Tulisan Berjalan

SUKSES KOMUNITAS MAJU JOS, AKHIRNYA BIMBINGAN DIGITAL MARKETING SECARA GRATIS TANPA BATAS TELAH MEMBERI MANFAAT BESAR

Senin, 15 Februari 2016

Kencan Kilat Halal ala Malaysia, Seperti Apa?





EUTERS/Olivia Harris
Nina (24 tahun) tersenyum saat menghadiri Kencan Kilat Halal di Kuala Lumpur, Malaysia.
Nina (24 tahun) tersenyum saat menghadiri Kencan Kilat Halal di Kuala Lumpur, Malaysia.
REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR  --  Bayangkan datang pada kencan pertama, menemui seseorang, tetapi di samping Anda ada orang tua yang memberi nasehat. Itulah yang dapat ditemui padaevent Kencan Kilat Halal, sebuah layanan kontak jodoh yang mulai dilaksanakan pada tahun 2015 dengan tujuan menyediakan wadah proses pencarian jodoh yang sesuai dengan hukum Islam.

Dalam acara ini, pria dan wanita mendapatkan waktu lima menit untuk berkenalan dengan masing-masing sebelum berpindah pada kandidat berikutnya. Setelah itu, penyelenggara akan memeriksa mana peserta yang cocok satu sama lain. Proses ini di negara barat cukup terkenal dengan sebutan speed dating.
Namun di Kencan Kilat Halal, tiap sesi diawali langsung dengan pembicaraan pernikahan dalam pandangan Islam. Pihak wanita harus didampingi, biasanya oleh orang tua, dan setelah sesi berakhir, pria yang cocok dengan kriteria yang diberikan oleh peserta wanita harus menghubungi ayah wanita tersebut untuk mendapatkan izin.

“Dalam Islam, tentu saja Anda harus melibatkan ayah secara langsung, sebab ayah adalah pelindung wanita,” kata salah seorang pendiri acara kencan halal tersebut, Munirah Tunai.
“Jadi jika seorang pria ingin menikahi wanita, itu dapat dilaksanakan setelah mendapatkan izin dari ayah si wanita. Itulah mengapa kami menganjurkan ayah terlibat sejak awal.”

Sekitar 5.700 peserta telah mendaftarkan diri, kebanyakan mereka adalah pekerja profesional berusia 25 hingga 35 tahun yang terlalu sibuk bertemu orang lain dengan cara ‘normal’. Tentunya tujuan jangka panjang para peserta adalah pernikahan dan itu adalah syarat utama yang harus disetujui peserta sejak awal.

Sejauh ini Kencan Kilat Halal telah diadakan sebanyak tiga kali, menghasilkan sekitar 20 pasangan yang serius mendiskusikan tentang pernikahan.

Minggu, 14 Februari 2016

UMUR DAN LOKASI MAKAM 25 NABI DAN RASUL




Muslimedianews.com ~ Dari 25 nabi dan rasul Allah yang wajib kita ketahui, sedikit yang mengetahui detail umur dan tempat di mana mereka dimakamkan. Bahkan ternyata dari 25 nabi dan rasul tersebut, ada 3 nabi yang masih hidup sampai sekarang yakni Nabi Idris, Nabi Ilyas dan Nabi Isa As. Ditambah lagi satu nabi (bukan rasul) yang masyhur bagi kita, Nabi Khidir As.

1. Nabi Adam As. Umur 1000 tahun selama mendiami bumi. Makam di India, menurut satu pendapat di Makkah dan pendapat lain di Baitul Maqdis Palestina.

2. Nabi Idris (Akhnukh) As. Pernah diwafatkan 2 kali, saat minta diperlihatkan surga dan saat minta diperlihatkan neraka. Diangkat ke surga dan ke langit 4 saat umur 365 tahun. Bisa masuk dan merasakan kenikmatan surga sekaligus bisa masuk ke langit saat hendak beribadah.

3. Nabi Nuh (Yasykur/Abdul Ghaffar) As. Umur 950 tahun. Makam di Masjid Kufah, menurut satu pendapat di al-Jabal al-Ahmar (Gunung Merah), pendapat lain di kota dekat al-Kurk dan pendapat lain di dalam Masjidil Haram Makkah.

4. Nabi Hud As. Umur 464 tahun. Tinggal di al-Ahqaf Rubu' al-Khali Yaman dan hijrah ke Hadhramaut. Makam di atas sebuah bukit (menurut satu pendapat disebut Jabal 'Ad), di suatu tempat lebih kurang 50 km dari kota Seiwun Hadhramaut Yaman.

5. Nabi Shalih As. Umur 180 tahun. Makam di sekitar Ka’bah dekat Maqam Ibrahim Makkah.

6. Nabi Ibrahim As. Umur 175, pendapat lain 200 tahun. Lahir 1.273 tahun setelah peristiwa banjir bandang masa Nabi Nuh As. Makam di Kota al-Khalil Palestina dimakamkan bersama istri pertamanya, Siti Sarah.

7. Nabi Luth As. Umur belum diketahui. Makam di Gharurah Zaghr, wafat sezaman dengan Nabi Ibrahim As.

8. Nabi Isma’il As. Umur 137 tahun. Saat hendak disembelih berumur 20 tahun. Makam di bawah Mizab Ka'bah, di samping makam ibundanya, Siti Hajar.

9. Nabi Ishaq As. Umur 160 tahun. Lahir 30 tahun setelah lahirnya Nabi Isma'il As. Makam di Kota al-Khalil Palestina bersama ayahandanya, Nabi Ibrahim As.

10. Nabi Ya’qub As. Umur 137 tahun. Wafat di Mesir dan berwasiat kepada salah satu putranya, Nabi Yusuf As., agar jenazahnya dipindah dan dimakamkan di Kota al-Khalil Palestina.

11. Nabi Yusuf As. Umur 120 tahun. Wafat di Mesir dan dimakamkan secara rahasia di sekitaran sungai Nil. Hingga kemudian jenazahnya terkubur di dasar sungai Nil selama 300 tahun. Lalu Allah mewahyukan Nabi Musa As. agar memindahkan jenazah Nabi Yusuf As. dan memakamkannya di samping Nabi Ibrahim As., di Kota al-Khalil Palestina. Nabi Musa lahir 500 tahun dari kewafatan Nabi Yusuf As.

12. Nabi Ayyub As. Umur 73, pendapat lain 100 tahun. Makam di Hauran atau di Desa Syaikh Sa’d, dekat Kota Damasykus Syria.

13. Nabi Syu’aib As. Umur belum diketahui. Makam di Desa Hathin dekat Kota Thabariyah Syria.

14. Nabi Musa As. Umur 120 tahun. Lahir 500 tahun setelah wafatnya Nabi Yusuf As. Wafat di daerah gunung Thursina dan dimakamkan di sana.

15. Nabi Harun As. Umur 122 tahun. Wafat di daerah gunung Thursina dan dimakamkan di sana.

16. Nabi Dzul Kifli As. Umur belum diketahui. Lahir di Mesir dan wafat di daerah gunung Thursina, menurut salah satu pendapat Makamnya di samping ayahandanya di salah satu kota di Syam (Syria).

17. Nabi Dawud As. Umur 100 tahun. Menjadi raja dan nabi saat umur 40 tahun.  Makamnya di Thabariyah Syria, pendapat lain di samping makam ayahnya di Masjid Baitul Maqdis Palestina.

18. Nabi Sulaiman As. Umur 180 tahun. Mewarisi kerajaan ayahandanya saat umur 23 tahun. Makamnya di Masjid Baitul Maqdis Palestina, pendapat lain di 'Antab.

19. Nabi Ilyas As. Dilahirkan setelah masuknya Bani Israel ke Palestina. Nabi Ilyas As. belum wafat sampai sekarang, dan akan diwafatkan bersama Nabi Khidir As. tatkala al-Quran tiada lagi di bumi ini. Setiap tahun Nabi Ilyas As. dan Nabi Khidir As. bertemu saat musim haji di Arafah dan Masjid al-Khaif di Mina.

20. Nabi Ilyasa’ As. Umur belum diketahui. Daerah yang dituju setelah kaumnya ingkar adalah ke Kota Banyas. Makamnya di Palestina.

21. Nabi Yunus As. Umur belum diketahu. Makam di Kufah, pendapat lain di dekat Kota Shaida Syria.



 22. Nabi Zakariya As. Umur 300 tahun, pendapat lain kurang dari itu. Memohon kepada Allah Swt. dikaruniai anak lelaki saat umurnya 120 tahun. Wafat dibunuh dengan cara digergaji saat dirinya dilindungi di dalam pohon oleh orang yang telah menyembelih putranya, Nabi Yahya As. Makam di Nablus, lalu dipindahkan ke Halb.

23. Nabi Yahya As. Umur 95 tahun. Lahir di tahun yang sama dengan kelahiran Nabi Isa As. Wafat di Palestina ketika sedang berada di Mihrab dengan cara disembelih oleh utusan seorang wanita jahat dari pihak kerajaan yang dzalim. Tubuhnya dimakamkan di Palestina, kepalanya dimakamkan di Masjid Jami’ al-Amawi Damaskus Syria, tangannya dimakamkan di Beirut, dan kakinya dimakamkan di Shaida Syria.

24. Nabi Isa al-Masih As. Umur 33 tahun di bumi, kemudian Allah mengangkatnya ke langit setelah 3 tahun diangkat menjadi nabi. Dikatakan bahwa ibunda Nabi Isa As., Siti Maryam, hidup 6 tahun setelah Nabi Isa diangkat ke langit. Umur Siti Maryam 53 tahun. Jarak antara Nabi Isa As. dengan Nabi Muhammad Saw. adalah sekitar 600 tahun, pendapat lain 540 tahun.

25. Nabi Muhammad Saw. Lahir di Makkah tahun 570 M dan wafat ketika berumur 63 tahun. Wafat dan dimakamkan di rumah Siti Aisyah di Masjid Nabawi Madinah.

Jika ada yang memiliki refferensi lebih, silakan ditambahi sebagai pelengkap data di atas. Terimakasih. (Sya'roni As-Samfuriy IBJ, disarikan dari Badai' az-Zuhur karya Imam as-Suyuthi dan kitab lainnya).

Sabtu, 13 Februari 2016

Inilah 7 Karakter Binatang Pada Manusia

Mari bentengi diri dan keluarga agar selamat menjadi makhluk Allah yang terbaik, sehingga selamat dari menjadi manusia berkarakter binatang

Inilah 7 Karakter Binatang Pada Manusia

Terkait

JIKA ada makhluk yang diciptakan dengan sebaik-baik bentuk, maka itulah manusia (QS. 95: 4). Namun demikian, kebaikan bentuk itu tidak menjamin kebaikan budi, perangai terlebih akhlak. Semua kembali pada sang manusia itu sendiri. Jika iman yang diutamakan, insya Allah ia selamat dari sifat kebinatangan.
Namun, jika sebaliknya, maka seorang manusia akan memiliki sifat-sifat binatang yang hanya berorientasi materi dan kesenangan syahwat. Di Dalam Al-Qur’an paling tidak ada tujuh jenis binatang yang sifat-sifatnya bisa dimiliki manusia. Demikian diuraikan oleh Ahmad Yani dalam bukunya, ‘160 Materi Dakwah Pilihan.’
Pertama, seperti anjing
Anjing sangat tunduk, patuh dan setia kepada siapapun yang memberi makan dan minum, meskipun dia seorang penjahat. Manusia yang seperti anjing tidak mau tunduk kepada ayat-ayat Al-Qur’an yang telah diturunkan, dihalau atau tidak ia tetap akan menjulurkan lidahnya.
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَـكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِن تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَث ذَّلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannyaseperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (QS: Al-A’raf: 176).
Kedua, seperti binatang ternak
Binatang ternak tidak memiliki keistimewaan, nilai jualnya hanya terletak pada beratnya, sedang binatang peliharaan karena kelebihan atau keistimewaan. Bila manusia seperti binatang ternak,kedudukannya sudah begitu rendah dari binatang peliharaan (QS. 7: 179).
Ketiga, seperti kera
Kera atau monyet adalah binatang yang serakah, keserakahan membuat orang-orang Yahudi melanggar ketentuan Allah.
وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَواْ مِنكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُواْ قِرَدَةً خَاسِئِينَ
“Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu lalu Kami berfirman kepada mereka: “Jadilah kamu kera yang hina.” (QS. Al-Baqarah: 65).
Ironisnya, setelah melakukan pelanggaran, mereka justru tidak merasa bersalah, malah membanggakan kesalahan yang telah dilakukannya.
Keempat, seperti babi
Babi bukan hanya senang dengan kekotoran, tetapi juga tidak memiliki rasa cemburu, ia akan membiarkan perbuatan tidak senonoh yang dilakukan pihak lain terhadap keluarganya, begitulah bila manusia memiliki karakter babi dalam dirinya.
قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُم بِشَرٍّ مِّن ذَلِكَ مَثُوبَةً عِندَ اللّهِ مَن لَّعَنَهُ اللّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ أُوْلَـئِكَ شَرٌّ مَّكَاناً وَأَضَلُّ عَن سَوَاء السَّبِيلِ
“Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi  dan (orang yang) menyembah thaghut ?”. Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.” [QS. Al-Maaidah: 60).
Kelima, seperti laba-laba
Dalam hidup ini banyak manusia yang berlindung kepada selain Allah. Mereka membentengi diri dengan bangunan-bangunan yang mereka persenjatai diri dengan persenjataan canggih, bahkan ada yang melindungi dirinya dengan setan dengan jampi-jampi, jimat-jimat, isim-isim dan sebagainya.
مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِن دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاء كَمَثَلِ الْعَنكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتاً وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.” (QS. Al Ankabut [29]: 41).
Keenam, seperti nyamuk
Yaitu orang yang kelakuannya hanya mengganggu orang lain, sehingga tidak disukai manusia lainnya. Mencari nafkah dengan menyakiti dan mengambil hak orang lain dan bila makan suka berlebihan hingga akhirnya mati karena kekenyangan (QS. Al-Baqarah: 26).
Ketujuh, seperti keledai
Yaitu manusia bodo karena tidak konsekuen, ajaran yang datang dari Allah diyakini, tetapi diabaikannya.
مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَاراً بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.” (QS: Al Jumu’ah [62]: 5).
Demikianlah tujuh jenis sifat binatang yang bisa menjadi tabiat dan watak manusia. Oleh karena itu, mari bentengi diri dan keluarga agar selamat menjadi makhluk Allah yang terbaik, sehingga selamat dari menjadi manusia berkarakter binatang. Na’udzubillah.*

Kamis, 11 Februari 2016

Jangan Jadikan Adzan Seperti Alarm!”



Jangan jadikan adzan seperti alarm. Demikian kata Ketua Lembaga Bahtsul Masail PWNU Lampung Ustadz Munawir melihat fenomena masyarakat yang sering mengabaikan adzan dan tidak menjadikannya sebagai bentuk panggilan dari Allah subhanahu wata’ala untuk melaksanakan shalat.

"Adzan hakikatnya adalah panggilan dari Allah yang bukan hanya difungsikan untuk mengingat-Nya namun untuk bertemu dengan Nya," tegas Gus Nawir, begitu Ia biasa dipanggil, di depan jamaah Jihad (Ngaji Ahad) Pagi di Gedung NU Pringsewu, Lampung, Ahad (07/02).

Sebab itu, ia mengharapkan agar umat Islam tidak menjadikan fungsi adzan seperti alarm, dalam artian menjadikannya hanya untuk menandai waktu saja. "Janganlah begitu, adzan selesai  tapi shalat tidak segera dilaksanakan," tegasnya.

Shalat Dhahir, Shalat Batin

Gus Nawir menambahkan bahwa jika kita selalu menanamkan di dalam hati bahwa adzan merupakan panggilan dari Allah dan kita akan menghadap Allah maka hal ini dapat menambah kualitas ibadah shalat kita. "Shalat itu ada dua, shalat yang bersifat dhahir dan shalat yang bersifat ruh atau batin," katanya mengutip Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin.

Menurutnya, selain syarat dan rukun shalat yang bersifat dhahir, yang terpenting adalah melakukan shalat yang bersifat batin. "Hadirkan jasad dan jiwa kita kepada Allah sehingga hasil dari shalat kita akan benar-benar tampak dalam kehidupan kita, yaitu dapat mencegah perbuatan keji dan munkar," tuturnya.

Ia mengatakan, jika ada seseorang yang tampak rajin melaksanakan shalat namun tetap melaksanakan perbuatan keji dan munkar bisa dipastikan bahwa shalat yang dilaksanakannya masih sebatas shalat dhahir.

Oleh karenanya Gus Nawir yang juga sekretaris MUI Kabupaten Pringsewu ini mengingatkan seluruh jamaah untuk senantiasa belajar meningkatkan kualitas shalat dengan menghadirkan hati dalam shalat yang dilakukan.

"Sebelum shalat, sucikan diri dari sifat ujub, takabbur, riya dan sebagainya dan camkan bahwa kita sedang menghadap Allah subhanahu wata’ala. Insya Allah kualitas shalat kita akan baik, wal hasil kita tidak akan melakukan perbuatan keji dan munkar dalam kehidupan kita," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Mahbib)