Tulisan Berjalan

SUKSES KOMUNITAS MAJU JOS, AKHIRNYA BIMBINGAN DIGITAL MARKETING SECARA GRATIS TANPA BATAS TELAH MEMBERI MANFAAT BESAR

Minggu, 03 Januari 2016

KISAH NYATA TELAT NIKAH


Aku sudah lulus dari kuliah dan sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus.

Lamaran kepada diriku untuk menikah juga mulai berdatangan, akan tetapi aku tidak mendapatkan seorangpun yang bisa membuatku tertarik.

Kemudian kesibukan kerja dan karir memalingkan aku dari segala hal yang lain. Hingga aku sampai berumur 34 tahun.

Ketika itulah aku baru menyadari bagaimana susahnya terlambat menikah.

Pada suatu hari datang seorang pemuda meminangku. Usianya lebih tua dariku 2 tahun. Dia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Tapi aku ikhlas menerima dirinya apa adanya.

Kami mulai menghitung rencana pernikahan. Dia meminta kepadaku photo copy KTP untuk pengurusan surat-surat pernikahan. Aku segera menyerahkan itu kepadanya.

Setelah berlalu dua hari ibunya menghubungiku melalui telepon. Beliau memintaku untuk bertemu secepat mungkin.

Aku segera menemuinya. Tiba-tiba ia mengeluarkan photo copyan KTPku. Dia bertanya kepadaku apakah tanggal lahirku yang ada di KTP itu benar?

Aku menjawab: Benar.

Lalu ia berkata: Jadi umurmu sudah mendekati usia 40 tahun?!

Aku menjawab: Usiaku sekarang tepatnya 34 tahun.

Ibunya berkata lagi: Iya, sama saja.
Usiamu sudah lewat 30 tahun.
Itu artinya kesempatanmu untuk memiliki anak sudah semakin tipis.
Sementara aku ingin sekali menimang cucu.

Dia tidak mau diam sampai ia mengakhiri proses pinangan antara diriku dengan anaknya.

Masa-masa sulit itu berlalu sampai 6 bulan.
Akhirnya aku memutuskan untuk pergi melaksanakan ibadah umrah bersama ayahku, supaya aku bisa menyiram kesedihan dan kekecewaanku di Baitullah.

Akupun pergi ke Mekah.
Aku duduk menangis, berlutut di depan Ka’bah.
Aku memohon kepada Allah supaya diberi jalan terbaik.

Setelah selesai shalat, aku melihat seorang perempuan membaca al Qur’an dengan suara yang sangat merdu.
Aku mendengarnya lagi mengulang-ulang ayat:

(وكان فضل الله عليك عظيما)

“Dan karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar”.

(An Nisa’: 113)

Air mataku menetes dengan derasnya mendengar lantunan ayat itu.

Tiba-tiba perempuan itu merangkulku ke pangkuannya.
Dan ia mulai mengulang-ulang firman Allah:

(ولسوف يعطيك ربك فترضي)

“Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas”.

(Adh Dhuha: 5)

Demi Allah, seolah-olah aku baru kali itu mendengar ayat itu seumur hidupku. Pengaruhnya luar biasa, jiwaku menjadi tenang.

Setelah seluruh ritual umrah selesai, aku kembali ke Cairo.
Di pesawat aku duduk di sebelah kiri ayahku, sementara disebelah kanan beliau duduk seorang pemuda.

Sesampainya pesawat di bandara, akupun turun.
Di ruang tunggu aku bertemu suami salah seorang temanku.

Kami bertanya kepadanya, dalam rangka apa ia datang ke bandara?
Dia menjawab bahwa ia lagi menunggu kedatangan temannya yang kembali dengan pesawat yang sama dengan yang aku tumpangi.

Hanya beberapa saat, tiba-tiba temannya itu datang.
Ternyata ia adalah pemuda yang duduk di kursi sebelah kanan ayahku tadi.

Selanjutnya aku berlalu dengan ayahku…..

Baru saja aku sampai di rumah dan ganti pakaian, lagi asik-asik istirahat, temanku yang suaminya tadi aku temui di bandara menelphonku.
Langsung saja ia mengatakan bahwa teman suaminya yang tadi satu pesawat denganku sangat tertarik kepada diriku.
Dia ingin bertemu denganku di rumah temanku tersebut malam itu juga.
Alasannya, kebaikan itu perlu disegerakan.

Jantungku berdenyut sangat kencang akibat kejutan yang tidak pernah aku bayangkan ini.

Lalu aku meminta pertimbangan ayahku terhadap tawaran suami temanku itu.
Beliau menyemangatiku untuk mendatanginya.
Boleh jadi dengan cara itu Allah memberiku jalan keluar.

Akhirnya…..aku pun datang berkunjung ke rumah temanku itu.

Hanya beberapa hari setelah itu pemuda tadi sudah datang melamarku secara resmi.
Dan hanya satu bulan setengah setelah pertemuan itu kami betul-betul sudah menjadi pasangan suami-istri.
Jantungku betul-betul mendenyutkan harapan kebahagiaan.

Kehidupanku berkeluarga dimulai dengan keoptimisan dan kebahagiaan.
Aku mendapatkan seorang suami yang betul-betul sesuai dengan harapanku.
Dia seorang yang sangat baik, penuh cinta, lembut, dermawan, punya akhlak yang subhanallah, ditambah lagi keluarganya yang sangat baik dan terhormat.

Namun sudah beberapa bulan berlalu belum juga ada tanda-tanda kehamilan pada diriku.
Perasaanku mulai diliputi kecemasan.
Apalagi usiaku waktu itu sudah memasuki 36 tahun.

Aku minta kepada suamiku untuk membawaku memeriksakan diri kepada dokter ahli kandungan.
Aku khawatir kalau-kalau aku tidak bisa hamil.

Kami pergi untuk periksa ke seorang dokter yang sudah terkenal dan berpengalaman.
Dia minta kepadaku untuk cek darah.

Ketika kami menerima hasil cek darah, ia berkata bahwa tidak ada perlunya aku melanjutkan pemeriksaan berikitnya, karena hasilnya sudah jelas.
Langsung saja ia mengucapkan “Selamat, anda hamil!”

Hari-hari kehamilanku pun berlalu dengan selamat, sekalipun aku mengalami kesusahan yang lebih dari orang biasanya.
Barangkali karena aku hamil di usia yang sudah agak berumur.

Sepanjang kehamilanku, aku tidak punya keinginan mengetahui jenis kelamin anak yang aku kandung.
Karena apapun yang dikaruniakan Allah kepadaku semua adalah nikmat dan karunia-Nya.

Setiap kali aku mengadukan bahwa rasanya kandunganku ini terlalu besar, dokter itu menjawab:
Itu karena kamu hamil di usia sudah sampai 36 tahun.

Selanjutnya datanglah hari-hari yang ditunggu, hari saatnya melahirkan.

Proses persalinan secara caesar berjalan dengan lancar.
Setelah aku sadar, dokter masuk ke kamarku dengan senyuman mengambang di wajahnya sambil bertanya tentang jenis kelamin anak yang aku harapkan.
Aku menjawab bahwa aku hanya mendambakan karunia Allah.
Tidak penting bagiku jenis kelaminnya. Laki-laki atau perempuan akan aku sambut dengan beribu syukur.

Aku dikagetkan dengan pernyataannya:

“Jadi bagaimana pendapatmu kalau kamu memperoleh Hasan, Husen dan Fatimah sekaligus?

Aku tidak paham apa gerangan yang ia bicarakan.
Dengan penuh penasaran aku bertanya apa yang ia maksudkan?

Lalu ia menjawab sambil menenangkan ku supaya jangan kaget dan histeris bahwa Allah telah mengaruniaku 3 orang anak sekaligus. 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.

Seolah-olah Allah berkeinginan memberiku 3 orang anak sekaligus untuk mengejar ketinggalanku dan ketuaan umurku.

Sebenarnya dokter itu tahu kalau aku mengandung anak kembar 3, tapi ia tidak ingin menyampaikan hal itu kepadaku supaya aku tidak merasa cemas menjalani masa-masa kehamilanku.

Lantas aku menangis sambil mengulang-ulang ayat Allah:

(ولسوف يعطيك ربك فترضى)

“Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas”. (Adh Dhuha: 5)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

(وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا )

“Dan bersabarlah menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami…” (Ath Thur: 48)

Bacalah ayat ini penuh tadabbur dan penghayatan, terus berdoalah dengan hati penuh yakin bahwa Allah tidak pernah dan tidak akan pernah menelantarkanmu.

Bila status ini ada manfaatnya silahkan di-share.

Jazaakumullahu khairan

Sabtu, 02 Januari 2016

Diaspora NU dan Tantangan Terorisme



Jakarta, Muslimedianews ~ Semakin mengemukanya isu radikalisme dan terorisme akhir-akhir ini membuat kita semakin prihatin sekaligus dibuat waswas. Dunia seolah semakin tidak kondusif dan karut marut adanya.

Puncaknya adalah bahasa kekerasan yang digunakan. Hanya ada satu kata yang layak digunakan untuk melukiskan keadaan: mencekam. Rasa aman sudah tak ada lagi. Padahal jika kita pelajari lebih dalam, ada lima kebutuhan atau hajat hidup manusia yang harus terjamin: Pertama, nyawanya. Kedua, hartanya. Ketiga, akalnya. Keempat, keturunannya, dan Kelima, martabatnya.

Lima hal tersebut dalam terminologi ushul fiqh disebut dengan kulliyatul khoms. Rumusan tersebut bukan lahir dari ruang kosong. Ia didasari filosofi pemikiran dan juga perdebatan akademik yang sangat matang dan komprehensif, sehingga kemudian hari terbakukan menjadi lima kebutuhan dasar manusia yang harus terjamin dalam kehidupan ini.

Berangkat dari kerangka berpikir kulliyatul khoms tersebut saya ingin menarik dalam konteks kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara baik dalam skala nasional maupun internasional yang sedang kita alami hari ini. Hal ini saya rasa sangat diperlukan guna mengurai apa yang sejatinya hari ini mesti kita lakukan untuk memperbaiki keadaan, terutama dalam soal keamanan dan stabilitas internasional.

Pada hemat saya, ada tiga hajat hidup utama yang negara harus hadir memberikan jaminan kepada rakyatnya. Pertama, nyawa, kedua harta, ketiga martabat. Tiga hal tersebut menurut saya adalah tanggungan dan kewajiban negara yang harus ditunaikan kepada setiap rakyatnya. Keamanan adalah kata kunci utama yang mau tidak mau harus hadir dan dirasakan oleh seluruh rakyat.

Negara harus memberi rasa aman nyawa dari segala ancaman dan teror yang kian hari kian merebak dan meresahkan. Terorisme hari ini bisa terjadi kapan, di mana, oleh dan kepada siapa saja. Teror yang sedemikian menjamurnya adalah PR besar bagi negara untuk lebih intens sekaligus serius dalam usaha-usaha deradikalisasi atau usaha-usaha peredaman teror lainnya.

Sebab, tanpa usaha itu berarti negara sudah ”tidak hadir” di kehidupan rakyatnya. Ini persoalan serius. Sebab, keamanan adalah sebuah hal sangat prinsip. Soal betapa pentingnya keamanan ini, saya teringat mendiang John Lennon dalam lagu legendarisnya Imagine. Dalam lagu tersebut terdapat lirik yang sangat dalam dan layak untuk kita renungkan kembali yang berbunyi ”Imagine there’s no countries it isn’t hard to do nothing to kill or die for”.

Lennon dengan sangat tajam mengatakan bahwa tak akan ada alasan untuk membunuh dan terbunuh. Dibunuh, membunuh hari ini adalah peradaban kita. Teror- meneror adalah wajah kehidupan kita. Tak ada lagi rasa aman dan tenteram dalam menjalani kehidupan. Semua serba diancam, semua serba-merasa terancam.

Islam Ramah

Kita tahu bahwa dalam menunaikan tugasnya mewujudkan rasa aman kepada rakyatnya negara tidak harus berjuang sendirian. Negara boleh bekerja sama dengan pihak mana pun, termasuk yang paling strategis menurut hemat saya adalah bekerja sama dengan organisasi masyarakat (ormas).

Salah satu ormas yang konsen dalam memerangi radikalisme dan juga terorisme adalah Nahdlatul Ulama (NU). NU dalam beberapa tahun terakhir sangat serius menggalakkan pelbagai macam program deradikalisasi bagi masyarakat. Hal ini bisa dipahami, sebab NU sendiri adalah ormas pemegang teguh ajaran Islam ahlussunnah waljamaaahlussunnah waljamaaah yang memiliki empat prinsip utama yakni tawassuth (moderat), tasamuh (toleran) tawazun (seimbang), adalah (adil).

Empat prinsip ini merupakan alas pijak dasar gerakan dakwah NU. Oleh karenanya, wajar sekali jika NU sangat menolak paham yang ekstrem. Baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri. Baik yang konservatif maupun yang liberal. NU sangat menjunjung tinggi caracara dakwah santun. NU selalu menggunakan cara-cara kelembutan dalam berdakwah.

Tidak menggunakan paksaan apalagi ancaman. Hal ini menurut hemat saya karena didasari kepahamanyangsangat dalamdari para ulamaNUbahwa sikap lembut adalah sebaikbaiknya sikap dalam berdakwah. Bukankah bunyi kalimat paling tengah dalam kitab suci Alquran berbunyi ”falyatalatthaf ” yang artinya ”berlemah lembutlah”?

Berdiaspora

Pada perkembangan mutakhir, saya sangat bersyukur bahwa NU kini sudah menyebar di hampir seluruh benua: Asia, Afrika, Amerika, dan juga Eropa. Melalui PCINU (Pengurus Cabang Istimewa NU) yang berada di sekitar 22 Negara di dunia NU memiliki peluang dan modal yang sangat besar dalam mengawal perdamaian dan harmoni kehidupan. Hal itu bukan kesimpulan yangberlebihanataubukanpanggang yang jauh dari api.

Sebab, gerakan dakwah yang ditawarkan oleh NU adalah gerakan Islam ramah yang bisa merangkul siapa saja tanpa bermaksud melukai atau bahkan memusuhi. Di banyak tempat, sebut saja misalnya Maroko (Afrika) Amerika, Jerman (Eropa), Jepang (Asia), anak-anak muda NU yang menjadi pengurus PCINU menjelma menjadi motor penggerak ajaran Islam yang santun lagi menyejukkan.

Mereka melakukan tidak saja kajian akademis, namun lebih dari itu aksi nyata untuk membantu perdamaian kehidupan dunia agar penduduk dunia terhindar dari rasa waswas yang syak wasangka yang mencekam adanya. Ihwal perkembangan NU di seantero penjuru benua ini saya menyebutnya sebagai diaspora NU. Keadaan yang perlu dan patut untuk disyukuri adanya.

Saya berharap, diaspora NU ini memberi kontribusi yang semakin hari semakin baik dan nyata untuk mewujudkan gerakan- gerakan dakwah yang tidak menempatkan mereka yang berbeda dengan kita adalah ”liyan”.

Meminjam budayawan Candra Malik (2015), dakwah yang merangkul bukan memukul. Alaa kulli hal, NU via diasporanya ini akan terus berkomitmen untuk menjaga keamanan dunia dari pelbagai macam bentuk terorisme dan juga radikalisme. Hal ini bagi NU adalah sebuah keniscayaan dalam rangka mengemban dakwah Islam yang ramah. Wallaahu alam bishshawab.




Oleh: Dr(Hc). Helmy Faishal Zaini, S.T., M.Si., Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Penderitaan Ternyata Selalu Ada dalam Kisah Jatuh Cinta


Penderitaan Ternyata Selalu Ada dalam Kisah Jatuh REPUBLIKA.CO.ID, Setiap orang selalu penasaran bagaimana kisah percintaan nantinya yang bisa mereka alami. Sampai akhirnya memikirkan siapakah orang yang menjadi jodohnya nanti untuk hidup bersama.

Sayangnya ketika membayangkan hal indah tentang cinta, seseorang melupakan ada hal yang mungkin harus dialami setiap orang. Seperti dilansir Independent, satu hal yang paling jelas yaitu baik cinta yang terbalas atau membalas tetap saja kompleks.

Salah satunya yang mungkin pasti dirasakan saat jatuh cinta yaitu penderitaan. Banyak orang yang merasakan sakit ketika mencoba memahami suatu hubungan. Seperti penulis Anais Nin yang berpendapat cinta seperti mati karena tidak mengetahui bagaimana mengisinya. Cinta juga bisa memberikan penderitaan karena kesalahan dan pengkhianatan.

Begitu juga menurut Hemanth Venkatesh, anggota situs pertanyaan Quora yang mengutip Christopher Nolan dalam film Batman Begins (2005). "Dan suatu hari, kamu mendapati diri sendiri yang menginginkan orang yang dicintai tidak pernah ada sehingga akan terhindar dari rasa sakit."

Terakhir menurut Alejandro Cabellero yang mengutip Woody Allen dari film Love and Death (1975). Dalam pernyataannya, ia mengungkapkan cinta itu adalah untuk menderita.

(baca juga: 5 Tanda Hubungan Asmara Anda Harus Diakhiri)

Jumat, 01 Januari 2016

AKHIR PEKAN DI WAMANGGU SAJA

Liburan panjang hampir sdh berakhir. Spt biasa sy dan keluarga tak kemana-mana, lbh senang di rmh. Maklum dikotaku blm ada rasanya tpt rekreasi yg menarik. Buat semua yg menikmati liburan aku ucapkan semoga menyenangkan dan membawa kesan yg indah Amin

Kamis, 31 Desember 2015

Arti Masing-Masing Huruf Hijaiyah (Awal)




PERTANYAAN :
 Safak Cah Zobo AzriAssalamu’alaikum
mohon tafsiran/arti DARI HURUF2 HIJAIYAH…

Mhon disertakan referensinya…terimakash..

JAWABAN :

>> Alif Jum’an Azend

Wa’alaikumsalam…Jika yang ditanyakan adalah huruf hijaiyyah pada awal surat maka As-Suyuthi[5]mengatakan bahwa huruf hijaiyah termasuk rahasia yang hanya diketahui Allah SWT. Sekalipun demikian ada beberapa ulama yang mencoba mengungkapnya.

Ibn Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa ayat-ayat pembuka surat pun tentu saja memiliki makna. Seandainya kita terpelihara dari berbuat kesalahan niscaya kita akan dapat mengungkapkan maknanya.[6] Diantaranya maknanya :

1. Merupakan nama-nama Allah SWT. Ini berdasarkan dari riwayat Yang dikeluarkan Ibnu Jurair dari Ibnu Mas’ud, ia berkata, “Ia (huruf hijaiyah) adalah nama Allah yang terbesar.” Juga riwayat lainnya dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Alif lam mim, tha sin mim, min nun dan yang serupa adalah sumpah yang dengannya Allah bersumpah, yaitu termasuk nama-nama Allah.”

2. Merupakan nama-nama Al-Qur’an.

3. Merupakan nama-nama Surat. Abdurrahman Al-Bagdadi[7], mengatakan bahwa huruf mu’jam diawal surah merupakan nama surah. Karena dalam istilah ulama ilmu nahwu ia adalah apa yang menunjukkan makna terhadap yang lainnya & jika tidak bergandengan dengan yang lain maka tidak ada maknanya. Dan dalam huruf-huruf mu’jam yang terdapat diawal surat sungguh bergandengan dengan huruf yang lain.

4. Merupakan peringatan sebagaimana didalam panggilan, tetapi ia tidak memakai kata-kata biasa. Karena Al-Qur’an adalah kalam yang berbeda dengan kalam yang lainnya.

5. Menunjukkan bahwa Al-Qur’an disusun dari huruf-huruf yang diketahui & dikenal orang Arab, sebagai penggugah & bukti ketidakmampuan mereka menirunya walaupun huruf yang dipakai Al-Qur’an telah mereka ketahui & kenali.

[5] Apa Itu Al-Qur’an hal 91-92.

[6] Lihat Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid I pada pembahasan ayat pertama surah Al-Baqarah.

[7] ‘Ulumul Ushul Fiqh hal 21.

 >> Hamba Yang Dho’if

Makna Huruf

Dari Husein bin Ali bin Abi Thalib as. :
Seorang Yahudi mendatangi Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as bersama Nabi.
Yahudi itu berkata kepada Nabi Muhammad SAW : “apa faedah dari huruf hijaiyah ?”
Rasulullah SAW lalu berkata kepada Ali bin Abi Thalib as, “Jawablah”.Lalu Rasulullah SAW mendoakan Ali, “ya Allah, sukseskan Ali dan bungkam orang Yahudi itu”.Lalu Ali berkata : “Tidak ada satu huruf-pun kecuali semua bersumber pada nama-nama Allah swt”.Kemudian Ali berkata :

1. “Adapun Alif artinya tidak ada Tuhan selain Dia yang Maha Hidup dan Kokoh,
2. Adapun Ba artinya tetap ada setelah musnah seluruh makhluk-Nya.
3. Adapun Ta, artinya yang maha menerima taubat, menerima taubat dari semua hamba-Nya,
4. adapun Tsa artinya adalah yang mengokohkan semua makhluk “Dialah yang mengokohkan orang-orang beriman dengan perkataan yang kokoh dalam kehidupan dunia”

Arti Masimg-Masing Huruf Hijaiyah (Lanjutan)



5. Adapun Jim maksudnya adalah keluhuran sebutan dan pujian-Nya serta suci seluruh nama-nama-Nya.
6. Adapun Ha adalah Al Haq, Maha hidup dan penyayang.
7. Kha maksudnya adalah maha mengetahui akan seluruh perbuatan hamba-hamba-Nya.
8. Dal artinya pemberi balasan pada hari kiamat,
9. Dzal artinya pemilik segala keagungan dan kemuliaan.
10. Ra artinya lemah lembut terhadap hamba-hamba-Nya.
11. Zay artinya hiasan penghambaan.
12. Sin artinya Maha mendengar dan melihat. Syin artinya yang disyukuri oleh hamba-Nya.
13. Shad maksudnya adalah Maha benar dalam setiap janji-Nya.
14. Dhad artinya adalah yang memberikan madharat dan manfaat.
15. Tha artinya Yang suci dan mensucikan,
16. Dzha artinya Yang maha nampak dan menampakan seluruh tanda-tanda.
17. Ayn artinya Maha mengetahui hamba-hamba-Nya.
18. Ghayn artinya tempat mengharap para pengharap dari semua ciptaan-Nya.
19. Fa artinya yang menumbuhkan biji-bijian dan tumbuhan.
20. Qaf artinya adalah Maha kuasa atas segala makhluk-Nya
21. Kaf artinya yang Maha mencukupkan yang tidak ada satupun yang setara dengan-Nya, Dia tidak beranak dan tidak diperanakan.
22. Adapun Lam maksudnya adalah maha lembut terhadap hamba-nya.
23. Mim artinya pemilik semua kerajaan.

Rabu, 30 Desember 2015

Saiful Jamil Beribadah Umrah 6 kali, Ini Alasannya



Saiful Jamil beribadah umrah sampai 6 Kali, alasannya agar bisa mendapat shaf terdepan ketika shalat di Masjidil Haram.

Walaupun sebelumnya telah melakukan ibadah umrah lima kali, Saiful Jamil tidak merasa bosan untuk pergi umrah lagi. Pada 20 Desember lalu, penyayi dangdut sekaligus komentator acara Dandut Academy Asia itu lagi-lagi menunaikan ibadah umrah yang keenam kalinya.

Sepulangnya dari ibadah umrah, Senin (28/12), mantan suami Dewi Persik itu menceritakan alasannya kenapa sampai enam kali berkunjung ke Makkah dan Madinah.

“Tentunya ya ibadah, aku juga bisa iktikaf dari Subuh sampe terbenam matahari. Ini panggilan menghadap Allah, buat saya ke Eropa dan Asia udah pernah. Ke sana susah cari masjid. Jadi enakan ke tanah suci ibadahnya dapat, sesuatu yang indah juga dapat,” kata Saiful Jamil.

“Bahagia banget di sana (Tanah Suci, red) karena bisa ibadah dan lihat pemandangan indah juga. Selain itu aku paling rindu sama azan di Makkah dan Madinah soalnya beda banget,” sambung pedangdut yang akrab disapa Bang Ipul ini.

Saiful Jamil juga menceritakan kisahnya yang berusaha keras agar bisa mendapat shaf di bagian depan ketika shalat di Masjidil Haram.

“Kalau pengin salat di dalam, datangnya harus satu jam sebelum azan. Kalau datang pas azan Masjidil Haram udah nggak bisa masuk, saking ramainya. Kalau telat ya shaf di luar engga bisa lihat kakbah,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Saipul Jamil mengaku, ada perbedaan yang dirasakannya ketika melakukan umrah yang keenam kalinya.

“Bedanya, sekarang jauh lebih santai, sebelumnya kayak belajar. Jadi saya merasa lebih bersyukur pada Allah,” ujar pria 35 tahun itu.  (al/jpos)