Tulisan Berjalan

SUKSES KOMUNITAS MAJU JOS, AKHIRNYA BIMBINGAN DIGITAL MARKETING SECARA GRATIS TANPA BATAS TELAH MEMBERI MANFAAT BESAR

Kamis, 17 Desember 2015

Kisah Nyata Ucapan Ibu Berbuah Petaka Bagi Anaknya




Alkisah seorang anak hidup dalam kederhanaan. Sebut saja ia dalam kisah nyata ini dengan inisial H. Ibunya pergi merantau dan dia tinggal bersama neneknya. Setiap bulan ibunya pulang untuk sekadar silaturahmi pada orang tuanya yang masih hidup dan bertemu anaknya. Selama ini saya pun juga tidak tau apa pekerjaan asli sang ibu itu.

Suatu ketika tepatnya di bulan puasa Ramadhan, sang ibu itu pulang ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga. Seperti biasa adat anak-anak Jawa, setiap bulan puasa tak lepas dari petasan yang menjadi mainan mereka. Banyak anak-anak yang main petasan di pinggir jalan, di depan rumah orang, tanpa berpikir apakah yang mereka lakukan mengganggu orang lain atau tidak. Yang namanya anak-anak, sudah diberi tahu beberapa kali pun seakan tak dihiraukan.

Tepatnya di depan rumahku kejadian ini berawal. Setelah shalat tarawih banyak anak yang bermain di depan rumah termasuk si H. Kebetulan hari-hari itu kakekku sedang sakit. Kebetulan malam itu ibu si H sedang ada di dalam rumahku berniat menjenguk kakekku. “Anak-anak, kalian jangan sampai main petasan di depan rumah ini, ya! Kakek lagi sakit” teriak ibu H sambil keluar di depan rumah. Setelah itu si ibu pun masuk lagi ke rumah dan kembali ke kamar kakek.

Tak lama kemudian, “Daaaaaaaarrrrr....” suara petasan meletus hingga membuat yang di dalam rumah kaget. Bergegaslah ibunda H tadi keluar.

“Siapa yang mainan petasan barusan” teriak ibu itu dengan muka merah.

“H, Bu” sahut salah satu anak yang di depan tadi.

Seketika ibu itu juga teriak pada anaknya. Ucapan yang bernada marah terucap, “Ingat, Nak, kamu diatur sulit. Ingat ya, kamu tidak pernah akan bahagia selamanya karena kamu sulit diatur,” teriak ibu tadi pada anaknya.

Saat itu aku berada di rumah dan dengan jelas mendengar langsung “doa” sang ibu tadi pada H. Diriku merasa tercengang dengan perkataan ibu tadi. “Masyaallah, tega banget ibu tadi mendoakan anaknya sendiri seperti itu. Bukankah doa ibu pada anak itu mudah terkabul? Apalagi sang ibu dalam keadaan marah karena anaknya,” gumamku dalam hati. H memang tergolong anak yang lumayan nakal. Tapi menurutku justru nakal itu harus didoakan agar berubah dan nantinya menjadi baik.

Beberapa tahun kemudian...

Kehidupan H selama ini memang tergolong yang tidak beruntung. Dia pernah jadi buronan polisi karena kasus pencurian di Surabaya. Dalam hal pernikahan, ia gagal karena berakhir perceraian. Nikah lagi, dan menghamili mertuanya sendiri. Diusirlah ia oleh warga kampung istrinya karena dianggap mencemarkan nama baik. Dan yang terakhir yang saya tahu, H hampir dikeroyok pemuda kampungnya sendiri karena mencuri. Dan sekarang dia pun lontang-lantung di rumah seakan membawa beban berat jika dilihat raut mukanya.

Ya Allah, seketika jika melihat kehidupanya saya teringat ucapan ibundanya sewaktu dia kecil dulu. Ucapan sang ibu yang mendoakan anaknya tidak akan bahagia selamanya. “Apakah ini yang dinamakan doa ibu yang selalu terkabul,” pikirku.

Dengan kisah ini semoga kita menjadi orang tua yang lebih santun di setiap ucapan. Tidak gampang mendoakan dengan doa yang buruk. Jika anak kita nakal, hendakaknya malah kita doakan semoga diberi kesadaran hingga mendapat kebaikan. Karena ridha Allah tergantung dengan ridha orang tua juga.”

Menjadi orang tua memang sulit. Harus mengatur rumah tangga, juga mendidik anak-anak agar mempunyai akhlak baik. Bandelnya sang anak kadang memancing emosi mereka. Inilah gambaran orang tua. Tetapi, meskipun demikian hendaklah orang tua menjaga ucapan untuk anak-anak mereka. Sebandel dan senakal apapun anak jangan sampai orang tua terucap dari mulut suatu perkataan yang tidak baik pada anak apalagi mendoakan yang tidak baik. Na’udzubillah.

Rabu, 16 Desember 2015

Masyarakat Resah, Menag Lukman Bantah Akan Ambil Penyelenggaraan Umrah



Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mengambil alih penyelenggaraan ibadah umrah.  Kementerian Agama memang akan membentuk  direktorat khusus yang mengurus penyelenggaraan Umrah. Namun, hal itu tidak berarti Kementerian Agama akan langsung menyelenggarakan umrah.
Penegasan Menag ini disampaikan untuk menjawab pemberitaan dalam beberapa hari terakhir yang menyebutkan bahwa penyelenggaraan umrah akan diambil alih dari pihak swasta oleh pemerintah.  “Tidak benar berita yang mengatakan bahwa pemerintah akan mengambil alih penyelenggaraan ibadah umrah. Itu sama sekali tidak benar,” tegas Menag di Jakarta, Senin (14/12).
Menurut Menag, informasi yang benar, pemerintah sedang memperbaiki sistem dan manajemen penyelenggaraan ibadah umrah. Selain itu, pemerintah juga sedang  membangun regulasi dan sistem pengawasan sehingga siapapun yang menyelenggarakan umrah, maka  itu dilakukan secara akuntabel dan transparansi. “Ujungnya, masyarakat tidak dirugikan dari penyelenggara umrah ini,” tegas Menag.
Dikatakan Menag, masyarakat adalah pihak yang paling diuntungkan dengan adanya perbaikan kualitas penyelenggaraan umrah. Sebab,  masyarakat tidak akan dirugikan oleh sejumlah Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) yang nakal yang kemudian menipu calon jemaah umrah. “Jadi sekali lagi pemerintah tidak sedang ingin mengambil alih, tapi yang sedang dilakukan adalah membangun sistem penyelenggara ibadah umrah,” katanya.
Disinggung mengenai regulasi yang sedang disiapkan, Menag mengaku sedang mengkaji penerapan aturan batas minimal biaya umrah.  Pasalnya, selama ini ditemukan beberapa travel umrah yang menawarkan biaya yang sangat murah dan tidak masuk akal. “Ada (travel umrah) yang begitu murah sekali menyebarkan kepada masyarakat yang menurut kita itu tidak mungkin. Misalnya, di bawah 1000 USD orang bisa berumrah, sekarang pesawatnya saja pulang pergi berapa, belum hotelnya selama di sana,” tutur Menag.
“Oleh karenanya, harus ada batas minimal biaya umrah itu berapa. Ini yang sedang kita hitung,” imbuhnya.
Selain itu, Kemenag juga menjalin kerjasama dengan Kedubes Saudi Arabia dalam proses  pengeluaran visa jemaah umrah. Ke depan, proses pengeluaran visa baru bisa dilakukan setelah seluruh persyaratan terpenuhi. Misalnya, memiliki tiket return (pulang pergi), tidak hanya one way saja, tapi juga kembalinya. Di samping itu,  hotelnya juga harus jelas,  jadwal selama berada di Tanah Suci juga pasti. “Kalau itu semuanya terpenuhi, kita berharap visa baru dikeluarkan. Hal-hal seperti itu yang sedang kita proses,” tegas Menag.
Kepada travel dan biro umrah yang nakal, Menag mengatakan bahwa pihaknya akan mengambil tindakan tegas dengan mencabut izinnya. Bahkan, kalau ada indikasi kuat tindak pidana, misalnya penipuan dan lainnya, biro travel nakal tersebut juga akan diproses secara hukum.  “Beberapa biro travel sudah kita lakukan seperti itu. Sebab kita sudah menjalin MoU dengan pihak Polri bagaimana polisi menindaklanjuti temuan yang ada indikasi kuat sebagai tindak pidana,” ujarnya.
Kepada masyarakat, Menag  mengimbau agar bersikap kritis dalam berhubungan dengan biro-biro umrah.  Pastikan lima hal saat akan berumrah, yaitu:  pertama, pastikan  biro travelnya resmi karena  terdaftar di Kementerian Agama. Untuk memastikannya, bisa dengan mengeceknya di website resmi Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (www.haji.kemenag.go.id).
Kedua,  pastikan maskapai dan jadwal penerbangannya. Ketiga, pastikan hotel selama di Tanah Suci, baik Makkah dan Madinah. Keempat, pastikan  jadwal selama di Tanah Suci, berapa hari di Makkah dan berapa hari di Madinah, setiap hari apa saja kegiatannya. Dan kelima, pastikan visanya apakah betul-betul sudah keluar atau belum. “Dengan demikian, mudah-mudahan masyarakat tidak menjadi objek penipuan pihak-pihak yang nakal,” harap Menag. (humas/ar)

Khianat

top-10-list.org
Munafik/ilustrasi
Munafik/ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mahmud Yunus

Khianat artinya curang, culas, tidak jujur, tidak lurus hati. Menurut Raghib al-Isfahani, khianat kurang lebih sama artinya dengan nifak(orangnya disebut munafik). Khianat dapat terjadi terhadap diri sendiri, terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya, dan terhadap orang lain.

Rasullullah SAW menempatkan khianat sebagai salah satu tanda munafik. Dikatakan bahwa “Tanda munafik itu ada tiga: apabila berbicara, dia dusta; apabila berjanji, dia ingkar; dan apabila dipercaya, dia khianat.” (HR Bukhari dan Muslim).

Namun, penting kita pahami bahwa nifak mengandung arti lebih luas dari pada khianat. Nifak mengandung arti curang terhadap ajaran Allah dan Rasul-Nya. Khianat mengandung arti curang terhadap janji yang dibikinnya dan culas terhadap kepercayaan (amanah) yang diberikan kepadanya.

Khianat terhadap diri sendiri, misalnya, mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah kepadanya tanpa alasan syari. Contohnya, mengharamkan makanan dan/atau minuman yang secara faktual telah dinyatakan kehalalannya dalam kalam Allah atau sabda Rasul-Nya.

Khianat terhadap Allah dan Rasul-Nya, misalnya, mengingkari perkara yang disyariatkan Allah dan Rasul-Nya. Contohnya, mengabaikan perintah shalat fardhu padahal tidak ada udzur syari, mengabaikan perintah zakat padahal sudah nisab, dan mengabaikan perintah pergi haji padahal sudah istithaah.

Lebih jauh, mengutip pendapat Hasan bin Ali bin Abi Thalib yang dimaksudkan khianat terhadap Allah dan Rasul-Nya tidak sebatas meninggalkan aturan agama, tetapi juga menyempitkan aturan agama.

Ambil contoh: menyempitkan agenda dakwah, tarbiyah, dan khidmat kepada sesama dikait-kaitkan dengan untung rugi secara finansial. Khianat terhadap orang lain, misalnya, tidak membuktikan janji-janjinya terhadap orang lain dan amanah yang diberikan orang lain kepadanya.

Contohnya, presiden atau wakil presiden tidak dengan sungguh-sungguh membuktikan janji-janji kampanyenya. Padahal, disebabkan janji-janji kampanyenya itulah rakyat telah memilihnya.

Khianat terhadap diri sendiri, khianat terhadap Allah dan Rasul-Nya, dan khianat terhadap orang lain itu hukumnya terlarang (haram). Risiko ketiga-tiganya tidak ada yang ringan.
Dengan begitu, pastikan bahwa khianat bukan tabiat kita sebagai Muslim. Sehingga, khianat dalam level mana pun semestinya kita hindari.

Allah SWT berfirman, “Hai, orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang diberikan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS al-Anfal [8] : 27).

Dalam ayat lain, “Dan, jika kamu mengetahui pengkhianatan dari suatu golongan maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang-orang yang khianat.” (QS al-Anfal [8] : 58).

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak sempurna iman seseorang yang tidak memiliki sikap (perilaku) amanah.” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban).

Menariknya, Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu mengkhianati orang yang mengkhianatimu.” (HR Ahmad, Thabrani, Ibnu Hibban, dan al-Bazzar). Wallahu alam.

Rabu, 02 Desember 2015

2016 Kemenag Tidak Lagi Mengelola Dana Haji


Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nur Syam mengungkapkan, pada 2016 Kementerian Agama tidak lagi mengelola keuangan haji karena Badan Pelaksana Keuangan Haji (BPKH) sudah dalam tahap persiapan final.
“Salah satu poin pelaksanaan haji tahun depan adalah Kemenag tidak lagi mengelola keuangan haji. Itu akan menjadi domainnya BPKH,” ujarnya dalam rapat koordinasi pempinan Kanwil Kemenag Kalsel di Banjarmasin 28-29 November.
Selain pemerintah membentuk BPKH itu, kata dia, keuangan haji nantinya juga diawasi Dewan Pengawas Keungan Haji yang juga dibentuk di luar Kementerian Agama. “Ini penting dilakukan, agar dana abadi umat di bidang haji ini bisa terkelola dengan baik, demikian kebijakan Kemenag tahun depan,” tuturnya.
Kebijakan ini, ujar Nur Syam, sebagai langkah menihilkan kritikan-kritikan miring selama ini tentang pengelolaan keuangan haji yang langsung dilaksanakan Kementerian Agama sebagai penyelenggara hingga kedepannya bisa lebih trasparan dan dipercaya.
Dia menyatakan, Kementerian Agama terus berupaya meningkatkan pelayanan penyelenggaraan ibadah haji, termasuk hal yang sensitif tentang keuangan haji yang sangat besar ini agar terkelola dengan baik dan amanah.
Intinya, ujar dia, penyelenggaraan haji bisa berjalan lancar, sukses dan hak jamaah bisa melaksanakan ibadah rukun Islam yang ke-5 ini dengan nyaman, baik, dan pulang dengan membawa haji mabrur.
Sejauh ini, kata dia, pelaksanaan haji sudah berjalan baik. Kementerian Agama sebagai penyelenggaranya sudah bekerja sangat maksimal, meski ada beberapa tragedi yang menyebabkan jamaah haji Indonesia menjadi korban pada pelaksanaan haji tahun ini.
“Pemerintah dan Kemenag sangat berduka dengan korban jiwa tragedi di Mina dan jatuhnya crane di Masjidil Haram pada musim haji tahun ini, semoga keluarga korban bisa tabah dan mengikhlaskannya,” katanya.

Jumat, 27 November 2015

Semangat Pesantren Memberi Bukan Meminta


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri dan juga Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah, KH Mahrus Amin mengatakan pesantren telah ada sebelum Indonesia berdiri. Semangatnya ketika itu adalah memberi untuk Indonesia, bukan meminta.

"Nah, bagi pesantren yang berdiri setelah Indonesia merdeka, semangat ini tidak boleh hilang. Pesantren harus terus bekerja dan berpikir apa yang bisa diberikan untuk kemajuan Indonesia," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (27/11) malam.

Wakaf menjadi bagian terpenting kepeloporan Darunnajah dalam berpartisipasi aktif mensejahterahkan umat Islam dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selain tanah, Darunnajah memiliki berbagai macam aset wakaf seperti lembaga pendidikan, bangunan, perkebunan, pertanian, dan lain sebagainya. Aset wakaf tersebut memerlukan manajemen pengelolaan yang baik agar menjadi produktif.

Darunnajah saat ini memiliki 17 cabang Pesantren di seluruh Indonesia serta lembaga pendidikan dari TK hingga perguruan tinggi. Pesantren ini didirikan pada tahun 1961 oleh KH Abdul Manaf Mukhayyar, Alm Letkol (Purn) Drs H Kamaruzzaman dan KH Mahrus Amin.

KH Abdul Manaf Mukhayyar selain ulama juga merupakan pejuang kemerdekaan Indonesia. Dia turut memanggul senjata di sekitar Rawabelong, Kebayoran Lama dan Palmerah. Majalah Pesan tahun 1989 menjelaskan Abdul Manaf dan ayahnya juga membuka dapur umum untuk para pejuang di masa revolusi fisik. Saat ini Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami adalah  KH Mahrus Amin dan H Sofwan Manaf.

Rabu, 25 November 2015

Menebar Damai Menuai Surga

Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk sering-sering merasakan lapar dan dahaga karena dapat mengetuk pintu surga.

Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk sering-sering merasakan lapar dan dahaga karena dapat mengetuk pintu surga.
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Abdul Syukur

Dalam kitab shahihnya, Imam Muslim menyebutkan sebuah hadis riwayat dari Abu Hurairah RA yang menyatakan, Rasulullah SAW pernah bersabda kepada para sahabat, “Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai antar sesama. Maukah kalian, aku tunjukkan suatu perbuatan, jika kalian melakukannya, maka kalian akan saling mencintai, yaitu tebarkan salam di antara kalian.”

Hadis ini menegaskan syarat-syarat yang harus dilakukan seseorang jika ingin masuk surga, dan syarat-syarat ini saling berkelindan antara yang satu dengan yang lain.

Pertama, orang tersebut harus beriman. Iman dalam arti yang sesungguhnya, yaitu mempercayai adanya Allah SWT, dan meyakini Allah SWT merupakan Tuhan alam semesta, Yang Maha Pencipta dan Mahakuasa atas segalanya.

Percaya adanya malaikat-malaikat Allah, dan meyakini bahwa mereka tidak pernah membangkang kepada Allah SWT dan selalu melaksanakan semua perintah-perintah-Nya.

Percaya bahwa Allah SWT menurunkan kitab suci sebagai pedoman bagi umat manusia, agar mereka selamat di dunia dan akhirat. Percaya bahwa Allah SWT mengutus para nabi dan para rasul untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar.

Percaya akan adanya hari kiamat dan kehidupan setelahnya sebagai hari pembalasan. Dan percaya akan qadha dan qadar yang telah Allah tentukan bagi segenap makhluk-Nya.

Kedua, saling mencintai antarsesama. Ini merupakan syarat seseorang untuk bisa beriman. Karena tanpa adanya syarat ini, seseorang tidak bisa disebut beriman. Mencintai sesama maksudnya adalah memperlakukan orang lain sama dengan dirinya.

Jika ia senang diperlakukan dengan baik oleh orang lain, maka senyatanya orang lain juga ingin diperlakukan dengan baik pula olehnya.
Demikian juga sebaliknya, ketika ia tidak ingin diperlakukan buruk oleh orang lain, maka orang lain juga tidak ingin mendapat perlakukan yang tidak baik darinya.

Dalam hadis yang lain disebutkan, “Tidak beriman seseorang dari kalian sampai ia mencintai sesuatu untuk orang lain, sebagaimana ia mencintainya untuk dirinya sendiri.” (HR Bukhari).

Bahkan dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Syuraih Nabi Muhammad SAW sampai bersumpah tiga kali, “Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman!” Para sahabat bertanya, “Siapa wahai Rasulullah?” Nabi menjawab, “Orang yang membuat orang-orang dekatnya tidak aman dari keburukannya.” (HR Bukhari).

Dari berbagai hadis ini, syarat agar seseorang mendapat kesempurnaan iman, maka ia harus mencintai antarsesama manusia, bahkan sesama makhluk Allah.

Dan di antara bukti kecintaan seseorang pada orang lain adalah ia memperlakukan orang lain sebagaimana ia ingin diperlakukan oleh orang lain.

Ketiga, menyebarkan salam. Ini merupakan petunjuk dari Nabi SAW agar seseorang bisa mencintai antarsesama manusia. Menyebarkan salam maksudnya setiap bertemu orang mengucapkan, Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh yang artinya kita mendoakan mereka, Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkahnya tercurah pada kalian!

Jika ada orang yang setiap bertemu orang lain selalu menyampaikan pesan damai ini, maka orang yang ada di sekitarnya akan merasa aman, nyaman dan damai. Sehingga orang tersebut akan dicintai oleh masyarakat sekitarnya.

Jika ketiga syarat ini terpenuhi, yaitu menyebarkan salam, saling mencintai antarsesama dan mendasari keduanya dengan keimanan, maka ia pantas masuk surga dengan damai.

Jumat, 20 November 2015


Cukup Lakukan Ini Selama Dua Menit Setiap Malam, Maka Kamu Akan Terhindar Dari Azab Kubur

Posted on 28/10/2015 by Ayat Al Akrash in Aqidah, Ibadah with 1 Comment

Oleh : Syekh Hassan Ali

Syahida.com – Jika aku memberitahumu cukup melakukan hal berikut ini selama dua menit… Dua setengah menit setiap malamnya, maka tidak akan ada azab kubur untukmu.


Ilustrasi.

Siapa yang ingin melakukan ini? Setiap malam selama dua setengah menit? Segala yang harus kau lakukan adalah membaca Surat Tabarak, surat ke-67 (Surat Al-Mulk), cukup baca itu setiap malam.


Maka ketika kau meninggal, mereka akan menguburmu, dan kau akan berada di kuburmu, tapi tidak ada azab kubur untukmu karena kau membaca Surat Al Mulk setiap malam.

Sebagian riwayat menyebutkan untuk membaca Surat Sajadah juga, tapi sebagian riwayat hanya menyebutkan Surat Al Mulk saja.

Aku ingin memudahkannya padamu, cukup Surat Al Mulk saja.

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, ““Barangsiapa membaca “Tabarokalladzi bi yadihil mulk” (surat Al Mulk) setiap malam, maka Allah akan menghalanginya dari siksa kubur. Kami di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menamakan surat tersebut “al Mani’ah” (penghalang dari siksa kubur).  Dia adalah salah satu surat di dalam Kitabullah. Barangsiapa membacanya setiap malam, maka ia telah memperbanyak dan telah berbuat kebaikan.” (HR. An Nasai).

Dari Ibnu Abbas, ia berkata; “Sebagian sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat kemah di atas pemakaman, ternyata ia tidak mengira jika berada di pemakaman, tiba-tiba ada seseorang membaca surat Tabaarokalladzi bi yadihil mulk (Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan) “, sampai selesai. Kemudian dia datang kepada Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata; “Wahai Rasulullah sesungguhnya, aku membuat kemahku di atas kuburan dan saya tidak mengira jika tempat tersebut adalah kuburan, kemudian ada seseorang membaca surat Tabarok (surat) Al Mulk sampai selesai, ” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dia adalah penghalang, dia adalah penyelamat yang menyelamatkannya dari siksa kubur.” Abu Isa (HR. At Tirmidzi). [ANW/Syahida.com]