Tulisan Berjalan

SUKSES KOMUNITAS MAJU JOS, AKHIRNYA BIMBINGAN DIGITAL MARKETING SECARA GRATIS TANPA BATAS TELAH MEMBERI MANFAAT BESAR

Sabtu, 14 April 2012

Baca Qur'an, Shadaqah, Do'a dan Tahlilan Tak Bermanfaat Bagi Orang Mati, Apa Betul ???


Do’a, Bacaan Al-Qur’an, Shadaqoh & Tahlil untuk Orang Mati
Apakah do’a, bacaan Al-Qur’an, tahlil dan shadaqoh itu pahalanya akan sampai kepada orang mati? Dalam hal ini ada segolongan yang yang berkata bahwa do’a, bacaan Al-Qur’an, tahlil dan shadaqoh tidak sampai pahalanya kepada orang mati dengan alasan dalilnya, sebagai berikut:
وَاَنْ لَيْسَ لِلْلاِءنْسنِ اِلاَّ مَاسَعَى
Dan tidaklah bagi seseorang kecuali apa yang telah dia kerjakan”. (QS An-Najm 53: 39)
Juga hadits Nabi MUhammad SAW:
اِذَامَاتَ ابْنُ ادَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ اِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَوْعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ اَوْوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْلَهُ
Apabila anak Adam mati, putuslah segala amal perbuatannya kecuali tiga perkara; shadaqoh jariyah, ilmu yang dimanfa’atkan, dan anak yang sholeh yang mendo’akan dia.
Mereka sepertinya, hanya secara letterlezk (harfiyah) memahami kedua dalil di atas, tanpa menghubungkan dengan dalil-dalil lain. Sehingga kesimpulan yang mereka ambil, do’a, bacaan Al-Qur’an, shadaqoh dan tahlil tidak berguna bagi orang mati. Pemahaman itu bertentangan dengan banyak ayat dan hadits Rasulullah SAW beberapa di antaranya :
وَالَّذِيْنَ جَاءُوْامِنْ بَعْدِ هِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَااغْفِرْلَنَا وَلاِءخْوَنِنَاالَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلاِءْيمن
Dan orang-orang yang datang setelah mereka, berkata: Yaa Tuhan kami, ampunilah kami dan ampunilah saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dengan beriman.” (QS Al-Hasyr 59: 10)
Dalam hal ini hubungan orang mu’min dengan orang mu’min tidak putus dari Dunia sampai Akherat.
وَاسْتَغْفِرْلِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنتِ
Dan mintalah engkau ampun (Muhammad) untuk dosamu dan dosa-dosa mu’min laki dan perempuan.” (QS Muhammad 47: 19)
سَأَلَ رَجُلٌ النَّبِىَّ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَارَسُوْلَ اللهِ اِنَّ اُمِى مَاتَتْ افَيَنْفَعُهَا اِنْ تَصَدَّقْتَ عَنْهَا ؟ قَالَ نَعَمْ
Bertanya seorang laki-laki kepada Nabi SAW; Ya Rasulullah sesungguhnya ibu saya telah mati, apakah berguna bagi saya, seandainya saua bersedekah untuknya? Rasulullah menjawab; yaa berguna untuk ibumu.” (HR Abu Dawud).
Dan masih banyak pula dalil-dalil yang memperkuat bahwa orang mati masih mendapat manfa’at do’a perbuatan orang lain. Ayat ke 39 Surat An-Najm di atas juga dapat diambil maksud, bahwa secara umum yang menjadi hak seseorang adalah apa yang ia kerjakan, sehingga seseorang tidak menyandarkan kepada perbuatan orang, tetapi tidak berarti menghilangkan perbuatan seseorang untuk orang lain.
Di dalam Tafsir ath-Thobari jilid 9 juz 27 dijelaskan bahwa ayat tersebut diturunkan tatkala Walid ibnu Mughirah masuk Islam diejek oleh orang musyrik, dan orang musyrik tadi berkata; “Kalau engkau kembali kepada agama kami dan memberi uang kepada kami, kami yang menanggung siksaanmu di akherat”.
Maka Allah SWT menurunkan ayat di atas yang menunjukan bahwa seseorang tidak bisa menanggung dosa orang lain, bagi seseorang apa yang telah dikerjakan, bukan berarti menghilangkan pekerjaan seseorang untuk orang lain, seperti do’a kepada orang mati dan lain-lainnya.
Dalam Tafsir ath-Thobari juga dijelaskan, dari sahabat ibnu Abbas; bahwa ayat tersebut telah di-mansukh atau digantikan hukumnya:
عَنِ ابْنِى عَبَّاسٍ: قَوْلُهُ تَعَالى وَأَنْ لَيْسَ لِلاِءنْسنِ اِلاَّ مَا سَعَى فَأَنْزَلَ اللهُ بَعْدَ هذَا: وَالَّذِيْنَ أَمَنُوْاوَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِيَتُهُمْ بِاِءْيمنٍ أَلْحَقْنَابِهِمْ ذُرِيَتَهُمْ فَأَدْخَلَ اللهُ الأَبْنَاءَ بِصَلاَحِ اْلابَاءِاْلجَنَّةَ
Dari sahabat Ibnu Abbas dalam firman Allah SWT Tidaklah bagi seseorang kecuali apa yang telah dikerjakan, kemudian Allah menurunkan ayat surat At-Thuur; 21. “dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami pertemukan anak cucu mereka dengan mereka, maka Allah memasukkan anak kecil ke surga karena kebaikan orang tua.
Syaekhul Islam Al-Imam Ibnu Taimiyah dalam Kitab Majmu’ Fatawa jilid 24, berkata: “Orang yang berkata bahwa do’a tidak sampai kepada orang mati dan perbuatan baik, pahalanya tidak sampai kepada orang mati,mereka itu ahli bid’ah, sebab para ulama’ telah sepakat bahwa mayyit mendapat manfa’at dari do’a dan amal shaleh orang yang hidup.
KH Nuril Huda
Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama 

MUI: Jangan Kerdilkan Peran Ulama dalam Sertifikasi Produk Halal



Sabtu, 14 April 2012, 15:40 WIB
  
MUI: Jangan Kerdilkan Peran Ulama dalam Sertifikasi Produk Halal
Logo Halal

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta Rancangan Undang-Undang Jaminan Produk Halal (RUU  JPH), yang dijadwalkan untuk disahkan DPR pada April mendatang, melibatkan ulama sepenuhnya dan tidak mengerdilkan peran ulama dalam proses sertifikasi halal segala jenis produk yang beredar di pasaran.

Hal ini diungkapkan oleh Wakil Sekretaris Jendral MUI Amirsyah Tambunan dalam konferensi pers Perkembangan RUU JPH pada Sabtu (14/4) pagi di kantor MUI, Jakarta Pusat. Ia meminta MUI tetap diberikan hak penuh terhadap seluruh proses sertifikasi halal di dalam RUU JPH, seperti yang telah mereka lakukan sejak 1989.

"Otoritas ulama mulai dari hulu (penetapan auditor) hingga hilir (penerbitan sertifikasi) tidak bisa diganggu gugat karena sertifikasi halal ini adalah fatwa tertulis sehingga menjadi kewenangan ulama," tegas Amirsyah.

Jumat, 13 April 2012

Kemenag-PBNU Sepakat Bentuk Badan Khusus Penyelenggara Haji



Kirim Print
Menteri Agama, Suryadharma Ali (blogspot.com)
Kementerian Agama bersama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mewacanakan pembentukan badan khusus yang mengurusi penyelengaraan haji.
Hal tersebut dibahas dalam pertemuan tertutup di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (7/2/2012) malam.
“Salah satu dari yang ditanyakan itu berkaitan dengan adanya gagasan pembentukan badan khusus penyelenggaraan ibadah haji dan mendapatkan respons dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama,” kata Menteri Agama Suryadharma Ali (SDA) usai rapat.
Menurut Suryadharma, pembentukan badan ini dirasa penting mengingat penyelenggaran haji ini saat ini terkesan tertutup.
“Karena PBNU juga tempat bertanya bagi masyarakat mengenai penyelenggaraan ibadah haji dan saya sudah menjelaskan panjang lebar dan detail dan infomasi-informasi itu memberikan penjelasan yang selama ini terlihat tertutup,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj meminta agar pelayanan haji terus ditingkatkan. Said juga yakin masalah ini bisa diatasi bersama kendati tidak semua pihak bisa dipuaskan.
“Kita minta kepada Pak Menteri untuk pelayanan haji di tahun yang akan datang agar lebih ditingkatkan, diperbaiki sana-sininya. Maklum namanya melayani 200 ribu orang itu tidak gampang. Tapi niatan untuk memperbaiki saya yakin bisa. Walaupun tak bisa 100 persen memuaskan semua pihak,” jelasnya. (ded/Bagus Santosa/OZ)


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/02/18560/kemenag-pbnu-sepakat-bentuk-badan-khusus-penyelenggara-haji/#ixzz1rxvV4fyL

Kamis, 12 April 2012

Jangan Naikkan Ongkos Haji




Kirim Print
K.H. Jazuli Juwaini, Lc. MA., anggota Komisi VIII DPR RI (LPPOM MUI).
dakwatuna.com – Jakarta. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera meminta Kementrian Agama tidak menaikkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji. Selain itu, FPKS juga meminta agar Kementerian Agama melakukan penghematan besar-besaran pada komponen biaya tidak langsung BPIH 2012.
“Komisi Haji DPR RI sudah mengendus adanya inefisiensi dan tumpang tindih dalam usulan anggaran penyelenggaraan ibadah haji yang diajukan pemerintah. Hal ini ditengarai menjadi penyebab selalu naiknya BPIH dari tahun ke tahun. Kualitas perencanaan anggaran Kementerian Agama untuk penyelenggaraan ibadah haji terbilang buruk. Ada pos-pos yang seharusnya dapat dilakukan efisiensi tapi tidak dilakukan. Selain itu ada sejumlah komponen yang tumpang tindih antara pembiayaan dengan dana optimalisasi jamaah dan APBN,” ungkap anggota FPKS Jazuli Juwaini di Jakarta, (10/4/2012).
Soal kualitas perencanaan, Jazuli mencontohkan inkonsistensi proposal kementerian pada biaya pemondokan di Mekkah. Pada rapat pembahasan bersama DPR bulan Januari, Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan dengan tegas tidak ada kenaikan biaya pemondokan dari tahun 2011, yaitu rata-rata 3.700 real per jamaah. Namun dalam pembahasan panitia kerja dengan DPR, ia justru meminta ada kenaikan sebesar rata-rata 3.850 real per jamaah.
Belum juga disepakati, Kemenag sudah merevisi kembali agar ada kenaikan menjadi rata-rata 4.500 real per jamaah. “Kalau Kemenag mempunyai perencanaan yang baik tentu ini tidak perlu terjadi, harga seharusnya sudah dapat diprediksi dengan baik. Sehingga kami jadi bertanya-tanya ada apa di balik kenaikan biaya pemondokan? Padahal, kita di DPR menginginkan BPIH tidak naik,” kata Jazuli.
Sejak awal, Menteri Agama menegaskan, di luar komponen penerbangan, BPIH tahun 2012 tidak akan naik. Kalaupun ada kenaikan maka pada komponen penerbangan saja sebagai imbas kenaikan harga bahan bakar pesawat.
Dengan usulan biaya pemondokan di Mekkah yang meningkat, maka kenaikan BPIH akan semakin besar dan menambah berat beban jamaah. “Kami akan memastikan Panja BPIH akan melakukan langkah efisiensi besar-besaran pada komponen BPIH, khususnya pada komponen indirect cost agar dana optimalisasi dapat dialokasikan untuk meringankan BPIH yang harus dibayar jamaah,” kata Anggota Komisi VIII FPKS ini.
Dalam rangka efisiensi biaya, Jazuli Juwaini yang juga Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan, menemukan banyak biaya pada komponen indirect cost yang dibiayai dengan dana optimalisasi jamaah yang tidak sesuai dan tidak tepat dan seharusnya dibiayai APBN.
Bahkan, ada beberapa pos yang terindikasi double anggaran dan tumpang tindih. Beberapa penghematan yang bisa dilakukan antara lain biaya operasional pemeliharaan infrastruktur, pembelian kendaraan operasional, sistem keuangan dan sistem informasi.
Jazuli optimistis BPIH tahun 2012 minimal tidak akan naik, jika tumpang tindih anggaran dapat dicegah sehingga dana optimalisasi dapat dimanfaatkan sebesarnya untuk meringankan BPIH yang ditanggung jamaah. Cara
lain dengan membuka tender penerbangan sehingga ada persaingan harga tanpa mengabaikan kualitas pelayanan. Penghematan biaya operasional haji di Arab Saudi juga wajib dilaksanakan. (Imam Prihadiyoko/Marcus Suprihadi/KCM)


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/04/19789/jangan-naikkan-ongkos-haji/#ixzz1rs1LP3un

Berkat Teknologi, Tunanetra pun Bisa Jadi Dosen!


Eko Ramaditya Adikara

(ITEK - FYI) Ternyata kecanggihan teknologi tak hanya membuat hidup orang berfisik sempurna jadi mudah, tapi juga mampu menolong mereka yang tak dikaruniai anggota tubuh dengan fungsi lengkap.

Selain dapat membantu aktivitas sehari-hari, keberadaan teknologi ternyata dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi kaum yang selama ini eksistensinya masih minoritas di dunia kerja.

Salah satunya adalah penulis, yang saat ini telah diterima sebagai dosen pengajar komputer dan kepribadian di sebuah kampus di Indonesia. Mau tahu ceritanya?

"Penulis ingin jadi guru...". Itulah cita-cita sederhana yang terpatri sejak penulis masih balita, profesi yang juga merupakan impian kedua orang tua. Sederhana, namun penuh makna. Saat berbagi ilmu dengan sesama, hanya ada satu rasa. Bahagia.

Sudah sekitar 25 tahun penulis menggemari dunia teknologi, baik sebagai alat hiburan maupun alat bantu. Kegemaran akan dunia TI pun membawa penulis semakin maju, hingga tiba hari di mana salah seorang rekan penulis datang dan menawari penulis pekerjaan.

Namanya Pak Suarna. Beliau adalah seorang trainer yang sekarang menjabat sebagai owner Kampus LP3I cabang Pondok Gede, Bekasi. Kami pernah bertemu sekitar empat tahun silam, namun setelah itu tak perna saling kontak.

Saat beliau menyaksikan penampilan di Kick Andy 3 Februari 2012 silam, beliau langsung mengirim SMS pada Penulis. Pesan singkat berisi tawaran mengajar sebagai dosen dan instruktur TI di kampusnya!

Alhamdulillah... Setelah minta restu Bapak dan Ibu, maka resmilah penulis dilantik sebagai dosen Kampus LP3I cabang Pondok Gede pada awal Maret 2012. Penulis mengawali tugas dengan memberi kuliah umum untuk seluruh mahasiswa mulai dari tingkat 1 hingga tingkat 3.

Wah, meski selama ini sudah terbang ke sana ke mari sebagai trainer, berhadapan dengan sekian banyak mahasiswa ternyata bikin penulis dag dig dug der juga. Mungkin karena sekarang ini penulis harus berbagi ilmu dalam sebuah lembaga resmi, artinya memikul tanggung jawab yang besar, lebih besar daripada sekadar memenuhi undangan sebagai pembicara atau narasumber.

Selain itu, penulis juga harus mempelajari silabus serta modul sesuai dengan yang diprogramkan oleh kurikulum kampus, agar ilmu yang disampaikan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

Untunglah Pak Suarna berjiwa besar hingga mau memberi penulis kesempatan untuk mencobanya. Dukungan penuh dari kedua orang tua juga membuat penulis yakin untuk menekuni profesi ini. Apalagi penulis dibantu oleh sosok spesial yang setia menyusun presentasi PowerPoint dan video Youtube sebagai bahan presentasi.

Dalam kapasitas sebagai dosen tunanetra, Pak Suarna menugaskan penulis memberi kuliah Personality Management. Selain itu juga dijadwalkan mengisi kuliah umum AMT (Achievement Motivation Training), dan nantinya akan berlanjut ke perkuliahan yang berhubungan dengan teknologi serta komputer. Total jenderal penulis membawahi empat kelas, yaitu Komputer Akuntansi, Informatika Komputer, Akademi Bisnis, dan Akademi Perkantoran.

Selama ini memang sudah ada beberapa dosen tunanetra yang hebat dan jadi inspirasi penulis. Tengoklah Profesor Didi Tarsidi, guru besar berprestasi yang sudah bolak-balik ke luar negeri. Ada juga Mbak Mimi Lusli yang pernah mengenyam pendidikan di Inggris dan kini sudah mendirikan berbagai yayasan sosial.

Oleh karena itu, penulis berusaha untuk meningkatkan lagi kualitas sebagai pengajar tunanetra. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan keberadaan berbagai gadget terkini yang beredar di pasaran. Selain itu, juga memanfaatkan keterampilan public speaking yang dipelajari dari beberapa orang teman sesama trainer.

Tantangan dalam mengajar

Untuk mengajar, penulis menggunakan sebuah notebook dengan jeroan prosesor Intel I7 dan RAM 8GB sehingga cukup untuk menjalankan aplikasi-aplikasi terkini. Tentu saja untuk mengoperasikannya memasang aplikasi pembaca layar, sehingga meski tunanetra bisa mengetahui isi notebook dengan mendengarkan informasi yang telah diubah ke bentuk suara.

Presentasi materi pun dijalankan tanpa asisten, murni menggunakan PowerPoint dan Youtube.

Sebagai tambahan, penulis juga memanfaatkan gadget Android dan iPod Touch untuk mendemonstrasikan pengalaman terkini seputar teknologi informasi. Misalnya saja, bagaimana memanfaatkan GPS, seperti apa aplikasi detektor warna bagi tunanetra, dan lain sebagainya.

Tantangan terbesar yang menghadang yaitu saat harus berkomunikasi dengan mahasiswa. Karena penulis tak melihat, maka perlu untuk mengingat-ingat nama mahasiswa dari suaranya. Well, menghafal lebih dari 100 individu tentu bukan pekerjaan mudah.

Cara mengakalinya adalah dengan menandai mahasiswa yang paling banyak bicara, lalu bertahap ke mereka-mereka yang lebih pendiam. Untuk memeriksa absensi mempercayakannya pada pihak akademis. Tentu saja Penulis tetap menyiapkan kolom tersendiri yang formatnya memanfaatkan aplikasi Microsoft Excel.

Saat di luar kampus, penulis memanfaatkan media Twitter untuk bercakap-cakap. Ada pun akun yang penulis gunakan adalah @ramadityaknight.

Untuk tugas dan ujian, meminta mahasiswa menuliskannya dalam sebuah file yang bisa langsung penulis periksa via komputer. Kalau ujian tugasnya jadi ganda, karena selain menyerahkan tugas tertulis, penulis juga meminta mereka untuk wawancara. Ini agar tahu kualitas individu secara langsung.

Supaya lebih mudah, penulis menggunakan voice recorder yang dapat merekam suara mahasiswa lalu menyimpannya ke format MP3. Nantinya penulis dapat melakukan penilaian saat di ruang dosen atau di rumah.

Untuk memeriksa pekerjaan yang berupa tulisan tangan, memanfaatkan scanner kampus yang telah dipasang aplikasi OpenBook (www.freedomscientific.com). Aplikasi ini mampu memindai tulisan cetak menjadi dokumen yang selanjutnya dapat diakses menggunakan laptop atau komputer kampus.

Syukurlah, proses perkuliahan berjalan dengan lancar. Apalagi penulis menjalankannya dengan konsep serius tapi santai. Tak hanya presentasi materi, terkadang penulis juga memutar film atau memainkan game!

Cita-cita Selanjutnya

Penulis juga bertugas untuk keliling memberi motivasi ke berbagai SMA dan SMK bersama Pak Suarna dan tim pemasaran LP3I. Tentu saja senjata yang penulis pergunakan adalah pemanfaatan teknologi informasi.

Jadi, penulis banyak mendemokan berbagai gadget, bukan hanya untuk senang-senang, tapi lebih kepada penunjang aktivitas dan profesi sehari-hari. Intinya, kalau tunanetra bisa sangat terbantu oleh keberadaan TI, apalagi orang yang sempurna fisiknya.

Penulis berharap, pengalaman ini dapat berguna dan bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Terutama penulis, yang tentunya selalu membutuhkan dukungan dan doa dari segala pihak.

Terlepas dari lembaga mana dan teknologi apa yang disampaikan dalam artikel ini. Penulis berharap dengan adanya artikel ini mampu memberi tambahan cara pandang bahwa teknologi informasi, bila mau dikembangkan sebagai sarana bantu, akan sangat berguna bagi rekan-rekan berkebutuhan khusus.

Siapa tahu saja kelak akan lebih banyak lagi developer lokal yang mengintegrasikan kecanggihan TI untuk membantu sesama, dan lapangan pekerjaan bagi rekan-rekan berkebutuhan khusus pun dapat semakin terbuka lebar. 

Selasa, 10 April 2012

KPK Anjurkan Stop Pendaftaran Haji, Kemenag tak Sependapat


Selasa, 10 April 2012, 19:20 WIB
Edwin Dwi Putranto/Republika
  
KPK Anjurkan Stop Pendaftaran Haji, Kemenag tak Sependapat
Gedung KPK


REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Kementerian Agama kurang sependapat dengan pimpinan KPK Busyro Muqoddas yang mengusulkan supaya Kemenag menghentikan sementara pendaftaran haji karena Biaya Perjalanan Ibadah Haji sudah mencapai Rp 48 triliun dengan bunga sebesar Rp 1,7 triliun.

"Jadi uang yang disimpan para calon jamaah haji bukan berbentuk tabungan. Meskipun rekening itu atas nama menteri agama, tapi bukan berarti itu uang untuk kementerian agama," kata Menteri Agama Suryadharma Ali di Kota Bandung, Selasa.

Ia menuturkan, jika uang tersebut dalam bentuk tabungan maka apa relevansi dan kompetensinya dengan pihaknya karena seorang menteri tidak menerima tabungan dari masyarakat.

"Memang rekeningnya atas nama rekening menteri agama tapi tetap tercantum di dalamnya nama calon haji yang bersangkutan. Jadi sekali lagi saya katakan, itu bukan tabungan," ujarnya.

Dikatakannya, uang yang diberikan calon jamaah haji adalah setoran awalnya dan memang diendapkan agar menghasilkan bunga (sistem bank konvensional) atau manfaat (sistem ekonomi syariah).

"Ya diendapkan, sehingga ada bunga atau manfaat. Dan perlu saya tegaskan, manfaat itu bukan untuk menteri agama atau aparatur negara. Kami tidak menerima bonus dari uang manapun termasuk dari uang itu (manfaat.). Sehebat apapun pelaksanaan ibadah haji, tidak ada bonus," katanya.

Menag menjelaskan, uang manfaat tersebut, sepenuhnya dikembalikan kepada jamaah haji secara kolektif dalam bentuk peningkatan kualitas pelayanan.

Diutarakannya, pemakaian uang manfaat tersebut antara lain untuk general service fee, uang paspor dan asuransi, uang makan selama di Jeddah, Madinah, Arafah, dan Mina.

"Sebagai contoh untuk general service fee itu nilainya 277 dolar AS. Tapi jamaah hanya bayar 100 dolar AS. Sisanya yang 177 dolar AS, diambil dari uang manfaat tadi. Lalu untuk paspor Rp255 ribu dan asuransi Rp100 ribu. Termasuk uang makan sehingga mereka tidak perlu bayar lagi uang makan di sana," katanya.

Selain itu, kata Menag, uang manfaat tadi juga dipakai untuk menambah-nambah biaya pemondokan jamaah haji di Tanah Suci.

IPHI Bisa Sampaikan Pemikiran Soal Penyelenggaraan Haji


Try: 

Minggu, 08 April 2012,
Antara
  
Try: IPHI Bisa Sampaikan Pemikiran Soal Penyelenggaraan Haji


Ketua Dewan Penasihat Pimpinan Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Try Sutrisno mengatakan, IPHI bisa menyampaikan berbagai pemikiran secara positif terkait penyelenggaraan ibadah haji secara lebih ideal yang saat ini sedang dibicarakan DPR dengan pemerintah.
"Sumbangan pemikiran ini sangat penting dan diperlukan untuk meningkatkan penanganan pelayanan penyelenggaraan haji lebih baik lagi," katanya ketika pembukaan Rapat Kerja Nasional ke-10 IPHI di Solo, Ahad.
Ia mengatakan, IPHI yang mempunyai banyak anggota itu juga bisa mengajak seluruh umat berpikir secara positif, demi kemajuan bangsa dan negara.
"Sebagai organisasi yang menghimpun haji, IPHI yang merupakan organisasi kebajikan dan non-politik di tengah-tengah masyarakat harus bisa mengajarkan agama Islam yang baik dan dirasakan kesejukan untuk seluruh umat," katanya.
Ketua Umum IPHI, H Kurdi Mustofa, mengatakan, rakernas itu untuk evaluasi program kerja pada 2011.
Selanjutnya, katanya, membuat program baru untuk 2012.

Rakernas tersebut diikuti sekitar 400 peserta berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Pada kesempatan itu dilakukan penandatanganan kerja sama IPHI dengan Badan Wakaf Indonesia dan penandatanganan kerja sama pembuatan menara haji di Jakarta antara IPHI dengan PT Arantera Orchid.
Selain itu, penyerahan IPHI Award Jateng untuk para pengurus organisasi IPHI tingkat kecamatan yang berprestasi di bidang antara lain kesehatan, pendidikan, dakwah, dan koperasi. Penghargaan itu diberikan kepada 26 IPHI tingkat kecamatan di Jawa Tengah.