Tulisan Berjalan

SUKSES KOMUNITAS MAJU JOS, AKHIRNYA BIMBINGAN DIGITAL MARKETING SECARA GRATIS TANPA BATAS TELAH MEMBERI MANFAAT BESAR

Senin, 16 Juli 2012

Pendidikan Agama



PDFCetakSurel
Ditulis oleh Abujamin Roham   
Senin, 11 Juni 2012 22:43
Bagi Muslim, menerapkan pokok-pokok pendidikan agama itu ada tiga. Tiga dimaksud, ialah AKIDAH TAUHID, SYARIAT  DAN AKHLAKUL KARIMAH. * Seperti masa-masa awal  kenabian Muhammad saw., wahyu lebih banyak turun mengenai masalah Akidah dan pembentukan karakter yang istiqamah bagi  Muslim-Muslimat Muda.
Pendidikan agama di Pesantren
Kini, secara merata, pendidikan agama di Nusantara kita masih memerlukan perhatian  serius. Masa lalu, cara Pesanteren-Pesanteren menerapkan Pendidikan Agama jauh berbeda dengan cara Sekolah Umum.  Secara   lahiriah pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah Umum masih lebih “asing” pelaksanaannya; pelajaran agama terkesan “tegang”, walau di sana-sini ia dinyatakan sebagai pelajaran pokok dan penting; sama pentingnya dengan pelajaran-pelajaran utama lainnya.
Pelajaran agama di Pesanteren, mulai dari menulis, membaca dan menghapal diamalkan bersama.. Pada dasarnya pelajaran Agama di Pesanteren lebih men “dasar” termasuk  kewajiban  meng-”hapal”.
Wajib dalam hukum
Penulis tidak menyaksikan sendiri, tetapi masa-masa lalu, sejumlah murid  pada sekolah-sekolah tertentu, mereka diberikan  mata pelajaran agama  tepat pada waktu-waktu sholat berlangsung; akibatnya praktek shalat tergeser, kecuali wajibnya  dalam hukum.
Islam di Andalusia
Ketika kita amati sejarah Islam di Cordova/ Andalusia, bahwa walau Islam di sana pernah ber ”muqim” selama 700 tahun, namun kini seakan tak berbekas; tak satu masjid pun yang masih tersisa; semuanya telah berobah menjadi Gereja. *Dipertanyakan: Mengapa terjadi demikian rapuh? Jawaban dari pengamat sejarah pasti beragam.
Ilustrasi
Ketika Nabi Yusuf menjadi penguasa di Mesir, Nabi Yakub tengah membutuhkan  bantuan kepada penguasa Mesir, Yakub memerintahkan anak-anaknya memasuki Mesir dengan pintu masuk yang berbeda-beda....... Di Mesir, Yusuf diam-diam menerima saudara-saudaranya; mereka sempat mendapat tempat yang layak...........; namun  karena kelengahan dan lupa diri; setelah zaman Yusuf berlalu mereka  bergeser menjadi budak; hal demikian berlangsung lama, hingga sampai  pada saatnya Nabi Musa menyelamatkan mereka.
Islam di Nusantara
Dalam upaya mensyi’arkan Islam di Nusantara Indonesia yang warganya demikian pluralis, sebaiknya para Ulama, Da’i, Cendekiawan dan Aktivis Muslim  tidak  hanya terfokus  pada bidang  birokratif (eksekutif, legislatif dan Judikatif) yang ”harfiah” saja, tetapi  mengabaikan sisi-sisi pesan-pesan moral dan filosofis  Islam (seperti bidang: pendidikan, ekonomi dan bidang-bidang sosial kemanusiaan) lainnya yang begitu kaya.  Hendaknya, muslim di Nusantara ini tidak mencederai kesempatan emas dengan berlengah dan berfoya-foya.
Jangan terulang  hilangnya kepercayaan Mesir pada keturunan Bani Isral; dan Muslim di Indonesia pun jangan menganggap ringan akan tragedi  Muslim di Cordova, Andalusia. Muslim dan Nusantara Indonesia. tengah di “lirik” oleh kelompok-kelompok Islamaphobia. dari berbagai Negara yang sekuler. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar: