˚ ♥♥◦˚ Menjauhi Sifat Riya’ ˚◦♥♥˚
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sahabat saudaraku fillah..
Apakah riya’ itu?
Riya’ ( pamer ) adalah penyakit hati yang merusak niat amal, bukan untuk mendapat ridha Allah tetapi ingin dilihat orang, dipuji dan mendapatkan perhatian manusia. Riya’ termasuk bagian dari kemusyrikan namun tergolong syirik kecil. Padahal syirik adalah menyekutukan Allah sehingga iman dan akidah kita tercemar. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam sangat khawatir bila hal ini terjadi pada umatnya, karena sebanyak dan sebagus apa pun amal seseorang muslim, bila ternyata mengandung kemusyrikan meskipun sangat kecil tidak bernilai apa- apa di hadapan Allah. Dalam hal ini Rasulullah bersabda :
“ Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syirik kecil. Sahabat bertanya, apakah syirik yang kecil itu ya Rasulullah? Rasulullah menjawab ‘Riya’ “. ( HR. Ahmad ).
Demikian juga dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikut ini :
“ Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan( pahala ) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti ( perasaan penerima ) , seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ ( pamer ) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” ( QS. Al –Baqarah :264 ).
Jadi jelaslah saudaraku..bahwa amal baik itu tidak selalu berpahala jika di dalamnya ada unsur riya’ ( pamer ). Oleh karena itu janganlah kita sibuk menghitung amal yang kita perbuat. Yang harus kita lakukan agar amal kita bernilai di hadapan Allah adalah menata hati agar tidak terbersit keinginan agar dipuji orang, namun dengan niat yang ikhlas semata-mata karena ketaatan kita kepada Allah dan hanya mengharap ridha-Nya semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar