Minggu, 18 Agustus 2013
Suatu hari, ada seorang anak lelaki miskin yang kelaparan dan tidak memiliki uang untuk membeli makan ataupun minuman. Akhirnya, iapun nekat mengetuk pintu sebuah rumah untuk meminta makanan. Namun keberaniannya lenyap saat pintu dibuka oleh seorang gadis muda.
"Bolehkah saya meminta segelas air?" pinta anak lelaki itu. Dia urung meminta makanan.
Tapi sang gadis tahu bahwa anak ini pasti lapar. Maka, ia membawa segelas besar susu.
"Berapa harga segelas susu ini?" tanya anak lelaki itu.
"Ibu mengajarkan kepada saya untuk jangan meminta bayaran atas perbuatan baik kami," jawab si gadis.
“Aku berterima kasih dari hati yang paling dalam," balas anak lelaki itu setelah menghabiskan susu tersebut.
Belasan tahun berlalu. Gadis itu tumbuh menjadi wanita dewasa. Suatu hari dia di-diagnosa mempunyai penyakit kronis. Dokter di kota kecilnya angkat tangan.
Gadis malang itu pun dibawa ke kota besar di mana terdapat dokter spesialis. Dokter terkenal di rumah sakit itu dipanggil untuk memeriksanya. Saat mendengar nama kota asal wanita itu terbersit pancaran aneh di mata sang dokter. Bergegas ia turun dari kantornya menuju kamar wanita tersebut. Seketika dia mengenali wanita itu.
Setelah melalui perjuangan panjang akhirnya wanita itu berhasil disembuhkan. Menjelang kepulangannya, wanita itu pun menerima amplop berisi tagihan rumah sakit. Sesaat, wajahnya nampak pucat ketakutan karena dia yakin tidak akan mampu membayar. Meski dicicil seumur hidup sekalipun.
Tangannya gemetar ia membuka amplop itu. Di pojok atas tagihan itu dia menemukan sebuah catatan:
“TELAH DIBAYAR LUNAS DENGAN SEGELAS SUSU.” ditandatangani oleh anak lelaki miskin tersebut. -TAMAT-
Dari cerita ini, yuk Bunda kita ajarkan kepada Si Kecil untuk tidak ragu dalam berbuat baik dan jangan mengharap balasan. Karena, pada akhirnya buah kebaikan akan selalu mengikuti kita.
We will harvest what we plant.
Buat ibuku, Almarhumah Marsiyah, I Love You.
Kasih sayang takkan sirna sepanjang hayat.
sumber:
kalimatmotivasiku.
"Bolehkah saya meminta segelas air?" pinta anak lelaki itu. Dia urung meminta makanan.
Tapi sang gadis tahu bahwa anak ini pasti lapar. Maka, ia membawa segelas besar susu.
"Berapa harga segelas susu ini?" tanya anak lelaki itu.
"Ibu mengajarkan kepada saya untuk jangan meminta bayaran atas perbuatan baik kami," jawab si gadis.
“Aku berterima kasih dari hati yang paling dalam," balas anak lelaki itu setelah menghabiskan susu tersebut.
Belasan tahun berlalu. Gadis itu tumbuh menjadi wanita dewasa. Suatu hari dia di-diagnosa mempunyai penyakit kronis. Dokter di kota kecilnya angkat tangan.
Gadis malang itu pun dibawa ke kota besar di mana terdapat dokter spesialis. Dokter terkenal di rumah sakit itu dipanggil untuk memeriksanya. Saat mendengar nama kota asal wanita itu terbersit pancaran aneh di mata sang dokter. Bergegas ia turun dari kantornya menuju kamar wanita tersebut. Seketika dia mengenali wanita itu.
Setelah melalui perjuangan panjang akhirnya wanita itu berhasil disembuhkan. Menjelang kepulangannya, wanita itu pun menerima amplop berisi tagihan rumah sakit. Sesaat, wajahnya nampak pucat ketakutan karena dia yakin tidak akan mampu membayar. Meski dicicil seumur hidup sekalipun.
Tangannya gemetar ia membuka amplop itu. Di pojok atas tagihan itu dia menemukan sebuah catatan:
“TELAH DIBAYAR LUNAS DENGAN SEGELAS SUSU.” ditandatangani oleh anak lelaki miskin tersebut. -TAMAT-
Dari cerita ini, yuk Bunda kita ajarkan kepada Si Kecil untuk tidak ragu dalam berbuat baik dan jangan mengharap balasan. Karena, pada akhirnya buah kebaikan akan selalu mengikuti kita.
We will harvest what we plant.
Buat ibuku, Almarhumah Marsiyah, I Love You.
Kasih sayang takkan sirna sepanjang hayat.
sumber:
kalimatmotivasiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar