Tulisan Berjalan

SUKSES KOMUNITAS MAJU JOS, AKHIRNYA BIMBINGAN DIGITAL MARKETING SECARA GRATIS TANPA BATAS TELAH MEMBERI MANFAAT BESAR

Minggu, 27 Desember 2015

PNS INI MIMPI APA ? Yuk Baca Dipublikasikan oleh SYAM


PNS Jujur Ini Mimpi Berhaji, Saat Wukuf Dikunjungi Rasulullah
Author: Ma | Posted on 1:03 am
Tak seperti teman-temannya, tiga puluh tahun menjadi pegawai negeri sipil, hidup Pak Arif tak kunjung berubah. Sementara teman-temannya, entah bagaimana, sudah bisa membeli rumah dan bahkan mobil.

Bukannya ia tak ingin kaya. Ia ingin sekali punya banyak uang. Ia ingin pergi menunaikan haji. Dengan uang halal tentunya.

Demikianlah setiap bulan sedikit demi sedikit ia menyisihkan beberapa puluh ribu. Terkadang bisa beberapa ratus ribu. Setiap malam ia berdoa mohon diberi rezeki bisa menunaikan haji.

Tetapi mungkin Tuhan belum berkenan menerimanya sebagai tamu di rumah-Nya:  setiap terkumpul beberapa juta, uangnya selalu berkurang—terkadang habis—karena untuk biaya berobat. Atau, mungkin karena lelaki itu terlalu baik: jika semuanya baik-baik saja, selalu ada hal yang membuatnya mengambil tabungannya; ia sering tak tega melihat ada orang yang kesusahan.

Kadang, ia mengambil tabungannya setiap kali melihat anak tetangganya  kesulitan membayar SPP. Atau saat ada berita bencana, ia selalu mengambil tabungannya untuk membantu. Dan anehnya, sepertinya ia ditakdirkan bertemu dengan orang-orang yang kesusahan.

Selama bertahun-tahun uang tabungannya yang tak banyak itu lebih banyak dipakai untuk membantu orang. Tentu kita paham sekarang mengapa tabungannya  tak pernah cukup untuk biaya naik haji, apalagi biayanya tiap tahun terus naik. Tetapi ia terus berdoa mohon bisa sampai ke Tanah Suci, dan terus menabung, walau tabungannya tak pernah bertambah banyak.

Kini Pak Arif sudah pensiun. Ia tak bisa lagi menabung banyak-banyak. Uangnya  cukup untuk sehari-hari  tetapi selalu bisa menyisihkan sedikit uangnya untuk ditabung, meski pada akhirnya habis juga karena untuk menolong orang.

Apakah ia putus asa? Tidak. Ia tetap berdoa, dengan doa yang sama seperti tiga puluh tahun yang lalu. Hingga suatu malam pada malam tanggal sembilan bulan haji, ia bermimpi berada di Mekah. Ia melaksanakan semua ritual haji—tawaf, wuquf dan sebagainya. Dalam mimpinya, saat wuquf itu ia dikunjungi Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Ia terbangun tepat saat adzan subuh. Ia menangis, sebab ternyata itu hanya mimpi. Tetapi ia bahagia karena bermimpi bertemu Kanjeng Nabi.

Seminggu sesudah mimpi  ia pagi-pagi kedatangan tamu. Mengaku utusan dari mantan atasannya, yang baru saja naik haji dengan ONH plus. Utusan itu berkata kepadanya, “sesuai pesen bapak, ini saya diutus mengantar kenangan-kenangannya yang Pak Arif minta untuk dicetak.”

Utusan itu menyerahkan sebuah foto. Pak arif memandang foto itu lama sekali: ia belum pernah ke Arafah, tetapi di foto itu tampak sang atasan duduk bersama Pak Arif memakai baju ihram di padang Arafah.


Cara Tebus Dosa Terhadap Almarhum Orang Tua


Sejak kecil hingga dewasa anak mesti pernah berbuat salah baik disengaja maupun tidak terhadap orang tua. Perbuatan salah harus disusul dengan permohonan maaf terlebih lagi terhadap orang tua sendiri. Kalau mereka masih hidup, anak harus mendatangi mereka dan memperlakukan mereka secara terhormat.

Kalau pun mereka sudah tiada, tuntutan permohonan maaf tidak gugur. Anak tetap diminta untuk memohon maaf kepada orang tua yang telah berpulang. Demikian disebutkan Abu Bakar bin Sayid M Syatho Dimyathi dalam karyanya Hasyiyah I‘anatut Thalibin ala Fathil Mu‘in.

ويندب زيارة قبور لخبر "ما من أحد يمر بقبر أخيه كان يعرفه في الدنيا فيسلم عليه إلا عرفه" ويتأكد ندب الزيارة في حق الأقارب خصوصا الأبوين، ولو كانوا ببلد آخر غير البلد الذي هو فيه.

Ziarah kubur dianjurkan berdasarkan hadits Rasulullah SAW “Tiada seorang pun melewati makam saudaranya yang selagi di dunia saling mengenal, lalu ia mengucap salam kepadanya, niscaya ahli kubur mengenalinya”. Sementara ziarah ke makam kerabat khususnya orang tua sendiri sangat dianjurkan kendati letak makam mereka berbeda kota dengan mereka yang masih hidup.

Ziarah kubur berikut adab-adab dan kesunahannya menurut penulis I‘anatut Thalibin merupakan alternatif bagi mereka yang tidak sempat meminta maaf kepada orang tua karena pelbagai hal. Abu Bakar bin Sayid M Syatho Dimyathi dalam karyanya mengutip hadits sebagai berikut.

فقد روى الحاكم عن أبي هريرة رضي الله عنه "من زار قبر أبويه أو أحدهما في كل جمعة مرة غفر الله له وكان بارا بوالديه"

Imam Al-Hakim meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah RA. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja menziarahi makam kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya sekali setiap Jumat, niscaya Allah hapus dosanya. Ia pun dinilai sebagai anak berbakti kepada orang tuanya.”

Penulis I‘anatut Thalibin mengutip hadits lainnya perihal cara berbakti sepeninggal kedua orang tua.

وروي "إن الرجل لا يموت والداه وهو عاق لهما فيدعو الله لهما من بعدهما فيكتبه الله من البارين"

Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh seseorang yang durhaka ketika kedua orang tuanya wafat, lalu ia mendoakan keduanya selepas keduanya berpulang, niscaya Allah akan mencatatnya sebagai anak berbakti.”

Uraian di atas mengisyaratkan bahwa anak diminta untuk memperlakukan kedua orang tua secara terhormat selagi keduanya hidup. Anak diharapkan menggunakan kesempatan emas itu untuk membaktikan diri sebelum mereka wafat. Sedapat mungkin anak menghindar dari perilaku yang membuat keduanya murka. Wallahu a’lam. (Alhafiz K)

GURUTTA SANUSI BACO: ZAMAN SEKARANG MINIM PENGAMALAN ILMU



Rais Syuriyah PWNU Sulsel Anregurutta Sanusi Baco menilai masalah kekinian umat Islam ada pada pengamalan ilmu pengetahuan itu sendiri. Keteladanan umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW belum sepenuhnya dilaksanakan.

Demikian pesan taushiyah yang disampaikan Anregurtta H Sanusi Baco dalam peringatan maulid yang diadakan Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum (IKA-PPNU) Soreang, Maros, di auditorium Universitas Islam Makassar, Sabtu (26/12).

Pimpinan Pesantren Nahdlatul Ulum ini mengimbau alumni santrinya untuk senantiasa meneladani Rasulullah SAW dalam berbagai aspek kehidupan.

"Masalah umat manusia hari ini bukan lagi soal pengetahuan karena sudah terlalu banyak orang yang pintar dan cerdas. Masalah utama dewasa ini adalah ketidakmampuan manusia untuk melakukan apa yang diketahuinya," tutur kiai yang dikenal dengan kelembutan laku dan tuturnya ini.

Menurutnya, Nabi Muhammad SAW diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam. Karenanya umat Islam bertangung jawab untuk menyebarkan rahmat di tengah-tengah umat manusia dan alam semesta, bukan justru menampilkan Islam sebagai agama yang sarat kekerasan.

Gurutta' kemudian mengutip riwayat seorang perempuan yang masuk neraka bukan karena lalai dari kewajiban ibadah, tetapi karena membiarkan seekor kucing mati kelaparan di rumahnya.

Sementara Ketua IKA-PPNU Syaifullah mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan atas dasar kerinduan kepada sosok Rasulullah SAW sehingga hanya dengan dekat kepada para ulama umat dapat merasakan berkah kerasulan Nabi Muhammad SAW, karena ulama adalah pewaris para nabi dan rasul. (M Fadlan L Nasurung/Alhafiz K)

share:  Email

Kirim Komentar

Sabtu, 26 Desember 2015

IIFTIHAR: JIHAD HARI INI LAWAN KEMISKINAN


REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Organisasi Cendikiawan Muslim Dunia (IIFTIHAR) merayakan milad ke-20 pada tahun 2016. Untuk itu, IIFTIHAR didirikan Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) ini menggelar Executive Council Meeting IX pada 21-22 Desember 2016 di Jeddah, Arab Saudi.

Pimpinan IIFTIHAR, BJ Habibie mengatakan, di usianya ke 20, IIFTIHAR perlu merevitalisasi diri guna menjawab berbagai perkembangan dunia yang kini menghadapi kelangkaan energi dan pangan. Juga dampak globalisasi, perkembangan penduduk dan kualitas hidup, perkembangan teknologi informasi, dan isu-isu kemanusiaan lainnya.

"Umat Islam dunia harus bekerja lebih keras untuk bersama-sama mengatasi kemiskinan, karena kemiskinan sering menjadi penyebab berbagai masalah sosial dan politik yang lebih besar di berbagai negara berpenduduk muslim. IIFTIHAR mengapresiasi peran IDB sebagai agen pembangunan yang berorientasi pada upaya membantu Pemerintah para anggota IDB untuk atasi kemiskinan" ujar Presiden Ketiga RI ini dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (27/12).

President IDB, Ahmad Mohamed Ali, menyatakan dukungan agar IIFTIHAR merevitalisasi diri dan menegaskan dukungan IDB terhadap peningkatan sumberdaya manusia dalam bidang sains dan teknologi di negara-negara anggota IDB.

"Dalam 5 tahun terakhir, kami meluncurkan IDB Prize bagi peneliti dalam bidang sains dan teknologi. Sebanyak 62 peneliti dari negara-negara anggota IDB kami dukung pembiayaan risetnya" ujar Muhammed Ali.

Di tempat yang sama, pelaksana tugas Sekretaris Jenderal IIFTIHAR, Ilham Akbar, menyatakan IIFTIHAR akan mengadakan General Assembly Meeting pada Desember 2016 untuk mengevaluasi statuta, keanggotaan dan menyusun program-program terbarunya di Jakarta.

"Fokus mulai awal tahun 2016 adalah melaksanakan program-program nyata agar mendukung backbone organisasi pada era digital, diantaranya IMasjid, media networks dan pusat kendali organisasi, agar menghubungkan para anggota dan komunitasnya dengan dukungan teknologi informasi" ujar Ilham.

IIFTIHAR adalah organisasi cendekiawan dunia yang dipimpin BJ Habibie sejak tahun 1996, didirikian ICMI bersama Islamic Development Bank (IDB), Rabithah Alam Islami, The Commission of Science and Miracle Al Qur'an, Jama'iyah Tarbiyatul Islamiyah (Liga Pendidikan Islam se-Dunia), dan the International Institute of Islamic Thought dan lebih dari 400 cendikiawan muslim dunia di Jakarta.

Ilham Akbar disepakati Executive Council Meeting sebelumnya pada bulan April 2015 untuk menjalankan peran pelaksana tugas Sekretaris Jenderal IIFTIHAR hingga General Assembly Meeting tahun 2016 menggantikan Prof. Dr. Zuhal yang kala itu sedang sakit. Prof. Dr. Zuhal wafat pada 15 Agustus 2015.

Ilham Akbar didampingi oleh Ahmad Lubis, Ahmad Mukhlis Yusuf, Munawar Gozali dan Muhamad Andi Zaky dari kesekretariatan IIFTIHAR.

Red: Agung Sasongko

YUK BESANAN !


Ini memang bukan zaman Siti Nurbaya. Ya, karena ini zaman yang akan mengembalikan kebesaran Islam. Kehadiran kembali generasi sehebat generasi terbaik; Sahabat Rasulullah. Dan tema kita ini merupakan salah satu konsep parenting nabawiyah.

Gara-gara kalimat ini bukan zaman Siti Nurbaya, para orangtua merasa ‘tertekan’ oleh anak-anaknya. Akhirnya keluarlah kalimat ‘menyerah’ para orangtua: terserah kamu, asal kamu bahagia, ayah dan mama tinggal merestui saja.

Saya mengkhawatirkan kalimat yang terlihat sangat bijak itu, maknanya kelemahan orangtua dan ketidakmampuan memberi masukan kepada anaknya. Karena anak-anaknya telah kalah oleh zaman yang bukan lagi zaman Siti Nurbaya.

Memaksa anak sehingga tidak mempunyai hak suara juga tidak dibenarkan oleh Rasulullah. Tetapi jangan hanya berhenti di sini. Lihatlah apa yang dilakukan oleh Rasulullah dalam kehidupan beliau soal mencari menantu atau menjodohkan.

Konsep mencari jodoh telah disampaikan secara lisan oleh Rasulullah di hadapan para sahabat. Tetapi Nabi tak berhenti sampai di situ. Nabi pun langsung terjun ke lapangan perjodohan untuk mengawal langkah pertama sebuah peradaban itu. Agar tidak salah langkah.

Ada kisah sirah sederhana yang sering kita dengar tetapi terlewatkan pelajarannya.

Coba ingat kembali 4 shahabat paling mulia Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali –radhiallahu anhum-.

Dan lihat komposisi menarik dari ke-4 shahabat tersebut:
Abu Bakar = Mertua (Nabi menikahi Aisyah)
Umar = Mertua (Nabi menikahi Hafshah)
Utsman = Menantu (Nabi menikahkan Ruqoyyah kemudian Ummu Kultsum)
Ali = Menantu (Nabi menikahkan Fathimah)
2 mertua dan 2 menantu.

Jadi ikatan Nabi dengan keempat Khalifah sepeninggal beliau tak hanya ikatan Nabi dan umatnya, guru dan muridnya. Tetapi hingga ikatan menantu dan mertua, mertua dan menantu.

Hal seperti ini tak hanya berhenti pada kisah keluarga-keluarga mulia tersebut. Nabi juga ikut menentukan perjodohan yang terjadi di beberapa sahabatnya.

Bacalah kembali proses perjodohan Bilal muadzin Nabi yang berkulit hitam dan mantan budak itu dengan Halah binti Auf, saudari Abdurahman bin Auf saudagar kaya dari Quraisy. Nabi yang berkali-kali mengatakan kepada keluarga Abdurahman bin Auf: Kemanakah kalian dengan Bilal? Bagaimana kalian dengan calon penghuni surga itu?

Dan perjodohan itupun terjadi.

Baca juga proses perjodohan Fathimah binti Qois, wanita Quraisy yang terhormat itu. Saat ia dilamar oleh Muawiyah dan Abu Jahm, Nabi mengatakan bahwa keduanya tidak ada yang cocok untuk Fathimah binti Qois. Dan Nabi pun memberi saran: Menikahlah dengan Usamah.

Dan perjodohan itupun terjadi.

Renungi juga penolakan tawaran awal Nabi yang meminta seorang gadis dari keluarga Anshor untuk dinikahkan dengan Julaibib, lelaki miskin dan jauh dari kata tampan.

Dan perjodohan itupun terjadi.

Antara sahabat pun terjadi saling menjodohkan. Lihatlah antara dua orang besar: Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib. Ali kelak menjadi mertua untuk Umar bin Khattab. Karena putrinya Ali yang bernama Ummu Kultsum dinikahi oleh Umar. Umar berkata: Sesungguhnya aku menikahinya karena teringat sabda Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallaam, “Semua sebab dan nasab terputus kecuali sebab dan nasabku.” Karena itulah Umar sangat memuliakan Ummu Kultsum binti Ali dengan mahar pernikahan: 40.000 Dirham. (Lihat Al Bidayah Wan Nihayah, Ibnu Katsir)

Demikian juga tanggung jawab seorang ayah; Umar bin Khattab saat melihat putrinya Hafshoh menjanda karena suaminya meninggal. Umar mendatangi Abu Bakar untuk menawarkan putrinya agar dinikahi oleh Abu Bakar. Tapi Abu Bakar hanya diam saja. Kemudian ditawarkan kepada Utsman, tetapi Utsman menolak. Hingga Umar mengadu kepada Rasulullah dan kemudian dinikahi oleh Rasulullah.

Contoh seperti ini bertebaran sangat banyak di dalam sejarah orang-orang terbaik itu. Sebenarnya banyak pelajaran dari kisah-kisah tersebut. Tetapi tulisan ini hanya ingin menyoroti satu hikmah saja. Yaitu: mereka saling menikahkan anak-anak mereka dengan orang dan keluarga yang sudah sangat dikenalnya bahkan telah dekat karena ikatan kebersamaan satu pengajian di majelis Rasulullah dan ikatan persahabatan imani antar mereka.

Inilah sebenarnya solusi parenting dan jawaban dari kegundahan para pencari mantu hari ini. Sekaligus mengembalikan peran dan fungsi orangtua dalam pemilihan jodoh anaknya.

Cobalah tengok ke kanan dan kiri tempat anda duduk mengaji bersama. Ada teman-teman kita yang sama rajinnya dengan kita dalam menuntut ilmu Islam. Sudah lama kita mengenal kebaikan, ilmu dan semangatnya membentuk keluarga Islami. Kalau di keluarga itu ada pasangan yang tepat untuk anak kita, bisikkan kepadanya:
Yuk, Besanan...!
Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat dan memberikan manfaat bagi umat.



Oleh: Ustadz Budi Ashari, Lc.

Kamis, 17 Desember 2015

Kisah Nyata Ucapan Ibu Berbuah Petaka Bagi Anaknya




Alkisah seorang anak hidup dalam kederhanaan. Sebut saja ia dalam kisah nyata ini dengan inisial H. Ibunya pergi merantau dan dia tinggal bersama neneknya. Setiap bulan ibunya pulang untuk sekadar silaturahmi pada orang tuanya yang masih hidup dan bertemu anaknya. Selama ini saya pun juga tidak tau apa pekerjaan asli sang ibu itu.

Suatu ketika tepatnya di bulan puasa Ramadhan, sang ibu itu pulang ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga. Seperti biasa adat anak-anak Jawa, setiap bulan puasa tak lepas dari petasan yang menjadi mainan mereka. Banyak anak-anak yang main petasan di pinggir jalan, di depan rumah orang, tanpa berpikir apakah yang mereka lakukan mengganggu orang lain atau tidak. Yang namanya anak-anak, sudah diberi tahu beberapa kali pun seakan tak dihiraukan.

Tepatnya di depan rumahku kejadian ini berawal. Setelah shalat tarawih banyak anak yang bermain di depan rumah termasuk si H. Kebetulan hari-hari itu kakekku sedang sakit. Kebetulan malam itu ibu si H sedang ada di dalam rumahku berniat menjenguk kakekku. “Anak-anak, kalian jangan sampai main petasan di depan rumah ini, ya! Kakek lagi sakit” teriak ibu H sambil keluar di depan rumah. Setelah itu si ibu pun masuk lagi ke rumah dan kembali ke kamar kakek.

Tak lama kemudian, “Daaaaaaaarrrrr....” suara petasan meletus hingga membuat yang di dalam rumah kaget. Bergegaslah ibunda H tadi keluar.

“Siapa yang mainan petasan barusan” teriak ibu itu dengan muka merah.

“H, Bu” sahut salah satu anak yang di depan tadi.

Seketika ibu itu juga teriak pada anaknya. Ucapan yang bernada marah terucap, “Ingat, Nak, kamu diatur sulit. Ingat ya, kamu tidak pernah akan bahagia selamanya karena kamu sulit diatur,” teriak ibu tadi pada anaknya.

Saat itu aku berada di rumah dan dengan jelas mendengar langsung “doa” sang ibu tadi pada H. Diriku merasa tercengang dengan perkataan ibu tadi. “Masyaallah, tega banget ibu tadi mendoakan anaknya sendiri seperti itu. Bukankah doa ibu pada anak itu mudah terkabul? Apalagi sang ibu dalam keadaan marah karena anaknya,” gumamku dalam hati. H memang tergolong anak yang lumayan nakal. Tapi menurutku justru nakal itu harus didoakan agar berubah dan nantinya menjadi baik.

Beberapa tahun kemudian...

Kehidupan H selama ini memang tergolong yang tidak beruntung. Dia pernah jadi buronan polisi karena kasus pencurian di Surabaya. Dalam hal pernikahan, ia gagal karena berakhir perceraian. Nikah lagi, dan menghamili mertuanya sendiri. Diusirlah ia oleh warga kampung istrinya karena dianggap mencemarkan nama baik. Dan yang terakhir yang saya tahu, H hampir dikeroyok pemuda kampungnya sendiri karena mencuri. Dan sekarang dia pun lontang-lantung di rumah seakan membawa beban berat jika dilihat raut mukanya.

Ya Allah, seketika jika melihat kehidupanya saya teringat ucapan ibundanya sewaktu dia kecil dulu. Ucapan sang ibu yang mendoakan anaknya tidak akan bahagia selamanya. “Apakah ini yang dinamakan doa ibu yang selalu terkabul,” pikirku.

Dengan kisah ini semoga kita menjadi orang tua yang lebih santun di setiap ucapan. Tidak gampang mendoakan dengan doa yang buruk. Jika anak kita nakal, hendakaknya malah kita doakan semoga diberi kesadaran hingga mendapat kebaikan. Karena ridha Allah tergantung dengan ridha orang tua juga.”

Menjadi orang tua memang sulit. Harus mengatur rumah tangga, juga mendidik anak-anak agar mempunyai akhlak baik. Bandelnya sang anak kadang memancing emosi mereka. Inilah gambaran orang tua. Tetapi, meskipun demikian hendaklah orang tua menjaga ucapan untuk anak-anak mereka. Sebandel dan senakal apapun anak jangan sampai orang tua terucap dari mulut suatu perkataan yang tidak baik pada anak apalagi mendoakan yang tidak baik. Na’udzubillah.

Rabu, 16 Desember 2015

Masyarakat Resah, Menag Lukman Bantah Akan Ambil Penyelenggaraan Umrah



Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mengambil alih penyelenggaraan ibadah umrah.  Kementerian Agama memang akan membentuk  direktorat khusus yang mengurus penyelenggaraan Umrah. Namun, hal itu tidak berarti Kementerian Agama akan langsung menyelenggarakan umrah.
Penegasan Menag ini disampaikan untuk menjawab pemberitaan dalam beberapa hari terakhir yang menyebutkan bahwa penyelenggaraan umrah akan diambil alih dari pihak swasta oleh pemerintah.  “Tidak benar berita yang mengatakan bahwa pemerintah akan mengambil alih penyelenggaraan ibadah umrah. Itu sama sekali tidak benar,” tegas Menag di Jakarta, Senin (14/12).
Menurut Menag, informasi yang benar, pemerintah sedang memperbaiki sistem dan manajemen penyelenggaraan ibadah umrah. Selain itu, pemerintah juga sedang  membangun regulasi dan sistem pengawasan sehingga siapapun yang menyelenggarakan umrah, maka  itu dilakukan secara akuntabel dan transparansi. “Ujungnya, masyarakat tidak dirugikan dari penyelenggara umrah ini,” tegas Menag.
Dikatakan Menag, masyarakat adalah pihak yang paling diuntungkan dengan adanya perbaikan kualitas penyelenggaraan umrah. Sebab,  masyarakat tidak akan dirugikan oleh sejumlah Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) yang nakal yang kemudian menipu calon jemaah umrah. “Jadi sekali lagi pemerintah tidak sedang ingin mengambil alih, tapi yang sedang dilakukan adalah membangun sistem penyelenggara ibadah umrah,” katanya.
Disinggung mengenai regulasi yang sedang disiapkan, Menag mengaku sedang mengkaji penerapan aturan batas minimal biaya umrah.  Pasalnya, selama ini ditemukan beberapa travel umrah yang menawarkan biaya yang sangat murah dan tidak masuk akal. “Ada (travel umrah) yang begitu murah sekali menyebarkan kepada masyarakat yang menurut kita itu tidak mungkin. Misalnya, di bawah 1000 USD orang bisa berumrah, sekarang pesawatnya saja pulang pergi berapa, belum hotelnya selama di sana,” tutur Menag.
“Oleh karenanya, harus ada batas minimal biaya umrah itu berapa. Ini yang sedang kita hitung,” imbuhnya.
Selain itu, Kemenag juga menjalin kerjasama dengan Kedubes Saudi Arabia dalam proses  pengeluaran visa jemaah umrah. Ke depan, proses pengeluaran visa baru bisa dilakukan setelah seluruh persyaratan terpenuhi. Misalnya, memiliki tiket return (pulang pergi), tidak hanya one way saja, tapi juga kembalinya. Di samping itu,  hotelnya juga harus jelas,  jadwal selama berada di Tanah Suci juga pasti. “Kalau itu semuanya terpenuhi, kita berharap visa baru dikeluarkan. Hal-hal seperti itu yang sedang kita proses,” tegas Menag.
Kepada travel dan biro umrah yang nakal, Menag mengatakan bahwa pihaknya akan mengambil tindakan tegas dengan mencabut izinnya. Bahkan, kalau ada indikasi kuat tindak pidana, misalnya penipuan dan lainnya, biro travel nakal tersebut juga akan diproses secara hukum.  “Beberapa biro travel sudah kita lakukan seperti itu. Sebab kita sudah menjalin MoU dengan pihak Polri bagaimana polisi menindaklanjuti temuan yang ada indikasi kuat sebagai tindak pidana,” ujarnya.
Kepada masyarakat, Menag  mengimbau agar bersikap kritis dalam berhubungan dengan biro-biro umrah.  Pastikan lima hal saat akan berumrah, yaitu:  pertama, pastikan  biro travelnya resmi karena  terdaftar di Kementerian Agama. Untuk memastikannya, bisa dengan mengeceknya di website resmi Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (www.haji.kemenag.go.id).
Kedua,  pastikan maskapai dan jadwal penerbangannya. Ketiga, pastikan hotel selama di Tanah Suci, baik Makkah dan Madinah. Keempat, pastikan  jadwal selama di Tanah Suci, berapa hari di Makkah dan berapa hari di Madinah, setiap hari apa saja kegiatannya. Dan kelima, pastikan visanya apakah betul-betul sudah keluar atau belum. “Dengan demikian, mudah-mudahan masyarakat tidak menjadi objek penipuan pihak-pihak yang nakal,” harap Menag. (humas/ar)