Tulisan Berjalan

SUKSES KOMUNITAS MAJU JOS, AKHIRNYA BIMBINGAN DIGITAL MARKETING SECARA GRATIS TANPA BATAS TELAH MEMBERI MANFAAT BESAR

Jumat, 05 Februari 2016

Beginilah Kejelasan dan Kepastian Umrah Yang Aman



PP IPHI sukses memberangkatkan jemaah umrah ahir dan awal tahun, namun tidak sedikit travel yang gagal memberangkatkan jemaah, atau terlantar selama di tanah suci. Jadi?
Anda ingin pergi berumrah tapi bingung memilih travel penyelenggara umrah yang kini jumlahnya berjibun? Selayaknya memang Anda tidak boleh secara serampangan memilih travel umrah tertentu, tanpa mengetahui terlebih dulu kinerja atau track record-nya. Bisa-bisa nanti Anda malah telantar di negeri sendiri sebelum menginjakkan kaki di tanah suci.
Terlebih bagi yang baru pertama hendak melaksanakan umrah, maka diperlukan kejelasan dan kepastian mengenai travel yang nanti membawa jamaah ke Baitullah. Nah, bagi Anda yang berencana pergi umrah, maka jauh-jauh hari lakukan survei, browsing di internet, atau tanya-tanya kepada sanak keluarga yang sudah berpengalaman. Alokasikan waktu sekitar tiga bulan guna memantapkan pilihan, bahwa travel yang Anda pilih sudah tepat dan pas dengan bujet yang tersedia.
Tidak sedikit calon jamaah yang akhirnya memilih travel tertentu lantaran alasan khusus, seperti dekat dengan tempat tinggal atau tempat kerja. Dengan begitu dia akan mudah mendapat dan memperbarui informasi.
“Sebelum mendaftar, saya sudah dengar bagaimana pelayanan dan track record dari si travel. Melihat pengalaman sebagai penyelenggara umrah sudah lebih dari 20 tahun, dan harga paket yang cocok, akhirnya saya bisa berangkat umrah bersama travel ini. Alhamdulilah ibadah umrahnya berjalan lancar. Fasilitas maupun pelayanan yang didapat sesuai dengan yang dijanjikan,” ujar Nuraini, karyawan swasta di Jakarta, baru-baru ini.
Perempuan berkulit sawo matang ini mengaku, sebelumnya ia pernah ditawari paket umrah berbiaya murah oleh sebuah travel, tapi dirinya sanksi. Apa benar paket murah umrah menjamin setiap jamaah berangkat ke tanah suci? Apalagi setelah membandingkan dengan sejumlah travel, harga paket ternyata jauh berbeda. Penasaran, ia ingin mencari tahu lebih jauh soal harga paket umrah murah itu,  tapi kantor travel justru sulit dihubungi. Akhirnya ia lebih memilih travel yang sanggup memberi kepastian berangkat dan pulang lagi ke tanah air.
M Nadhor, pemilik Gema Shafa Marwa Tour&Travel, memberi saran para calon jamaah umrah agar jangan terburu-buru mendaftar sebelum mengecek legalitas sekaligus izin travel umrah yang akan digunakan. Aspek ini bisa dilacak di website Kementerian Agama RI dan asosiasi travel umrah, seperti Himpuh, Amphuri, Asphurindo, dan Kesturi. Terlebih saat ini ada ratusan bahkan ribuan travel umrah. Di satu jalan saja terkadang bisa ditemukan puluhan kantor travel umrah. Jadi pintar-pintarlah memilih. Manfaatkan internet dan smartphone untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya.
“Kalau calon jamaah kurang tahu apa saja yang harus diperhatikan ketika mendaftar, lebih baik ia menggunakan travel tempat teman atau kerabatnya pernah berangkat. Dengan begitu ia sekaligus mendapat gambaran fasilitas dan pelayanan apa yang akan diterimanya. Atau jika tidak, gunakan travel yang namanya sudah besar dan dikenal banyak orang,” kata Nadhor di kantornya, Ruko Mutiara Faza, Gedong, Pasar Rebo, JakartaTimur, baru-baru ini
Bagaimana jika sudah telanjur mendaftar? Sebaiknya terus lakukan komunikasi dengan pihak travel meskipun tanggal keberangkatan masih jauh. Selain menambah keakraban juga untuk berkonsultasi bila terjadi sesuatu diluar kehendak Anda. Nadhor
Beberapa permasalahan yang kerap dikeluhkan jamaah di antaranya menyangkut fasilitas yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan travel. Nadhor mencontohkan, jarak hotel dari Masjidil Haram hanya 500 meter, ternyata di lapangan jarak yang harus ditempuh melebihi atau bahkan harus naik shuttle bus. Jelas hal ini akan merugikan jamaah umrah. Maka itu, mencari tahu soal nama dan lokasi hotel sangat penting. Gunakan aplikasi Google Map untuk mengecek atau browsing di internet, siapa tahu ada jamaah lain yang sudah pernah menggunakan hotel tersebut ketika umrah. Contoh lain, semula dijanjikan hotel bintang empat, faktanya hanya hotel bintang tiga.
“Agar calon jamaah umrah tidak kecewa, pihak travel seharusnya sudah memberikan pengertian bahwa hotel bintang 4 di Arab Saudi tidak sama dengan hotel bintang empat pada umumnya. Hal ini sering terjadi terutama pada calon jamaah yang belum pernah berangkat. Jadi begitu sampai di sana dia kaget, karena hotelnya kecil. Hal ini dapat mengganggu jalannya ibadah,” ujar Nadhor yang asal Lamongan ini.
Selain soal akomodasi dan fasilitas penunjang, perlu diperhatikan pula keberadaan pimpinan tur (tour leader-TL) dan pembimbing ibadah (muthawif). Mintalah “jaminan” ke pihak travel, bahwa TL yang menemani perjalanan Anda ke tanah suci cukup berpengalaman. Termasuk pula pandai mengarahkan jamaah ketika harus singgah di bandara transit, jika menggunakan penerbangan tidak langsung ke Arab Saudi.
Begitu pula, pastikan bahwa muthawif yang akan membimbing rangkaian ibadah umrah Anda, adalah menguasai bidangnya. Memahami dengan baik situasi di lapangan dan seluk-beluk ibadah umrah, sehingga perjalanan suci Anda ke Baitullah kian bertambah mantap. Selamat berumrah.

Kamis, 04 Februari 2016

Perubahan Pakaian Dinas Berlaku Senin Depan



JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah menerbitkan Peraturan Mendagri (Permendagri) nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 60 tahun 2007 tentang Pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil (PNS) lingkup Kemendagri dan Pemerintah daerah.

Ketentuan tersebut mulai berlaku pada Senin depan (8/2). Dengan adanya peraturan baru itu, maka penggunaan seragam dinas pada Senin - Selasa pakaian dinas krem. Rabu kemeja putih. Kamis - Jumat menggunakan batik.

Kepala Biro Hukum Kemendagri Widodo Sigit Pudjianto mengatakan, bagi para pegawai negeri sipil (PNS) yang tidak mematuhi aturan tersebut maka akan dikenakan sanksi. Sanksi tersebut dari mulai teguran hingga disekolahkan kembali.

"Jadi Permendagri nomor 6 tahun 2016 tentang peraturan seragam itu akan berlaku mulai hari senin depan," kata Widodo, Kamis (4/2).

Widodo menerangkan, kebijakan sanksi untuk menyekolahkan para PNS atau kepala daerah yang tidak nurut, Mendagri mengacu pada Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang aparatur sipil negara untuk menindaknya.

Diungkapkannya, sebenarnya Permendagri ini sudah berlaku sejak Senin (1/2) kemarin, tapi karena belum diberikan nomor oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) akhirnya baru diterapkan senin depan.

"Untuk nomor Permendagrinya baru di kasih kemarin Senin. Jadi hari Senin depan Permendagri seragam sudah diterapkan," ujar dia.

(Humas/AMI)

Rabu, 03 Februari 2016

Mengenal Jalur-Jalur Mahram Yang Jadi Syarat Pengajuan Visa Umrah



Ulasan ini bukan kajian hukum Islam atau ilmu fikih, tetapi semacam panduan untuk mengetahui apa dan siapa ‘mahram’ yang sering disebut-sebut sebagai syarat pengajuan visa umrah tersebut.
Selama harus diakui masih ada umat Islam yang tidak membedakan istilah ‘mahram’ dan ‘muhrim’ padahal pengertiannya sangat berlainan. Muhrim dalam bahasa Arab adalah مُحْرِمٌ , mimnya di-dhammah, yang maknanya adalah orang yang berihram dalam pelaksanaan ibadah haji sebelum tahallul. Adapun mahram bahasa Arabnya adalah ,مَحْرَمٌ mimnya di-fathah.
Mahram dari kalangan wanita, yaitu orang-orang yang haram dinikahi oleh seorang lelaki selamanya (tanpa batas). (Di sisi lain lelaki ini) boleh melakukan safar bersamanya, boleh berboncengan dengannya, boleh melihat wajahnya, tangannya, boleh berjabat tangan dengannya, dan seterusnya dari hukum-hukum mahram.
Mahrom kita bagi menjadi tiga kelompok. Yang pertama, mahram karena nasab (keturunan), kedua mahram karena penyusuan, dan ketiga mahram mushaharah (kekeluargaan karena pernikahan).
Kelompok yang pertama ada tujuh golongan:
Ibu, nenek, dan seterusnya ke atas, baik dari jalur laki-laki maupun wanita.
Anak perempuan (putri), cucu perempuan dan seterusnya ke bawah, baik dari jalur laki-laki maupun wanita.
Saudara perempuan sekandung, seayah atau seibu.
Saudara perempuan bapak (bibi), saudara perempuan kakek (bibi orang tua) dan seterusnya ke atas baik sekandung, seayah atau seibu.
Saudara perempuan ibu (bibi), saudara perempuan nenek (bibi orang tua) dan seterusnya ke atas baik sekandung, seayah atau seibu.
Putri saudara perempuan (keponakan) sekandung, seayah atau seibu, cucu perempuannya dan seterusnya ke bawah baik dari jalur laki-laki maupun wanita.
Putri saudara laki-laki (keponakan) sekandung, seayah atau seibu, cucu perempuannya dan seterusnya ke bawah baik dari jalur laki-laki maupun wanita.
Mereka inilah yang dimaksudkan Allah subhanahu wa ta’ala,
حُرِّمَتۡ عَلَيۡكُمۡ أُمَّهَٰتُكُمۡ وَبَنَاتُكُمۡ وَأَخَوَٰتُكُمۡ وَعَمَّٰتُكُمۡ وَخَٰلَٰتُكُمۡ وَبَنَاتُ ٱلۡأَخِ وَبَنَاتُ ٱلۡأُخۡتِ
“Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang lakilaki, dan anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan….”  (an-Nisa: 23)
Kelompok yang kedua juga berjumlah tujuh golongan, sama dengan mahram yang telah disebutkan pada nasab, hanya saja di sini sebabnya adalah penyusuan. Dua di antaranya telah disebutkan Allah subhanahu wa ta’ala,
وَأُمَّهَٰتُكُمُ ٱلَّٰتِيٓ أَرۡضَعۡنَكُمۡ وَأَخَوَٰتُكُم مِّنَ ٱلرَّضَٰعَةِ
“Dan (diharamkan atas kalian) ibu-ibu kalian yang telah menyusukan kalian dan saudara-saudara perempuan kalian dari penyusuan.” (an-Nisa: 23)
Ayat ini menunjukkan bahwa seorang wanita yang menyusui seorang anak menjadi mahram bagi anak susuannya, padahal air susu itu bukan milik dia melainkan milik suami yang telah menggaulinya sehingga memproduksi air susu. Ini menunjukkan secara tanbih (Istilah dalam ilmu ushul fiqih yang artinya penyebutan sesuatu yang dengannya menunjukkan kepada yang lain yang serupa hukumnya) bahwa suaminya menjadi mahram bagi anak susuan tersebut (Ini adalah pendapat jumhur dan ini yang kuat. Lihat Syarah Shahih Muslim (10/18). Kemudian penyebutan saudara susuan secara mutlak, berarti masuk di dalamnya anak kandung dari ibu susu, anak kandung dari ayah susu, begitu pula dua anak yang disusui oleh wanita yang sama, maka ayat ini dan hadits yang marfu’,
يَحْرُمُ مِنَ الرَّضَاعِ مَا يَحْرُمُ مِنَ النَّسَبِ
“Apa yang haram karena nasab maka itupun haram karena penyusuan.” (Muttafaqun ‘alaihi dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma)
Keduanya menunjukkan tersebarnya hubungan mahram dari pihak ibu dan ayah susu sebagaimana tersebarnya pada kerabat (nasab). Ibu dari orang tua susu misalnya, adalah mahram sebagai nenek karena susuan dan seterusnya ke atas sebagaimana pada nasab. Anak dari orang tua susu adalah mahram sebagai saudara karena susuan, kemudian cucu dari orang tua susu adalah mahram sebagai anak saudara (keponakan) karena susuan, dan seterusnya ke bawah.
Saudara dari orang tua susu adalah mahram sebagai bibi karena susuan, saudara ayah/ibu dari orang tua susu adalah mahram sebagai bibi orang tua susu dan seterusnya ke atas.
Adapun dari pihak anak yang menyusu, maka hubungan mahram itu terbatas pada jalur anak keturunannya saja. Seluruh anak keturunan dia, berupa anak, cucu, dan seterusnya ke bawah, adalah mahram bagi ayah dan ibu susunya.
Hanya saja, berdasar pendapat yang paling kuat (rajih), yaitu pendapat jumhur (mayoritas) dan dipilih oleh asy-Syaikh Abdurrahman as-Sa’di, asy-Syaikh Ibnu Utsaimin, dan Syaikhuna (Muqbil) rahimahumullah, bahwa penyusuan yang mengharamkan adalah yang berlangsung pada masa kecil sebelum melewati usia dua tahun, berdasarkan firman Allah subhanahu wa ta’ala,
وَٱلۡوَٰلِدَٰتُ يُرۡضِعۡنَ أَوۡلَٰدَهُنَّ حَوۡلَيۡنِ كَامِلَيۡنِۖ لِمَنۡ أَرَادَ أَن يُتِمَّ ٱلرَّضَاعَةَۚ
“Para ibu hendaklah menyusukan anaknya selama dua tahun penuh bagi siapa yang hendak menyempurnakan penyusuannya.” (al-Baqarah: 233)
Hadits ‘Aisyah radhiallahu ‘anha muttafaqun ‘alaihi menerangkan bahwa penyusuan yang mengharamkan adalah penyusuan yang berlangsung karena rasa lapar dan hadits Ummu Salamah radhiallahu ‘anha yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan dinyatakan sahih oleh al-Albani dalam al-Irwa (no. hadits 2150) bahwa suatu penyusuan tidaklah mengharamkan kecuali yang membelah (mengisi) usus dan berlangsung sebelum penyapihan.
Yang diperhitungkan adalah minimal 5 kali penyusuan, setiap penyusuan bentuknya adalah: bayi menyusu sampai kenyang (puas) lalu berhenti dan tidak mau lagi untuk disusukan (meskipun diselingi dengan tarikan nafas bayi atau dia mencopot puting susu sesaat lalu dihisap kembali).
Adapun kelompok yang ketiga maka jumlahnya 4 golongan sebagai berikut.
Istri bapak (ibu tiri), istri kakek dan seterusnya ke atas berdasarkan surat an-Nisa ayat 22.
Istri anak, istri cucu dan seterusnya ke bawah berdasarkan an-Nisa ayat 23.
Ibu mertua, ibunya dan seterusnya ke atas berdasarkan an-Nisa ayat 23.
Anak perempuan istri dari suami lain (rabibah), cucu perempuan istri baik dari keturunan rabibah maupun dari keturunan rabib, dan seterusnya ke bawah berdasarkan an-Nisa ayat 23.
Golongan 1, 2, dan 3 menjadi mahram hanya dengan sekadar akad yang sah meskipun belum melakukan jima’ (hubungan suami istri), adapun yang keempat maka dipersyaratkan terjadinya jima’ bersama dengan akad yang sah.
Dengan memahami pengertian mahrom, kita menjadi paham siapa saja yang ‘halal’ bagi kita dan yang ‘haram’ untuk dinikahi.

Senin, 01 Februari 2016

Mau Tahu Buah Manis Tahajud ?


Mau Tahu Buah Manis Tahajud?
Sembahyang malam memiliki keutamaan sendiri di sisi Allah SWT. Saking pentingnya, Allah meminta kekasih-Nya Nabi Muhammad SAW meluangkan waktu malam untuk melakukan sembahyang. Allah menjanjikan kedudukan mulia bagi mereka yang melakukan sembahyang malam.
<>
Syekh Ahmad bin Syekh Hijazi Al-Fasyani dalam kitab Al-Majalisus Saniyah fil Kalam alal ‘Arba’in Nawawiyah menceritakan pengalaman menarik dari sahabat Tsabit RA. Berikut ini keterangannya.

عن ثابت رضي الله عنه أنه قال كان أبي من القوامين لله  في سواد الليل قال رأيت ذات ليلة في منامي امرأة لا تشبه النساء فقلت لها من أنت فقالت حوراء أمة الله فقلت لها زوجيني نفسك فقالت اخطبني من عند ربك وأمهرني فقلت وما مهرك فقالت طول التهجد

Sahabat Tsabit RA bercerita bahwa bapaknya dulu termasuk orang yang kuat mengamalkan tahajud di kegelapan malam. Tsabit RA mengatakan bahwa ia dalam mimpi melihat wanita cantik yang eloknya tidak seperti wanita cantik lainnya.

“Siapa kamu?” tanya Tsabit.

Ia menjawab, “Aku bidadari, hamba Allah.”

“Kawinkan aku denganmu,” Tsabit memintanya.

“Lamar aku lewat sisi Tuhanmu. Tebuslah maharku,” jawabnya.

“Apa maharmu?”

“Lamakan tahajud,” jawab bidadari itu.

Memang sembahyang malam itu sebagaimana ibadah lainnya cukup diniatkan untuk Allah SWT. Tetapi apa salahnya kalau Allah menganugerahkan sesuatu kepada hamba-Nya. Terlepas dari ganjaran bidadari atau ganjaran lainnya, sembahyang malam memiliki tempat istimewa di sisi-Nya.

Nabi Muhammad SAW sendiri kerap melakukan sembahyang malam bahkan hingga telapak kakinya pecah-pecah. Hal ini patut menjadi teladan bagi umatnya. Allah sendiri menyimpan anugerah rahasia untuk mereka yang melakukan sembahyang malam. Di keheningan malam ini juga pengetahuan-pengetahuan yang masih menjadi rahasia tersingkap. Kebuntuan dan simpulan-simpulan dapat terurai di saat banyak orang terlelap. Wallahu A’lam. (Alhafiz K)
Mau Tahu Buah Manis Tahajud?
Sembahyang malam memiliki keutamaan sendiri di sisi Allah SWT. Saking pentingnya, Allah meminta kekasih-Nya Nabi Muhammad SAW meluangkan waktu malam untuk melakukan sembahyang. Allah menjanjikan kedudukan mulia bagi mereka yang melakukan sembahyang malam.
<>
Syekh Ahmad bin Syekh Hijazi Al-Fasyani dalam kitab Al-Majalisus Saniyah fil Kalam alal ‘Arba’in Nawawiyah menceritakan pengalaman menarik dari sahabat Tsabit RA. Berikut ini keterangannya.

عن ثابت رضي الله عنه أنه قال كان أبي من القوامين لله  في سواد الليل قال رأيت ذات ليلة في منامي امرأة لا تشبه النساء فقلت لها من أنت فقالت حوراء أمة الله فقلت لها زوجيني نفسك فقالت اخطبني من عند ربك وأمهرني فقلت وما مهرك فقالت طول التهجد

Sahabat Tsabit RA bercerita bahwa bapaknya dulu termasuk orang yang kuat mengamalkan tahajud di kegelapan malam. Tsabit RA mengatakan bahwa ia dalam mimpi melihat wanita cantik yang eloknya tidak seperti wanita cantik lainnya.

“Siapa kamu?” tanya Tsabit.

Ia menjawab, “Aku bidadari, hamba Allah.”

“Kawinkan aku denganmu,” Tsabit memintanya.

“Lamar aku lewat sisi Tuhanmu. Tebuslah maharku,” jawabnya.

“Apa maharmu?”

“Lamakan tahajud,” jawab bidadari itu.

Memang sembahyang malam itu sebagaimana ibadah lainnya cukup diniatkan untuk Allah SWT. Tetapi apa salahnya kalau Allah menganugerahkan sesuatu kepada hamba-Nya. Terlepas dari ganjaran bidadari atau ganjaran lainnya, sembahyang malam memiliki tempat istimewa di sisi-Nya.

Nabi Muhammad SAW sendiri kerap melakukan sembahyang malam bahkan hingga telapak kakinya pecah-pecah. Hal ini patut menjadi teladan bagi umatnya. Allah sendiri menyimpan anugerah rahasia untuk mereka yang melakukan sembahyang malam. Di keheningan malam ini juga pengetahuan-pengetahuan yang masih menjadi rahasia tersingkap. Kebuntuan dan simpulan-simpulan dapat terurai di saat banyak orang terlelap. Wallahu A’lam. (Alhafiz K)

Sabtu, 30 Januari 2016

Merasakan Dahsyatnya Wukuf di Arafah


Merasakan Dahsyatnya Wukuf di Arafah
Author: Ma | Posted on 1:47 am
Arafah berarti mengenal atau mengetahui. Dalam literatur sejarah Islam, asal-muasal dinamakan Arafah adalah karena Adam dan Hawa bertemu kembali setelah terpisah selama ratusan tahun sejak diturunkan ke bumi. Keduanya saling merindukan dan mencari, sampai pada akhirnya keduanya dipertemukan. Tempat pertemuan kedua insan yang dilanda kerinduan tersebut dinamakan Arafah, yang berarti pertemuan kembali Adam dan Hawa.[1]

Kisah lainnya menceritakan, begitu Nabi Ibrahim usai merampungkan pembangunan Baitullah,  Jibril mendatangi beliau mengajarkan tata cara melaksanakan Manasik Haji. Setelah selesai melaksanakannya, Jibril mengatakan kepada Ibrahim, “Apakah kamu sudah mengerti?” Ibrahim menjawab, “Araftu (aku tahu).” Dari lafazh inilah ulama’ meberikan nama “Arafah”.
Dalam versi lain, Arafah memiliki makna yang berbeda dengan makna kedua kisah di atas. Ini dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas. Menurut beliau, dinamakan Arafah karena tempat ini merupakan tempat berkumpulnya manusia yang mengakui dosa dan kesalahannya.
Pendapat yang kedua melihat dari sudut pandang awal mulanya dilaksanakan Manasik Haji oleh Nabi Ibrahim bersama Jibril AS, kemudian Ibrahim mengatakan ‘Aroftu..’Aroftu (Aku tahu).[2] Sedangkan pendapat yang terahir melihat dari hakikat ibadah haji yang mana pada tanggal 9 Dzulhijjah semua jama’ah haji berkumpul dengan memohon serta mengakui dirinya penuh dengan dosa, sehingga merela memohon  (maghfirah) ampunan atas segala dosa-dosanya ditempat yang disebut dengan Arafah.[3]
Arafah adalah tempat istimewa, setiap tahun tepatnya tanggal 9 Dzulhijjah semua duta-Nya (wafdullah) berkumpul dan bermunjat mengharp pengampunan ran ridho-Nya. Para malaikat juga berkumpul mengawasi tamu-tamu Allah yang benar-benar memenuhi panggilan-Nya.
Pada hakekatnya, haji itu adalah Arofah, berdasarkan hadist nabi yang berbunyi: “  ?Al-Hajju Arafah” artinya “Haji itu adalah Arafah” ( Musnad Imam Ahmad nomor 18796).
Pada tanggal itu, sejak matahari tergelincir, Arafah   menjadi tempat bagi puncak kegiatan semua jama’ah haji. Pada hari itu Allah SWT. melimpahkan maghfirah, ‘inayah serta ridha-Nya. Tidak ada do’a yang dipanjatkan oleh wafdullah, kecuali pasti diterima oleh Allah SWT.
Diceritakan dari Amr bin Abdillah bin Sofwan, bahwa Yazid bin Syaiban berkata, “Kami dahulu mengerjakan wukuf di Arafah pada tempat yang jauh dari Mauqif. Maka Ibnu Mirba’ Al-Anshari mendatangi kami seraya berkata, “Sesungguhnya aku adalah utusan Rasulullah SAW untuk kamu. Hendaklah kamu berada di Masy’ar kamu, sebab kamu tengah melaksanakan salah satu warisan dari bapak kamu Ibrahim AS.” (Sunan Nasa’i: V/255).
Kewajiban Wukuf di Arafah.
Wukuf itu artinya berdiam diri di Arafah ketika matahari mulai tergelincir hingga terbenam. Arafah dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Sebuah kisah menarik seputar haji Rosulullah SAW. Suatu ketika seorang sahabat yang bernama Abdurrahman bin Ya’mur mengatakan: “Aku tengah bersama Rasulullah SAW ketika sekelompok orang mendatangi beliau. Lalu mereka bertanya kepada beliau mengenai manasik haji.
Mendengar pertanyaan itu, Rasulullah SAW bersabda, “(Puncak) ibadah haji adalah Arafah, maka barangsiapa mendapati malam Arafah sebelum terbit fajar dari malam Jama’ (Idul Adha), maka sempurnalah hajinya.” (Sunan Nasa’i: V/256). Dengan kata lain, siapa yang haji tetapi bisa wukuf di Arafah, maka hajinya tidak sah. Secara otomatis hajinya berubah menjadi ibadah umrah.
Di dalam hadis lainya, yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, Usamah bin Zaid berkata:”Rasulullah SAW bertolak dari Arafah sementara aku membonceng beliau.
Lalu beliau menarik tali kekang untanya sehingga kepalanya hampir menyentuh bagian depan pelananya. Beliau SAW bersabda, “Wahai manusia, kalian harus tenang dan berjalan perlahan, sebab kebajikan itu tidak terdapat pada tindakan mempercepat unta.” (Sunan Nasa’i: V/257).
Untuk itulah, bagi jamaah haji yang sedang menunaikan ibadah haji hendaknya berhati-hati, dan memaksimalkan ibadah hajinya selama di Makkah. Dan tidak lupa, karena doa di Makkah, Madinah, khususnya di Arafah pada waktu wukuf, mendoakan rekan, kerabat, tetangga, serta keluarga agar selalu dalam kebaikan, istikomah dalam ibadah, serta diperkenankan bisa menunaikan ibadah haji dan berziarah ke Makam Rosulullah SAW. Tidak sempurna sebagai umat islam, jika belum menunaikan Ibadah haji. Sebagai umat islam, minimal berniat menunaikan ibadah haji.

[1] .  al-Fasi, Syifaul Gharam Bi Ahbari Baiti al-Haram1/ 489-Darul Kitab-Beirut. Muhammad, Said, Muni, al-juhri, al-Tobaqotu al-Qubro 1/36, Dar Sodir Beirut.
[2] . Yusuf, al-Zaky Abdurahman, al-Mazy, Tahdibul Kamal 34/10 Muassasah al-Risalah Beirut.
[3] . Imam al-Fasi, Syifaul Gharam Bi Ahbari Baladi al-Haram 1/469- Darul Kitab al-Arabi – Beirut.

Rabu, 27 Januari 2016

Tingkat-Tingkat Nilai Spiritual dalam Ibadah Haji



Menunaikan ibadah haji memiliki nilai spiritualitas tersendiri bagi umat Islam. Ustaz kondang Zacky Mirza bahkan mengalami beberapa tahap tingkat nilai spiritualitas dalam berhaji.

Dia sudah berhaji sebanyak lima kali dalam hidupnya. Dan, setiap momen ibadah hajinya itu selalu memiliki makna tersendiri baginya. Ustaz kelahiran 8 November 1979 ini mengaku mendapatkan puncak spiritualitas haji pada hajinya yang terakhir, yaitu pada 2014.

Dia pertama kali menunaikan ibadah haji pada tahun 1998. Pada saat itu dia yang baru lulus dari pesantren diajak orang tuanya unuk pergi berhaji. Karena, pada waktu itu orang tuanya membawa 10 jamaah, sehingga dia diajak untuk membantu melayani para jamaah orang tuanya tersebut.

“Karena saya lulusan pesantren, ya ngerti bahasa Arab, disuruh nawar-nawarin kalau jamaah Papa ingin belanja. Apalagi, rombongannya banyak nenek-nenek yang masih kerabat. Jadi, saya bantu mereka,” ungkapnya, Kamis (10/9).

Dia mengaku, pengalaman haji pertamanya itu belum begitu menumbuhkan nilai spiritualitas yang tinggi baginya. Karena, pada saat itu masih terlalu muda baginya untuk memahami setiap prosesi dan doa-doa dalam manasik haji. Dia bahkan baru memahami doa-doanya saat berhaji. Itu adalah kali pertama dia pergi ke luar negeri.

Kemudian, haji keduanya dia lakukan ketika sedang berkuliah di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. Dia berangkat dari Mesir naik kapal laut selama tiga hari dua malam. Pada saat itu selain berhaji dia juga berniat untuk berdagang. Dia bahkan mendapatkan ongkos berangkat haji dari hasil meminjam temannya.

Sambil membawa barang dagangan, seperti Alquran dan barang-barang kebutuhan haji lainnya, dia berangkat dengan visa umrah yang seharusnya dilarang untuk berdagang. Namun, karena dia mahasiswa yang di Tanah Suci juga banyak maka dia tidak ketahuan kalau visanya hanya umrah.

Di sana, selain berdagang, dia juga bekerja melayani jamaah haji, misalnya, mendorong kursi roda. Selain itu, dia juga bekerja di katering jamaah haji sebagai tukang cuci piring dan juga ikut menyiapkan sajian makanan bagi jamaah haji. Semua itu dia lakukan demi bisa mengembalikan uang yang telah dipinjamnya dari temannya itu. Selain itu, sisa pendapatannya juga ia gunakan untuk membayar apartemen dan membeli buku.

Secara spiritual, dia mengaku, sudah mulai meningkat. Dia sudah memahami esensi setiap doa yang dipanjatkan dalam prosesi haji. Namun, karena fokusnya terpecah dengan berdagang dan bekerja, tetap saja nilai spiritualitas yang ia dapatkan belum maksimal.

Pada 2003 dia kembali berangkat ke Tanah Suci. Pada saat itu dia yang sudah lulus kuliah mendaftarkan diri untuk bekerja di Saudi Arabia Airlines. Takdir membuat dia akhirnya benar-benar menjadi salah satu karyawan maskapai penerbangan Arab Saudi tersebut. Atas profesi itu pula dia kembali mendapatkan kesempatan untuk menunaikan ibadah haji.

“Nah, pas momen ini saya merasa ibadahnya lebih khusyuk lagi. Meskipun masih sama seperti tahun sebelumnya yang juga sambil menjalankan tugas, semua fasilitas sudah memadai, sehingga memudahkan saya untuk menunaikan ibadah haji,” tuturnya.

Ketika 2007 dia kembali diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk berangkat ke Tanah Suci. Pada saat itu dia berhaji dalam rangka menjadi pembimbing haji reguler.

Dia sudah mulai merasakan sisi spiritualitas dalam menunaikan ibadah haji. Mengingat pemahamannya meningkat dan pengalamannya semakin banyak.

Dia kembali berkesempatan memenuhi panggilan Allah SWT ke Tanah Suci pada 2014. Dia ditunjuk oleh salah satu travel perjalanan haji untuk menjadi pembimbing haji.

Momen hajinya kali ini yang dia sebutkan sebagai momen haji yang paling khusyuk. Pengalaman dan ilmunya sudah lebih banyak. Terlebih, karena saat itu dia mendapatkan fasilitas yang bisa dikatakan cukup mewah.

Jumat, 22 Januari 2016

NU JUGA JADI TARGET TERORISME


Kang Said: NU Juga Jadi Target Terorisme
Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj
Mahbib, NU Online | Rabu, 20 Januari 2016 18:00
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengutuk keras aksi teror beberapa hari lalu di Jakarta. Ia menegaskan, tak ada satu agama pun yang membenarkan terorisme, termasuk Islam.

“Bahkan NU sendiri menjadi bagian dari target terorisme,” katanya saat menerima kunjungan Dubes Denmark Casper Klynge bersama rombongan di kantor PBNU, Jakarta, Rabu (20/1).

Menurutnya, NU menjadi musuh bagi para teroris lantaran selama ini ormas Islam terbesar ini cukup nyaring menentang aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama. Melalui gagasan Islam Nusantara, NU berusaha menunjukkan bahwa Islam akrab dengan budaya, toleran, cinta tanah air, dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip perdamaian.

Pendiri NU Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari adalah contoh bagus tentang tokoh yang mampu menyatukan antara Islam dan nasionalisme. Suatu kondisi yang sulit ditemukan di Timur Tengah yang kini dirundung perang saudara.

Pria yang akrab disapa Kang Said ini mengaku heran dengan sebagian kelompok yang menggunakan nama Islam untuk aksi-aksi biadab. Yang lebih aneh, katanya, tidak hanya orang Timur Tengah, orang-orang Eropa pun banyak ikut bergabung dengan kelompok garis keras ISIS.

Kang Said mengatakan, kalau orang Timur Tengah ‘wajar’ menjadi kelompok ekstrem lantaran tiap hari menyaksikan kekejaman Israel membunuh dan merebut tanah Palestina, sementara negara-negara di dunia cenderung hanya menonton alias diam.

“Lha, negara-negara Eropa ini yang katanya sejahtera, aman, tentram, gabung juga sama ISIS. Saya tidak mengerti kenapa itu? Apa sebabnya?” tanyanya yang lantas menyimpulkan, fakta ini menunjukkan bahwa ekstremisme bisa menimpa siapa saja.

Rombongan dari Kedutaan Besar disambut pula oleh Ketua PBNU H Marsudi Syuhud, Bendahara Umum H Bina Suhendra, dan Ketua Umum Pimpinan Fatayat NU Anggia Ermarini di kantor PBNU, Lantai 3, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta. (Mahbib)