Tasawuf |
Ditulis oleh Rudhy Suharto |
Senin, 11 Juni 2012 22:51 |
Saudaraku, engkau tidak akan mendapatkan ilmu, melainkan dengan enam perkara. Kukabarkan kepadamu rinciannya dengan jelas. Kecerdasan, kemauan keras, bersungguh-sungguh, bekal yang cukup, bimbingan ustadz dan wakunya yang lama. (Imam asy-Syafi'i)
Syair itu ditulis Imam Syafii berkenaan dengan luasnya ilmu yang dimilikinya. Imam Syafii dikenal sebagai imam mazhab fikih dalam Ahlusunnah. Keluasan ilmunya diakui kalangan ulama terkemuka. Ini terbukti pendapat-pendapatnya yang tetap menjadi rujukan hingga sekarang. Nah, Imam Syafii dalam syair di atas menyebut ada enam perkara agar seseorang berhasil dalam menuntut ilmu.
Imam Syafii menyebut syarat pertama untuk seseorang berhasil menuntut ilmu adalah faktor kecerdasan. Kecerdasan ini modal pokok menuntut ilmu. Jika fondasi ini lemah maka seseorang akan terhalang untuk mendapatkan ilmu. Seseorang yang cerdas akan mudah menerima pelajaran, menghafal, menyerap, memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tapi kecerdasan itu tidaklah cukup, ia juga harus ditambah dengan kemauan keras. Ini suatu sikap bersungguh-sungguh untuk menuntut ilmu. Karena begitu banyak seseorang yang cerdas dan pandai yang diterima di banyak perguruan tinggi akan tetapi setelah itu kemauan dia akan belajar melemah jadi hal itu tidak membawa manfaat baginya. Rasulullah saw pun bersabda “Bersemangatlah untuk mencapai apa-apa yang bermanfaat bagimu” (HR. Muslim, Ahmad, Ibnu Majah dari Abu Hurairoh). Dalam hal ini tentu saja menuntut ilmu merupakan bagian yang bermanfaat bagi kehidupan seseorang.
Syarat ketiga adalah bersungguh-sungguh. Setelah Anda mempunyai modal kecerdasan, kemauan yang keras kemudian Anda harus bersungguh-sungguh. Maksudnya, Anda harus benar-benar tekun, telaten dalam menuntut ilmu. Tanpa syarat ini jangan harap Anda berhasil, karena faktor keseriusan ini juga merupakan hal yang penting.
Hal yang berikutnya adalah kita harus mempunyai bekal yang cukup. Untuk belajar kita harus punya di antaranya, uang, buku, makanan, alat tulis, kendaraan, komputer, kamar nyaman untuk belajar, dll. Banyak orang yang akhirnya gagal karena terbentur karena masalah ini. Namun, insya Allah dengan kesungguhan masalah ini dapat teratasi, misalnya dengan kepandaian, Anda akan mendapat beasiswa.
Imam Syafii menyebut bimbingan seorang guru sebagai syarat kelima. Seorang guru akan mempermudah kita dalam menuntut ilmu, dia lah yang akan mengajarkan kepada kita agar tidak terjerumus kepada kesalahan yang tidak perlu. Cara ini lebih efektif, efisien dan ilmu yang Anda peroleh lebih sempurna. Dengan bimbingan guru; Anda bisa berdiskusi dengan guru anda, ada proses memberi dan menerima (feedback), dapat menghemat waktu dalam mempelajari sebuah buku, dan bisa memahami dengan cepat tentang materi.
Sedangkan syarat ke enam, menurut Imam Syafii itu adalah sabar dalam hal waktu. Belajar itu membutuhkan waktu yang tidak singkat, bahkan terkadang cukup lama. Contohnya, jika Anda ingin menjadi seorang dokter, tentu tidak dapat dengan hanya mengikuti kursus kilat, tapi Anda harus belajar di fakultas kedokteran yang memakan waktu bisa bertahun-tahun.
Dengan demikian, dalam menuntut ilmu kita dituntut untuk bersabar dan istiqamah. Hanya dengan cara inilah kita dapat berhasil menuntut ilmu.
|
Senin, 16 Juli 2012
Enam Perkara Untuk Menuntut Ilmu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar