Tulisan Berjalan

SUKSES KOMUNITAS MAJU JOS, AKHIRNYA BIMBINGAN DIGITAL MARKETING SECARA GRATIS TANPA BATAS TELAH MEMBERI MANFAAT BESAR

Jumat, 04 Mei 2012

Menyepelekan Dan Mengabaikan Shalat




  Di dalam menjalankan dan menegakkan Islam, kita tinggal mengikuti syariat yang jelas, yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam dalam Al-Quran dan Sunah Rasul dan dijelaskan oleh para sahabat, tabiien, dan tabiit-tabien. Tapi apa yang terjadi sekarang? Sebagian orang malah membuat syariat sendiri, tidak puas dengan syariat yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam. Mereka cenderung untuk menyimpang dari syariat. Ironisnya hal itu justru mereka anggap dan mereka yakini sebagai kebenaran. Padahal Allah telah berfirman dalam surat Al-Anam 153:
            Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya, yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa (Al-Anam:153).
            Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, dan ber-taqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya. (Al-Hasyr: 7).


            Mengapa disaat sekarang ini semakin ngetren, berbangga-bangga dengan syariat yang diada-adakan dalam beribadah maupun aqidah padahal sudah menjadi ketetapan bahwa cara-cara yang sah untuk menyembah Allah Subhannahu wa Ta'ala telah ditetapkanNya dan telah disampaikan oleh RasulNya. Maka setiap peribadatan dan penetapan hukum haruslah berdasarkan Al-Quran atau ketetapan Rasul. Seseorang tidak boleh menambah-nambahi menurut kemauannya sendiri.
            Nah, sekarang seperti memperingati orang mati (tahlilan) dengan upacara pesta dan bacaan-bacaan tertentu pada waktu-waktu tertentu yakni hari ketiga, ketujuh, keempat puluh, keseratus, seribu hari dst, menanam kepala kerbau guna keselamatan bangunan, sesaji untuk menolak balak, maulidan, ratiban, nujuh bulan (pitonan), berjanjen, manakib, berbagai macam shalawat yang menyimpang (Shalawat Nariyah, Ya Rabbibil Musthofa .. dll), melakukan penginjakan (pecah telur) pengantin saat dipertemukan, melakukan penerobosan di bawah keranda (mayat) bagi ahli waris, meminta doa pada isi kubur, puji-pujian menjelang shalat fardhu, puasa mutih, nisfu syaban, sadranan, dzikir dengan goyangan dan diiringi rebana, sedekah bumi, sedekah laut, mencari petunjuk dengan tidur di kuburan, menjalankan tirakat, dan berkecimpung dalam tasawuf. Apakah ini semua sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunah? Jawabannya adalah hal-hal tersebut tidak dilakukan oleh Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam dan tidak diperintahkan oleh Allah. Lantas bagaimana dengan sebagian orang yang melaksanakan hal-hal terebut? orang-orang tersebut telah menjalankan hal yang tidak diperintahkan Allah dan tak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam . Dalam istilah agama mereka telah menjalankan kebidahan (sesuatu yang diada-adakan dalam urusan agama).
            Rasullullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
إِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِيالنَّارِ. (رواه أبو داود والترمذي).
            Jauhilah perkara-perkara baru, karena setiap perkara baru adalah bidah dan setiap bidah adalah kesesatan, dan setiap kesesatan masuk dalam Neraka(Diriwayatkan Abu Daud dan At-Tirmidzi, dia berkata hadits hasan shahih).
مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. (رواه البخاري ومسلم).
            Barangsiapa mengada-adakan pada perkara (agama) kami ini, sesuatu yang bukan darinya, maka ia adalah tertolak (diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim).
            Barangsiapa melakukan amalan, yang tidak ada keterangannya dari kami, maka amalan itu tertolak (Diriwayatkan Muslim).

            Dari hadits-hadits ini sangat jelas bahwa semua bidah pada agama, hukumnya adalah haram, sesat dan tertolak. Oleh karena itu, kita harus menjaga kemurnian aqidah Islamiyah. Apapun yang tidak sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah Ash-shahihah maka wajib ditinggalkan atau ditolak. Apabila seseorang tetap mengikuti ajaran yang bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunnah Ash-shahihah, maka akan menyesal dan rugi sebesar-besarnya di akhirat kelak. Walaupun di dunia bisa jadi dinilai oleh sesama sebagai orang yang hidup bermasyarakat dan banyak konco-konconya, banyak yang mengikutinya, dan banyak pengayomnya, tapi apa yang terjadi di akhirat, kesemuanya akan mendapat dan menerima balasan dari Allah, setimpal dengan kemaksiatan dan kesesatannya.

            Oleh karena itu, marilah kita pegang teguh ajaran Islam dengan sebenar-benarnya, sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah Ash-Shahihah dengan pemahaman salafus shalih dan juga marilah kita jauhi sikap ikut-ikutan tanpa ilmu taashub dan fanatisme semata-mata.
            Penjelasan yang benar dan shahih yaitu berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah Ash-Shahihah dengan jalan yang shahih pula, yaitu manhaj salaf yang telah ditempuh oleh generasi awal Islam yakni shahabat, tabiin, dan tabiit tabiin. Namun bagi mereka yang tetap memegangi ajaran atau kebiasaan yang tidak sesuai dengan kebenaran Islam, maka ancaman dan kecaman akan ditimpakan oleh Allah kepada mereka.

            Perintah untuk tetap berpegang teguh dengan Al-Quran dan As-Sunnah Ash-Shahihah ditegaskan dalam beberapa nash, sehingga tak perlu diragukan lagi. Ketika Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam ketika berkhutbah pada haji wada (perpisahan), beliau menegaskan:
            Sesungguhnya syetan telah berputus asa untuk disembah di bumimu ini, tetapi senang bila kalian mengikutinya pada sesuatu yang menyia-nyiakan amal-amalmu, maka waspadalah. Sesungguhnya aku telah meninggalkan padamu satu perkara, kalau kamu sekalian berpegang teguh kepadanya maka kamu tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu Kitab Allah (Al-Quran) dan Sunnah RasulNya. (Hadits shahih).
            Demikian uraian singkat tentang hal-hal yang tidak pernah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam kerjakan, tapi sebagian orang menganggap itu adalah suatu amalan ibadah yang berpahala. Padahal itu mengada-ada dalam ibadah dan balasannya adalah Neraka. Naudzubillahi min dzalik.
     Akhirnya hanya kepada Allah-lah kami bertawakkal, dan hanya kepada Allah-lah kami mohon pertolongan. Mudah-mudahan Allah menunjukkan kita semua ke jalan yang lurus dan yang diridhoiNya, dan mudah-mudahan Allah mengampuni dosa dan kesalahan kita semua. Amin ya Rabbal Alamin.

Tidak ada komentar: