Entah berapa banyak penguasa Islam, berusaha menaklukan Konstatinopel, tetapi selalu gagal. Baru di zamannya Sultan Mohamad Al-Fatih, yang sangat brilian dan ahli strategi perang, di zaman Khalifah Otsmani, pusat kekuasaan Salibis di jantung Eropa itu, jatuh ke tangan Islam.
Kekuasaan Salibis itu, ibaratnya laki-laki yang gagah, tetapi cacad seumur hidup, karena hidungnya yang mancung itu, terpotong. Konstatinopel, yang berubah menjadi Istambul atau Islambul, atau kota Islam, berhasil ditaklukan oleh Muhamad Al-Fatih dengan strategi perang yang canggih. Daratan Eropa yang menjorok ke daratan Asia itu, berhasil menjadi pusat kekuatan dunia Islam, kala itu. Saat itu, Mohamad Al-Fatih membawa kapal-kapal menaiki bukit, dan kemudian menyerang dengan meriam. Sampai Konstatinopel takluk.
Kini Turki perlahan-lahan kembali ke pangkuan Islam. Rakyatnya kembali kepada Islam. Saat berlangsungnya sekulerisme yang digerakkan oleh Jenderal Kemal At-Turk, ada kekuatan sufi, yang dipimpin Ulama Said Nursi atau Mohamad Badie.
Said Nursilah yang melindungi Islam di Turki dari terjangan sekulerisme. Gerakan sufi yang bertahan di negeri moyangnya sekulerisme itu, bertahan dengan luar biasa melindungi Islam. Sampai lahir kelompok Milli Gourus, yang lebih mirip dengan gerakan Ikhwan di Mesir.
Sekarang pengaruh Islam yang pernah tertanam di Turki selama 8 abad, di bawah Khilafah Otsmani itu, menggeliat kembali dalam kehidupan masyarakat Turki. Bahkan, pengaruhnya sampai ke negara Balkan. Seperti Bosnia, Croatia, Slovenia, Albania, dan terus Asia Tengah, serta sebagian masuk ke jantung-jantung Eropa, dan Timur Tengah.
Ramadhan di Turki, kawasan Balkan, dan Asia Tengah, sampai Rusia, sangat luar biasa. Semangat kembali kepada Islam sangat nampak. Rusia diprediksi tahun 2050, umat Islam di negeri bekas "bos" komunis itu, nampaknya akan menjadi mayoritas. Mengalahkan Kristen Ortodok, yang sekarang pengikutnya semakin menyusut.
Di kawasan-kawasan yang mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti Chechya, Dagestan, sampai ke Tajikistan, Kirgistan, Uzbekistan, semua kawasan Asia Tengah, yang pernah menjadi bagian dari Soviet, Islam tak dapat lagi dibendung dengan cara apapun. Islam dan umat Islam tumbuh dengan pesat, menjadi kekuatan baru secara regional.
Sekarang Turki menjadi ruh kebangkitan Islam di seluruh jagad. Turki memiliki syarat menjadi kekuatan global, karena pernah menjadi penguasa di seluruh dunia Islam. Mentalitas bangsa Turki sampai sekarang menunjukan sebagai pemimpin. Turki pernah menjadi Khilafah.
Kemampuan para pemimpin Turki, yang sekarang berkuasa, khususnya dari kalangan Islamis, bukan hanya berhasil memainkan peran politik di Turki, tetapi sekarang Turki menjadi pemain utama dalam percaturan politik global.
Ramadhan ini benar-benar indah di Istambul, dan seluruh kota-kota di dunia Islam. Dari Timur sampai Barat. Dari Maroko sampai Jakarta. Menjelang berbuka puasa, di Istambul, berlangsung iftor (buka puasa), dari berbagai suku bangsa, dan mereka mengatakan, "Persaudaraan Tanpa Sekat Batas Negara". Berbagai suku bangsa berkumpul, dari berbagai kalangan profesi, dan tokoh, mereka berbuka bersama, sambil berkenalan dan tukar pikiran situasi masing-masing negara.
Dua kekuatan dunia Islam yang paling menonjol, yang nantinya akan menjadi motor penggerak kebangkitan Islam, yaitu Mesir dan Turki, kedua negara yang memiliki posisi strategis, secara geopolitik, dan rakyatnya memiliki karaker dan mental, sebagia pemimpin dunia, yang akan menggerakan perubahan secara global.
Karena itu, sekarang begitu antusianya kaum Muslimin di berbagai negara Muslim menyambut ramadhan. Turki dan Mesir yang menjadi mesin penggerak (generator) perubahan itu, di pimpin oleh tokoh-tokoh yang kredibel, dan memiliki visi, membangun kembali peradaban Islam, serta kejujuran. Mereka bukan tipe-tepi tokoh-tokoh yang oportunis, dan tanpa tekad yang kuat.
Perubahan politik yang luas di seluruh negara-negara Islam dengan mendepak para sekutu atau pengikut-pengikut kafirin dan musyrikin (Yahudi dan Nasrani) oleh kekuatan Islam, kiranya menjadi pertanda positip bagi masa depan Islam. Meskipun, perubahan politik di seluruh negara Islam ini, berlangsung dengan berdarah-darah. Seperti di Suriah sekarang ini. Tetapi, itulah ibaratnya seperti seorang ibu yang akan melahirkan bayi, dan harus mengalami pendarahan.
Saatnya nanti akan melihat bangkitnya kekuatan baru di dunia Islam, di tengah terjadinya kekacaucan global, sebagai akibat redupnya sistem kufur dan musyrik di Barat. Ini tidak dapat dihindari lagi. Sistem kufur dan musyrik, sudah tidak mungkin lagi, dapat diharapkan menjadi solusi terhadap kehidupan masa depan umat manusia.
Sistem kufur dan musyrik, yang bersumber dari ajaran sesat Yahudi dan Nasrani itu, sudah mencapai jalan buntu. Seperti krisis yang sekarang melanda di dunia Barat. Di Eropa dan Amerika sudah sampai menuju kebangkrutan total bagi kehidupan mereka. Berulangkali pertemuan regional dan global, yang mereka selenggarakan tak bisa menyentuh akar persoalan mereka. Karena memang semua itu, bersumber dari ajaran dan ideologi yang menjadi dasar keyakinan mereka.
Epidemi kekacauan terus menyebar dalam kehidupan masyarakat Barat, akibat kegagalan nilai-nilai yang menjadi keyakinan mereka, dan akan menjadi sumber kekacauan di Barat. Kapitalisme yang mereka yakini sudah tidak lagi dapat bisa memberi alternatif bagi masa depan mereka.
Kemiskinan yang terjadi di negara-negara Barat, akibat sistem kapitalisme itu, dan timbulnya gelombang pengangguran yang sangat luas. Akhirnya hanya menimbulkan kekacauan dan kekerasan. Seperti yang terjadi di Colorado, di mana seorang mahasiswa kandidat doktor, dibidang ilmu jiwa, melakukan horor dengan membantai orang-orang yang ada dalam gedung bioskop.
Islam akan terus menampakan cahayanya. Menyinari kehidupan umat manusia. Begitu damainya di kota-kota seluruh dunia lslam menyambut Ramadhan. Berbuka, shalat tarawih, membaca Qur'an, dan memberi bantuan kepada fakir miskin, sampai keluar batas negara mereka. Seperti yang dilkakukan Turki terhadap rakyat Somalia, yang ditimpa kelaparan, atau Rohingya dan Palestina yang sekarang menghadapi penindasan.
Apalagi, jika berbicara sumber daya manusia, yang jumlahnya sekarang mencapai 1.5 miliar di seluruh dunia. Mayoritas atau rata-rata usia mereka masih dibawah 40 tahun, atau masih usia produktif. Dibandingkan dengan Barat, di mana penduduknya sudah berada di usia yang tidak produktif lagi, mayoritas diatas 60 tahun. Karena Barat sekarang menghadapi stagnasi. Sebaliknya, selain sumber daya manusia, dunia Islam kaya akan sumber daya alam, dan bahkan menguasai minyak dunia. Inilah faktor yang strategis bagi masa depan Islam.
Kalau kekuatan Islam berhasil mendepak para kroni Barat dari kekuasaan, dan muncul kalangan Islamis, maka itu memberi sebuah harapan. Tentu, semua tidak lepas dari usaha-usaha yang harus dilakukan oleh aktivis dakwah. Ikhwan di Mesir memerlukan waktu hampir 100 tahun, bisa menapaki jalan politik di negeri Spinx itu. AKP di Turki memerlukan waku hampir 100 tahun, sejak negeri itu dijajah oleh kaum sekuleris, dibawah Kemal Atturk.
Benar-benar indah Islam, umat Islam di saat Ramadhan. Semoga kita melihat hari esok yang indah bagi kehidupan Muslim dan Mukmin, di tengah-tengah kehidupan materialisme Barat yang sudah redup. Wallahu'alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar