai amal shaleh. Padahal tidak selamanya demikian.
Memang, sebagain ulama mempermudah pemahaman taqwa dengan menjelaskan bahwa taqwa adalah ’imtitsalul awamiri waj tinabun nawahi’ mengerjakan segala perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. kalimat sederhana yang terkesan sangat global. Sehingga mudah diingat namun susah dicerna dan dijabarkan, mungkin karena terlalu singkat.
Oleh karenanya dalam kesempatan ini khatib ingin sekali menerangkan makna taqwa sebagaimana diterangkan oleh Sayyidina Ali Karromallahu wajhah yang dikutip dalam kitab al-Manhajus Sawi, oleh al-allamah al-Muhaqqiq al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith.  Sayyidina Ali membeberkan kepada kita makna taqwa yang terbentang dalam empat hal yaitu; الخوف من الجليل والعمل بالتنزيل والقناعة بالقليل والإستعداد ليوم الرحيل
 Bahwa taqwa adalah takut kepada Allah yang bersifat Jalal, dan beramal dengan dasar al-Qur’an (at-tanzil) dan menerima (qona’ah) terhadap yang sedikit, dan bersiap-siap menghadapi hari akhir perlihan (hari akhir).
Jama’ah jum’ah yang berbahagia
Pertama; Al-khaufu minal Jalil artinya bahwa taqwa itu akan menjadikan seseorang merasa takut kepada Allah swt yang memiliki sifat Jalal. Takut melanggar berbagai aturan dan ketentuan-Nya. Sehingga apapun yang akan diperbuatnya selalu dipertimbangkan terlebih dahulu. Tangan tidak akan digunakan untuk memungut benda yang bukan miliknya tanpa izin. Kaki tidak digunakan untuk berjalan ke aarah yang salah, demikian juga mata dan telinga tidak akan difungsikan sebagai alat mendurhakai-Nya.
Maka taqwa dalam bingkai Al-khaufu minal Jalil, lebih bernuansa ‘penghindaran dan pencegahan’ dari pada ‘pelaksanaan’. Karena sesungguhnya ‘ketakutan’ itu akan menyebabkan seseorang enggan melakukan tindak kesalahan. Seperti halnya seorang anak kecil yang takut bermain air hujan karena takut kepada orang tuanya.
Kedua; wal ‘amalu bit tanzil, menghindari sesuatu karena takut kesalahan dalam konsep taqwa tidak lantas menjadikan seseorang tidak berbuat apa-apa, karena hal taqwa juga menuntut tindakan baik yang berdasar pada al-Qur’an yang diturunkan (at-tanzil) sebagai pedoman hidup dan dasar bersyariat bagi kaum muslim.
Maka segala ‘amal orang yang bertaqwa berdasar pada al-Qur’an, dan mereka tidak akan melakukan sesuatu secara serampangan tanpa adanya dalil yang mendasarinya baik al-Qur’an, Hadits, Ijam’ maupun qiyas.
Jama’ah jum’ah yang Dimuliakan Allah
Ketiga;  al-Qana’atu bil Qalil, artinya orang yang bertaqwa akan selalu merasa cukup dengan rizki yang sedikit, sesungguhnya orang yang memiliki rizqi yang sedikit dan merasa cukup dengan rizqi tesebut adalah bukti sekaligus tanda bahwa orang itu dicintai oleh Allah swt. Sebagaimana yang disabdakan rasulullah saw.
إن الله إذا أحب عبدا رزقه كفافا
Bahwa jika Allah mencintai seorang hamba ia akan memberikan rizki yang pas-pasan kepadanya.
Artinya pas-pasan adalah tidak memiliki kelebihan selain untuk menutupi kebutuhan pokoknya, inilah tanda orang taqwa yang dicintai Allah swt. Oleh karena itu dalam kenyataannya tidak seorangpun hamba yang hidup pas-pasan bertindak secara berlebihan, berhura-hura dan doyan belanja. Karena berbagai macam keglamouran hidup itu sangat dibenci oleh Allah swt. menyebabkan manusia melupakan Tuhannya. Itulah bukti hamba itu dicintai oleh Allah.
Berbeda sekali dengan seorang yang memiliki limpahan harta yang berlebih. Maka di kala waktu luang setan akan segera menghampirinya dan membujuk untuk berbuat hura-hura, jalan-jalan berekreasi ke tepi pantai atau santai santai di menikmati keremangan malam atau malah mencari kesibukan diluar pengetahuan pasangannya. Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang sepertin ini.
Maka menjadi amat penting memeperhatikan sabda Rasulullah saw selanjutnya yang berbunyi:
طوبى لمن هدي الإسلام وكان رزقه كفافا ورضي به 
Beruntung sekali orang (yang mendapatkan petunjuk)Islam, yang mempunyai rizqi pas-pasan dan rela dengan rizqi (yang pas-pasan) itu.
Ridhda atau rela dengan kesedikitan itu menjadi satu sarat tersendiri. Sebagai pertandanya orang tersebut tidak pernah berkeluh-kesah akan keadaanya. Banyak sekali hamba yang merasa cukup dengan rizqi yang diterimanya, saying sekali ia sering keluhan-keluhan. Sesungguhnya hal yang demikian itu mengurangi ketaqwaan.
Dan keempat, al-isti’dadu li yaumir rakhil, adalah bersiap-siap menghadapi hari perpindahan. Perpindahan dari alam dunia ke alam kubur lalu  ea lam akhirat. Artinya segala amal orang yang bertaqwa senantiasa dalam ranga menyiapkan diri akan hadirnya hari kematian. yaitu hari keberangkatan dari alam dunia menuju alam akhirat.
Oleh karena itu ketika Rasulullah ditanya “siapakah manusia yang paling cerdas dan paling mulia di hadapan Allah?” beliau menjawab mereka adalah manusia yang أكثرهم ذكرا للموت وأشدهم إستعدادا له Manusia yang paling banyak mengingat kematian dan paling semangat mempersiapka diri menghadapinya.
Ini juga merupakan tuntunan praktis bagi umat muslim meningkatkan ketaqwaannya, yaitu selalu mengingat kematian Karena, seorang yang mengingat kematian ia tidak akan mudah terjerumus dalam kubangan dosa.
Demikianlah khotbah jum’ah kali ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًااَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَىوَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَاَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

Qabliyah-Ba'diyah untuk Shalat Magrib dan Isya'



Diantara shalat sunnah yang dianjurkan (sunnah muakkadah) adalah dua rakaat sebelum shalat magrib sebagai Sunnah Qabliyah dan dua rekaat setelahnya sebagaiSunnah Ba’diyah. Begitu pula dengan shalat isya (dua rakaa’t sebelumnya dan sesudahnya). Hal ini berdasar pada hadits riwayat bukhari muslim
Bahwasannya Rasulullah saw shalat dua rakaat sebelum dan sesudah dhuhur,dua rakaat sesudah magrib dan dua rakaat sesudah isya dan dua rakaat setelah shalat jum’ah.
Adapun dua rakaat sebelum maghrib disunnahkan dengan dalil hadits Rasulullah saw yang berbunyi:
"صلوا قبل المغرب" قال صلى الله عليه وسلم فى المرة الثالثه "لمن شاء "
Shalatlah dua rakaat sebelum magrib” demikian kata nabi hingga tiga kali dan yang terakhir beliau tambahi “bagi yang mau”
Perkataan “bagi yang mau” adalah pertanda bahwa shalt itu tidaklah wajib. Demikian pula untuk dalil dua rakaat sebelum isya. Qabliyah magrib sebaiknya dilakukan dengan sesegera mungkin setelah adzan berkumandang. Menimbang waktu shalat magrib sangatlah pendek.
Dari Abdullah bin Mughaffal Al Muzani dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ قَالَهَا ثَلَاثًا قَالَ فِي الثَّالِثَةِ لِمَنْ شَاءَ
“Di antara setiap dua adzan (azan dan iqamah) itu ada shalat (sunnah).” Beliau mengulanginya hingga tiga kali. Dan pada kali yang ketiga beliau bersabda, “Bagi siapa saja yang mau mengerjakannya.”
Dalam kitab nIhayatuz zain dijelaskan secara mendetail bacaan yang disunnahkan untukba’diyah magrib. Yaitu pada rakaat pertama setelah al-fatihah membaca surat al-Kafirun dan pada rakaat kedua al-Ikhlash. Shalatlah dengan tenang dan agak lama sehingga para jama’ah yang lain telah bubar meninggalkan lokasi.
Adapun Niat Shalat Sunnah Qabliyah Maghrib
 اُصَلِّيْ سُنَّةَ اْلْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatal maghribi  rok'ataini qabliyyatan mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.
Aku niat melakukan shalat sunat sebelum maghrib 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala.
Niat Shalat Sunnah Ba’diyah Maghrib
اُصَلِّيْ سُنَّةَ اْلْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
 Usholli sunnatal maghribi rok'ataini ba'diyyatan mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.
Aku niat melakukan shalat sunat sesudah  maghrib  2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala.
Niat Shalat Sunnah Qabliyah Isya’
اُصَلِّيْ سُنَّةَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatal 'isyaa-i rok'ataini qabliyyatan mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.
Aku niat melakukan shalat sunat sebelum isya 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala.
Niat Shalat Sunnah Ba’diyah Isya’
اُصَلِّيْ سُنَّةَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatal 'isyaa-i rok'ataini ba'diyyatan mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.
Aku niat melakukan shalat sunat sesudah isya 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala.

Rambu-Rambu Perayaan Maulid Nabi





Merayakan hari kelairan Rasulullah saw yang dalam tradisi kita sering disebut maulid/maulidan, merupakan amal kebajikan. Jika amal ini disetai dengan keihklasan dan niat yang lurus akan menjelma sebagai sebuah ibadah yang nilai pahalanya dijanjikan oleh Allah swt.
Maksud niat yang lurus adalah merayakan dengan penuh rasa kegembiraan dan kecintaan atas kelahiran Rasulullah saw. Sebagaimana keterangan Ibn Taimiyah yang dikutip Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki , yaitu:
يَقُوْلُ اِبْنُ تَيْمِيَّة قَدْ يُثَابُ بَعْضُ النَّاسِ عَلَي فِعْلِ الْمَوْلِدِ وَكَذَلِكَ مَا يُحْدِثُهُ بَعْض النَّاسِ إمَّا مُضَاهَاة لِلنَّصَارَى فِى مِيْلاَدِ عِيْسَى عليه السلام وَإمَّا مَحَبَّةٌ لِلنَّبي صلي الله عليه وسلم وَتَعْظِيْمًالَهُ وَالله قَدْ يُثِيْبُهُمْ عَلَى هَذِهِ الْمَحَبَّةِ وَالاجْتِهَادِ لاَ عَلَى  الْبِدَعِ.
Ibn Taimiyyah berkata, “orang-orang yang melaksanakan perayaan Maulid Nabi akan diberi pahala. Demikian pula apa yang dilakukan oleh sebagian orang. Adakalanya bertujuan meniru di kalangan Nasrani yang memperingati kelahiran Isa AS, dan adakalanya juga dilakukan sebagai ekspresi rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad. Allah Ta’ala akan memberi pahala kepada mereka atas kecintaan mereka kepada Nabi mereka, bukan  atas bid’ah yang mereka lakukan.”(Manhajus Salaf fi Fahmin Nushush Bainan Nadzariyyat wat Tathbiq, h. 399)
Sebagai amal yang baik tentunya perayaan maulid harus bersih dari hal-hal yang berbau negative, buruk dan dosa. Seperti tradisi yang telah berlaku di Nusantara ini maulidan biasa dilakukan secara bersama-sama dalam satu majlis. Biasanya dalam majlis tersebut akan dikumandangkan ayat al-Qur’an sebagai pembukaan lantas pembacaab maulid dhiba’, atau al-barzanji atau syaraful anam dan berbagai puji-pujian kepada Rasulullah saw yang lain.
Tidak hanya itu saja, malahan disebagian tempat ada ta’lim yang diisi oleh seorang muballigh yang berdawah menuturkan dan mengelu-elukan Rasulullah saw sebagai uswah hasanah.
Tentunya berbagai bentuk kreatifitas perayaan ini sangat tergantung pada tradisi masing-masing daerah. Hanya saja standar yang harus ada dalam sebuah perayaan maulid adalah pembacaan al-Qur’an, penuturan kisah Rasulullah saw dan tidak lupa hidangan sebagai bentuk rasa syukur atas rahmat Allah swt akan diutusnya Rasululla saw.
Hidangan ini juga menjadi ruang berbagi sedekah bagi mereka yang mampu. Sehingga akan tercipta suasana kebersamaan antar umat. Bentuk perayaan seperti inilah yang diisyaratkan oleh Imam al-Suyuthy (849-910 H/ 1445-1505 M) dalam Husnul Maqshad fi Amalil Maulid  :
أنَّ أصْلَ عَمَلِ الْمَوْلدِ الَّذِى هُوَ اِجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَاءَةُ مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ. وَرِواَيَةُ الأخْبَارِ الوَارِدَة فِى مَبْدَءِ أمْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا وَقَعَ فِى مَوْلِدِهِ مِنَ الآيَاتِ ثُمَّ يَمُدُّ لَهُمْ سِمَاطٌ يَأكُلُوْنَهُ وَيَنْصَرِفُوْنَ مِنْ غَيْرِ زِيَادَةٍ عَلَى ذَلِكَ مِنَ الْبِدَعِ الْحَسَنَةِ الَّتِى يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ قَدْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاِظْهَارِ الْفَرَحِ وَالاِسْتِبْشَارِ بِمَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ.
"Bahwa asal perayaan Maulid Nabi Muhammad, yaitu manusia berkumpul, membaca al-Qur’an dan kisah-kisah teladan kemudian menghidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi dan menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad yang mulia. (Al-Hawy Lil Fatawa, Juz I, h. 189-197 )