Tulisan Berjalan

SUKSES KOMUNITAS MAJU JOS, AKHIRNYA BIMBINGAN DIGITAL MARKETING SECARA GRATIS TANPA BATAS TELAH MEMBERI MANFAAT BESAR

Minggu, 27 Desember 2015

GURUTTA SANUSI BACO: ZAMAN SEKARANG MINIM PENGAMALAN ILMU



Rais Syuriyah PWNU Sulsel Anregurutta Sanusi Baco menilai masalah kekinian umat Islam ada pada pengamalan ilmu pengetahuan itu sendiri. Keteladanan umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW belum sepenuhnya dilaksanakan.

Demikian pesan taushiyah yang disampaikan Anregurtta H Sanusi Baco dalam peringatan maulid yang diadakan Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum (IKA-PPNU) Soreang, Maros, di auditorium Universitas Islam Makassar, Sabtu (26/12).

Pimpinan Pesantren Nahdlatul Ulum ini mengimbau alumni santrinya untuk senantiasa meneladani Rasulullah SAW dalam berbagai aspek kehidupan.

"Masalah umat manusia hari ini bukan lagi soal pengetahuan karena sudah terlalu banyak orang yang pintar dan cerdas. Masalah utama dewasa ini adalah ketidakmampuan manusia untuk melakukan apa yang diketahuinya," tutur kiai yang dikenal dengan kelembutan laku dan tuturnya ini.

Menurutnya, Nabi Muhammad SAW diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam. Karenanya umat Islam bertangung jawab untuk menyebarkan rahmat di tengah-tengah umat manusia dan alam semesta, bukan justru menampilkan Islam sebagai agama yang sarat kekerasan.

Gurutta' kemudian mengutip riwayat seorang perempuan yang masuk neraka bukan karena lalai dari kewajiban ibadah, tetapi karena membiarkan seekor kucing mati kelaparan di rumahnya.

Sementara Ketua IKA-PPNU Syaifullah mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan atas dasar kerinduan kepada sosok Rasulullah SAW sehingga hanya dengan dekat kepada para ulama umat dapat merasakan berkah kerasulan Nabi Muhammad SAW, karena ulama adalah pewaris para nabi dan rasul. (M Fadlan L Nasurung/Alhafiz K)

share:  Email

Kirim Komentar

Sabtu, 26 Desember 2015

IIFTIHAR: JIHAD HARI INI LAWAN KEMISKINAN


REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Organisasi Cendikiawan Muslim Dunia (IIFTIHAR) merayakan milad ke-20 pada tahun 2016. Untuk itu, IIFTIHAR didirikan Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) ini menggelar Executive Council Meeting IX pada 21-22 Desember 2016 di Jeddah, Arab Saudi.

Pimpinan IIFTIHAR, BJ Habibie mengatakan, di usianya ke 20, IIFTIHAR perlu merevitalisasi diri guna menjawab berbagai perkembangan dunia yang kini menghadapi kelangkaan energi dan pangan. Juga dampak globalisasi, perkembangan penduduk dan kualitas hidup, perkembangan teknologi informasi, dan isu-isu kemanusiaan lainnya.

"Umat Islam dunia harus bekerja lebih keras untuk bersama-sama mengatasi kemiskinan, karena kemiskinan sering menjadi penyebab berbagai masalah sosial dan politik yang lebih besar di berbagai negara berpenduduk muslim. IIFTIHAR mengapresiasi peran IDB sebagai agen pembangunan yang berorientasi pada upaya membantu Pemerintah para anggota IDB untuk atasi kemiskinan" ujar Presiden Ketiga RI ini dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (27/12).

President IDB, Ahmad Mohamed Ali, menyatakan dukungan agar IIFTIHAR merevitalisasi diri dan menegaskan dukungan IDB terhadap peningkatan sumberdaya manusia dalam bidang sains dan teknologi di negara-negara anggota IDB.

"Dalam 5 tahun terakhir, kami meluncurkan IDB Prize bagi peneliti dalam bidang sains dan teknologi. Sebanyak 62 peneliti dari negara-negara anggota IDB kami dukung pembiayaan risetnya" ujar Muhammed Ali.

Di tempat yang sama, pelaksana tugas Sekretaris Jenderal IIFTIHAR, Ilham Akbar, menyatakan IIFTIHAR akan mengadakan General Assembly Meeting pada Desember 2016 untuk mengevaluasi statuta, keanggotaan dan menyusun program-program terbarunya di Jakarta.

"Fokus mulai awal tahun 2016 adalah melaksanakan program-program nyata agar mendukung backbone organisasi pada era digital, diantaranya IMasjid, media networks dan pusat kendali organisasi, agar menghubungkan para anggota dan komunitasnya dengan dukungan teknologi informasi" ujar Ilham.

IIFTIHAR adalah organisasi cendekiawan dunia yang dipimpin BJ Habibie sejak tahun 1996, didirikian ICMI bersama Islamic Development Bank (IDB), Rabithah Alam Islami, The Commission of Science and Miracle Al Qur'an, Jama'iyah Tarbiyatul Islamiyah (Liga Pendidikan Islam se-Dunia), dan the International Institute of Islamic Thought dan lebih dari 400 cendikiawan muslim dunia di Jakarta.

Ilham Akbar disepakati Executive Council Meeting sebelumnya pada bulan April 2015 untuk menjalankan peran pelaksana tugas Sekretaris Jenderal IIFTIHAR hingga General Assembly Meeting tahun 2016 menggantikan Prof. Dr. Zuhal yang kala itu sedang sakit. Prof. Dr. Zuhal wafat pada 15 Agustus 2015.

Ilham Akbar didampingi oleh Ahmad Lubis, Ahmad Mukhlis Yusuf, Munawar Gozali dan Muhamad Andi Zaky dari kesekretariatan IIFTIHAR.

Red: Agung Sasongko

YUK BESANAN !


Ini memang bukan zaman Siti Nurbaya. Ya, karena ini zaman yang akan mengembalikan kebesaran Islam. Kehadiran kembali generasi sehebat generasi terbaik; Sahabat Rasulullah. Dan tema kita ini merupakan salah satu konsep parenting nabawiyah.

Gara-gara kalimat ini bukan zaman Siti Nurbaya, para orangtua merasa ‘tertekan’ oleh anak-anaknya. Akhirnya keluarlah kalimat ‘menyerah’ para orangtua: terserah kamu, asal kamu bahagia, ayah dan mama tinggal merestui saja.

Saya mengkhawatirkan kalimat yang terlihat sangat bijak itu, maknanya kelemahan orangtua dan ketidakmampuan memberi masukan kepada anaknya. Karena anak-anaknya telah kalah oleh zaman yang bukan lagi zaman Siti Nurbaya.

Memaksa anak sehingga tidak mempunyai hak suara juga tidak dibenarkan oleh Rasulullah. Tetapi jangan hanya berhenti di sini. Lihatlah apa yang dilakukan oleh Rasulullah dalam kehidupan beliau soal mencari menantu atau menjodohkan.

Konsep mencari jodoh telah disampaikan secara lisan oleh Rasulullah di hadapan para sahabat. Tetapi Nabi tak berhenti sampai di situ. Nabi pun langsung terjun ke lapangan perjodohan untuk mengawal langkah pertama sebuah peradaban itu. Agar tidak salah langkah.

Ada kisah sirah sederhana yang sering kita dengar tetapi terlewatkan pelajarannya.

Coba ingat kembali 4 shahabat paling mulia Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali –radhiallahu anhum-.

Dan lihat komposisi menarik dari ke-4 shahabat tersebut:
Abu Bakar = Mertua (Nabi menikahi Aisyah)
Umar = Mertua (Nabi menikahi Hafshah)
Utsman = Menantu (Nabi menikahkan Ruqoyyah kemudian Ummu Kultsum)
Ali = Menantu (Nabi menikahkan Fathimah)
2 mertua dan 2 menantu.

Jadi ikatan Nabi dengan keempat Khalifah sepeninggal beliau tak hanya ikatan Nabi dan umatnya, guru dan muridnya. Tetapi hingga ikatan menantu dan mertua, mertua dan menantu.

Hal seperti ini tak hanya berhenti pada kisah keluarga-keluarga mulia tersebut. Nabi juga ikut menentukan perjodohan yang terjadi di beberapa sahabatnya.

Bacalah kembali proses perjodohan Bilal muadzin Nabi yang berkulit hitam dan mantan budak itu dengan Halah binti Auf, saudari Abdurahman bin Auf saudagar kaya dari Quraisy. Nabi yang berkali-kali mengatakan kepada keluarga Abdurahman bin Auf: Kemanakah kalian dengan Bilal? Bagaimana kalian dengan calon penghuni surga itu?

Dan perjodohan itupun terjadi.

Baca juga proses perjodohan Fathimah binti Qois, wanita Quraisy yang terhormat itu. Saat ia dilamar oleh Muawiyah dan Abu Jahm, Nabi mengatakan bahwa keduanya tidak ada yang cocok untuk Fathimah binti Qois. Dan Nabi pun memberi saran: Menikahlah dengan Usamah.

Dan perjodohan itupun terjadi.

Renungi juga penolakan tawaran awal Nabi yang meminta seorang gadis dari keluarga Anshor untuk dinikahkan dengan Julaibib, lelaki miskin dan jauh dari kata tampan.

Dan perjodohan itupun terjadi.

Antara sahabat pun terjadi saling menjodohkan. Lihatlah antara dua orang besar: Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib. Ali kelak menjadi mertua untuk Umar bin Khattab. Karena putrinya Ali yang bernama Ummu Kultsum dinikahi oleh Umar. Umar berkata: Sesungguhnya aku menikahinya karena teringat sabda Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallaam, “Semua sebab dan nasab terputus kecuali sebab dan nasabku.” Karena itulah Umar sangat memuliakan Ummu Kultsum binti Ali dengan mahar pernikahan: 40.000 Dirham. (Lihat Al Bidayah Wan Nihayah, Ibnu Katsir)

Demikian juga tanggung jawab seorang ayah; Umar bin Khattab saat melihat putrinya Hafshoh menjanda karena suaminya meninggal. Umar mendatangi Abu Bakar untuk menawarkan putrinya agar dinikahi oleh Abu Bakar. Tapi Abu Bakar hanya diam saja. Kemudian ditawarkan kepada Utsman, tetapi Utsman menolak. Hingga Umar mengadu kepada Rasulullah dan kemudian dinikahi oleh Rasulullah.

Contoh seperti ini bertebaran sangat banyak di dalam sejarah orang-orang terbaik itu. Sebenarnya banyak pelajaran dari kisah-kisah tersebut. Tetapi tulisan ini hanya ingin menyoroti satu hikmah saja. Yaitu: mereka saling menikahkan anak-anak mereka dengan orang dan keluarga yang sudah sangat dikenalnya bahkan telah dekat karena ikatan kebersamaan satu pengajian di majelis Rasulullah dan ikatan persahabatan imani antar mereka.

Inilah sebenarnya solusi parenting dan jawaban dari kegundahan para pencari mantu hari ini. Sekaligus mengembalikan peran dan fungsi orangtua dalam pemilihan jodoh anaknya.

Cobalah tengok ke kanan dan kiri tempat anda duduk mengaji bersama. Ada teman-teman kita yang sama rajinnya dengan kita dalam menuntut ilmu Islam. Sudah lama kita mengenal kebaikan, ilmu dan semangatnya membentuk keluarga Islami. Kalau di keluarga itu ada pasangan yang tepat untuk anak kita, bisikkan kepadanya:
Yuk, Besanan...!
Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat dan memberikan manfaat bagi umat.



Oleh: Ustadz Budi Ashari, Lc.

Kamis, 17 Desember 2015

Kisah Nyata Ucapan Ibu Berbuah Petaka Bagi Anaknya




Alkisah seorang anak hidup dalam kederhanaan. Sebut saja ia dalam kisah nyata ini dengan inisial H. Ibunya pergi merantau dan dia tinggal bersama neneknya. Setiap bulan ibunya pulang untuk sekadar silaturahmi pada orang tuanya yang masih hidup dan bertemu anaknya. Selama ini saya pun juga tidak tau apa pekerjaan asli sang ibu itu.

Suatu ketika tepatnya di bulan puasa Ramadhan, sang ibu itu pulang ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga. Seperti biasa adat anak-anak Jawa, setiap bulan puasa tak lepas dari petasan yang menjadi mainan mereka. Banyak anak-anak yang main petasan di pinggir jalan, di depan rumah orang, tanpa berpikir apakah yang mereka lakukan mengganggu orang lain atau tidak. Yang namanya anak-anak, sudah diberi tahu beberapa kali pun seakan tak dihiraukan.

Tepatnya di depan rumahku kejadian ini berawal. Setelah shalat tarawih banyak anak yang bermain di depan rumah termasuk si H. Kebetulan hari-hari itu kakekku sedang sakit. Kebetulan malam itu ibu si H sedang ada di dalam rumahku berniat menjenguk kakekku. “Anak-anak, kalian jangan sampai main petasan di depan rumah ini, ya! Kakek lagi sakit” teriak ibu H sambil keluar di depan rumah. Setelah itu si ibu pun masuk lagi ke rumah dan kembali ke kamar kakek.

Tak lama kemudian, “Daaaaaaaarrrrr....” suara petasan meletus hingga membuat yang di dalam rumah kaget. Bergegaslah ibunda H tadi keluar.

“Siapa yang mainan petasan barusan” teriak ibu itu dengan muka merah.

“H, Bu” sahut salah satu anak yang di depan tadi.

Seketika ibu itu juga teriak pada anaknya. Ucapan yang bernada marah terucap, “Ingat, Nak, kamu diatur sulit. Ingat ya, kamu tidak pernah akan bahagia selamanya karena kamu sulit diatur,” teriak ibu tadi pada anaknya.

Saat itu aku berada di rumah dan dengan jelas mendengar langsung “doa” sang ibu tadi pada H. Diriku merasa tercengang dengan perkataan ibu tadi. “Masyaallah, tega banget ibu tadi mendoakan anaknya sendiri seperti itu. Bukankah doa ibu pada anak itu mudah terkabul? Apalagi sang ibu dalam keadaan marah karena anaknya,” gumamku dalam hati. H memang tergolong anak yang lumayan nakal. Tapi menurutku justru nakal itu harus didoakan agar berubah dan nantinya menjadi baik.

Beberapa tahun kemudian...

Kehidupan H selama ini memang tergolong yang tidak beruntung. Dia pernah jadi buronan polisi karena kasus pencurian di Surabaya. Dalam hal pernikahan, ia gagal karena berakhir perceraian. Nikah lagi, dan menghamili mertuanya sendiri. Diusirlah ia oleh warga kampung istrinya karena dianggap mencemarkan nama baik. Dan yang terakhir yang saya tahu, H hampir dikeroyok pemuda kampungnya sendiri karena mencuri. Dan sekarang dia pun lontang-lantung di rumah seakan membawa beban berat jika dilihat raut mukanya.

Ya Allah, seketika jika melihat kehidupanya saya teringat ucapan ibundanya sewaktu dia kecil dulu. Ucapan sang ibu yang mendoakan anaknya tidak akan bahagia selamanya. “Apakah ini yang dinamakan doa ibu yang selalu terkabul,” pikirku.

Dengan kisah ini semoga kita menjadi orang tua yang lebih santun di setiap ucapan. Tidak gampang mendoakan dengan doa yang buruk. Jika anak kita nakal, hendakaknya malah kita doakan semoga diberi kesadaran hingga mendapat kebaikan. Karena ridha Allah tergantung dengan ridha orang tua juga.”

Menjadi orang tua memang sulit. Harus mengatur rumah tangga, juga mendidik anak-anak agar mempunyai akhlak baik. Bandelnya sang anak kadang memancing emosi mereka. Inilah gambaran orang tua. Tetapi, meskipun demikian hendaklah orang tua menjaga ucapan untuk anak-anak mereka. Sebandel dan senakal apapun anak jangan sampai orang tua terucap dari mulut suatu perkataan yang tidak baik pada anak apalagi mendoakan yang tidak baik. Na’udzubillah.

Rabu, 16 Desember 2015

Masyarakat Resah, Menag Lukman Bantah Akan Ambil Penyelenggaraan Umrah



Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mengambil alih penyelenggaraan ibadah umrah.  Kementerian Agama memang akan membentuk  direktorat khusus yang mengurus penyelenggaraan Umrah. Namun, hal itu tidak berarti Kementerian Agama akan langsung menyelenggarakan umrah.
Penegasan Menag ini disampaikan untuk menjawab pemberitaan dalam beberapa hari terakhir yang menyebutkan bahwa penyelenggaraan umrah akan diambil alih dari pihak swasta oleh pemerintah.  “Tidak benar berita yang mengatakan bahwa pemerintah akan mengambil alih penyelenggaraan ibadah umrah. Itu sama sekali tidak benar,” tegas Menag di Jakarta, Senin (14/12).
Menurut Menag, informasi yang benar, pemerintah sedang memperbaiki sistem dan manajemen penyelenggaraan ibadah umrah. Selain itu, pemerintah juga sedang  membangun regulasi dan sistem pengawasan sehingga siapapun yang menyelenggarakan umrah, maka  itu dilakukan secara akuntabel dan transparansi. “Ujungnya, masyarakat tidak dirugikan dari penyelenggara umrah ini,” tegas Menag.
Dikatakan Menag, masyarakat adalah pihak yang paling diuntungkan dengan adanya perbaikan kualitas penyelenggaraan umrah. Sebab,  masyarakat tidak akan dirugikan oleh sejumlah Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) yang nakal yang kemudian menipu calon jemaah umrah. “Jadi sekali lagi pemerintah tidak sedang ingin mengambil alih, tapi yang sedang dilakukan adalah membangun sistem penyelenggara ibadah umrah,” katanya.
Disinggung mengenai regulasi yang sedang disiapkan, Menag mengaku sedang mengkaji penerapan aturan batas minimal biaya umrah.  Pasalnya, selama ini ditemukan beberapa travel umrah yang menawarkan biaya yang sangat murah dan tidak masuk akal. “Ada (travel umrah) yang begitu murah sekali menyebarkan kepada masyarakat yang menurut kita itu tidak mungkin. Misalnya, di bawah 1000 USD orang bisa berumrah, sekarang pesawatnya saja pulang pergi berapa, belum hotelnya selama di sana,” tutur Menag.
“Oleh karenanya, harus ada batas minimal biaya umrah itu berapa. Ini yang sedang kita hitung,” imbuhnya.
Selain itu, Kemenag juga menjalin kerjasama dengan Kedubes Saudi Arabia dalam proses  pengeluaran visa jemaah umrah. Ke depan, proses pengeluaran visa baru bisa dilakukan setelah seluruh persyaratan terpenuhi. Misalnya, memiliki tiket return (pulang pergi), tidak hanya one way saja, tapi juga kembalinya. Di samping itu,  hotelnya juga harus jelas,  jadwal selama berada di Tanah Suci juga pasti. “Kalau itu semuanya terpenuhi, kita berharap visa baru dikeluarkan. Hal-hal seperti itu yang sedang kita proses,” tegas Menag.
Kepada travel dan biro umrah yang nakal, Menag mengatakan bahwa pihaknya akan mengambil tindakan tegas dengan mencabut izinnya. Bahkan, kalau ada indikasi kuat tindak pidana, misalnya penipuan dan lainnya, biro travel nakal tersebut juga akan diproses secara hukum.  “Beberapa biro travel sudah kita lakukan seperti itu. Sebab kita sudah menjalin MoU dengan pihak Polri bagaimana polisi menindaklanjuti temuan yang ada indikasi kuat sebagai tindak pidana,” ujarnya.
Kepada masyarakat, Menag  mengimbau agar bersikap kritis dalam berhubungan dengan biro-biro umrah.  Pastikan lima hal saat akan berumrah, yaitu:  pertama, pastikan  biro travelnya resmi karena  terdaftar di Kementerian Agama. Untuk memastikannya, bisa dengan mengeceknya di website resmi Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (www.haji.kemenag.go.id).
Kedua,  pastikan maskapai dan jadwal penerbangannya. Ketiga, pastikan hotel selama di Tanah Suci, baik Makkah dan Madinah. Keempat, pastikan  jadwal selama di Tanah Suci, berapa hari di Makkah dan berapa hari di Madinah, setiap hari apa saja kegiatannya. Dan kelima, pastikan visanya apakah betul-betul sudah keluar atau belum. “Dengan demikian, mudah-mudahan masyarakat tidak menjadi objek penipuan pihak-pihak yang nakal,” harap Menag. (humas/ar)

Khianat

top-10-list.org
Munafik/ilustrasi
Munafik/ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mahmud Yunus

Khianat artinya curang, culas, tidak jujur, tidak lurus hati. Menurut Raghib al-Isfahani, khianat kurang lebih sama artinya dengan nifak(orangnya disebut munafik). Khianat dapat terjadi terhadap diri sendiri, terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya, dan terhadap orang lain.

Rasullullah SAW menempatkan khianat sebagai salah satu tanda munafik. Dikatakan bahwa “Tanda munafik itu ada tiga: apabila berbicara, dia dusta; apabila berjanji, dia ingkar; dan apabila dipercaya, dia khianat.” (HR Bukhari dan Muslim).

Namun, penting kita pahami bahwa nifak mengandung arti lebih luas dari pada khianat. Nifak mengandung arti curang terhadap ajaran Allah dan Rasul-Nya. Khianat mengandung arti curang terhadap janji yang dibikinnya dan culas terhadap kepercayaan (amanah) yang diberikan kepadanya.

Khianat terhadap diri sendiri, misalnya, mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah kepadanya tanpa alasan syari. Contohnya, mengharamkan makanan dan/atau minuman yang secara faktual telah dinyatakan kehalalannya dalam kalam Allah atau sabda Rasul-Nya.

Khianat terhadap Allah dan Rasul-Nya, misalnya, mengingkari perkara yang disyariatkan Allah dan Rasul-Nya. Contohnya, mengabaikan perintah shalat fardhu padahal tidak ada udzur syari, mengabaikan perintah zakat padahal sudah nisab, dan mengabaikan perintah pergi haji padahal sudah istithaah.

Lebih jauh, mengutip pendapat Hasan bin Ali bin Abi Thalib yang dimaksudkan khianat terhadap Allah dan Rasul-Nya tidak sebatas meninggalkan aturan agama, tetapi juga menyempitkan aturan agama.

Ambil contoh: menyempitkan agenda dakwah, tarbiyah, dan khidmat kepada sesama dikait-kaitkan dengan untung rugi secara finansial. Khianat terhadap orang lain, misalnya, tidak membuktikan janji-janjinya terhadap orang lain dan amanah yang diberikan orang lain kepadanya.

Contohnya, presiden atau wakil presiden tidak dengan sungguh-sungguh membuktikan janji-janji kampanyenya. Padahal, disebabkan janji-janji kampanyenya itulah rakyat telah memilihnya.

Khianat terhadap diri sendiri, khianat terhadap Allah dan Rasul-Nya, dan khianat terhadap orang lain itu hukumnya terlarang (haram). Risiko ketiga-tiganya tidak ada yang ringan.
Dengan begitu, pastikan bahwa khianat bukan tabiat kita sebagai Muslim. Sehingga, khianat dalam level mana pun semestinya kita hindari.

Allah SWT berfirman, “Hai, orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang diberikan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS al-Anfal [8] : 27).

Dalam ayat lain, “Dan, jika kamu mengetahui pengkhianatan dari suatu golongan maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang-orang yang khianat.” (QS al-Anfal [8] : 58).

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak sempurna iman seseorang yang tidak memiliki sikap (perilaku) amanah.” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban).

Menariknya, Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu mengkhianati orang yang mengkhianatimu.” (HR Ahmad, Thabrani, Ibnu Hibban, dan al-Bazzar). Wallahu alam.

Rabu, 02 Desember 2015

2016 Kemenag Tidak Lagi Mengelola Dana Haji


Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nur Syam mengungkapkan, pada 2016 Kementerian Agama tidak lagi mengelola keuangan haji karena Badan Pelaksana Keuangan Haji (BPKH) sudah dalam tahap persiapan final.
“Salah satu poin pelaksanaan haji tahun depan adalah Kemenag tidak lagi mengelola keuangan haji. Itu akan menjadi domainnya BPKH,” ujarnya dalam rapat koordinasi pempinan Kanwil Kemenag Kalsel di Banjarmasin 28-29 November.
Selain pemerintah membentuk BPKH itu, kata dia, keuangan haji nantinya juga diawasi Dewan Pengawas Keungan Haji yang juga dibentuk di luar Kementerian Agama. “Ini penting dilakukan, agar dana abadi umat di bidang haji ini bisa terkelola dengan baik, demikian kebijakan Kemenag tahun depan,” tuturnya.
Kebijakan ini, ujar Nur Syam, sebagai langkah menihilkan kritikan-kritikan miring selama ini tentang pengelolaan keuangan haji yang langsung dilaksanakan Kementerian Agama sebagai penyelenggara hingga kedepannya bisa lebih trasparan dan dipercaya.
Dia menyatakan, Kementerian Agama terus berupaya meningkatkan pelayanan penyelenggaraan ibadah haji, termasuk hal yang sensitif tentang keuangan haji yang sangat besar ini agar terkelola dengan baik dan amanah.
Intinya, ujar dia, penyelenggaraan haji bisa berjalan lancar, sukses dan hak jamaah bisa melaksanakan ibadah rukun Islam yang ke-5 ini dengan nyaman, baik, dan pulang dengan membawa haji mabrur.
Sejauh ini, kata dia, pelaksanaan haji sudah berjalan baik. Kementerian Agama sebagai penyelenggaranya sudah bekerja sangat maksimal, meski ada beberapa tragedi yang menyebabkan jamaah haji Indonesia menjadi korban pada pelaksanaan haji tahun ini.
“Pemerintah dan Kemenag sangat berduka dengan korban jiwa tragedi di Mina dan jatuhnya crane di Masjidil Haram pada musim haji tahun ini, semoga keluarga korban bisa tabah dan mengikhlaskannya,” katanya.